Virus Corona
Hendak Jemput PDP yang Kabur, Petugas Medis Berpakaian APD Lengkap Ini Malah Diusir Warga
Warga di Desa Tamilaouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah mengusir sejumlah petugas berpakaian APD lengkap saat akan menjemput PDP yang kabur
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Penolakan terhadap petugas medis yang menangani Covid-19 kembali terjadi.
Kali ini terjadi di Desa Tamilaouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (29/5/2020) sore.
Aksi ini pun terekam kamera dan beredar di media sosial.
• Viral Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie Selfie Ramai-ramai saat Corona: Enggak Bisa Ditahan
• Mahfud MD Dikritik Komnas Perempuan karena Candaannya soal Istri dan Corona: Sangat Tak Bijaksana
Dikutip dari Kompas.com, Senin (1/6/2020), para petugas medis berpakaian alat pelindung diri (APD) lengkap itu bermaksud menjempu seorang PDP (pasien dalam pengawasan) yang kabur.
Meski berstatus PDP, pasien tersebut memang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Namun saat petugas medis ber-APD datang menjemput, warga justru mendorong, mengusir dan meneriaki petugas.
"Woe woe, bale bale (balik), di sini seng (tidak) ada corona!" teriak warga.
Diketahui, pasien berinisial AT tersebut masuk ke RSUD Masohi dengan gejala diabetes pada Rabu (27/5/2020).
Setelah dilakukan rapid test, hasilnya reaktif sehingga pasien itu harus dirawat sambil menunggu diambil sampel lendir tenggorokannya.
Akan tetapi, pasien tersebut malah pulang ke kediamannya secara diam-diam.
"Tapi Jumat pagi itu pasien keluar dan pulang ke kampungnya secara diam-diam," kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku Tengah Jenny Adijaya melalui sambungan telepon, Sabtu (30/5/2020).
• Viral Pria Umumkan 10 Orang yang Utang Padanya Capai Rp 16,4 Juta, Anggap Lunas: Nagih Tak Direspons
• Polisi Telusuri Video Viral Pasangan Remaja yang Berbuat Asusila di Pinggir Jalan saat Hujan
Pejabat Desa Tamilouw, Rustandi Wailissa, mengatakan pasien tersebut pulang dari rumah sakit dijemput oleh keluarganya.
Pihak keluarga merasa tidak puas dengan penanganan medis terhadap pasien tersebut.
"Pihak keluarga ini mengaku AT diperlakukan dengan tidak baik, makanya keluarga membawa pulang pasien ke kampung tanpa izin rumah sakit,” ujar Rustandi.
Rustandi menyebut penolakan warga terjadi lantaran mereka belum teredukasi dengan baik.