Terkini Nasional
Diteror, Yunarto Wijaya Sempat Ditabrak Truk seusai Pilpres 2019: Kalau Gak Banting Setir, Gue Habis
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya hampir kehilangan nyawa setelah mobil yang dikendarainya ditabrak sebuah truk.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya hampir kehilangan nyawa setelah mobil yang dikendarainya ditabrak sebuah truk.
Dilansir TribunWow.com, Yunarto pun enggan menghubungkan kejadian itu dengan ancaman pembunuhan yang sempat dialaminya.
Yunarto bahkan mengaku sudah mengalami ancaman pembunuhan sejak 2014 lalu.
Namun, ancaman paling parah dialaminya seusai Pilpres 2019 lalu.

• Mahfud MD Dikritik Komnas Perempuan karena Candaannya soal Istri dan Corona: Sangat Tak Bijaksana
• Bukan Orang Sembarangan, Pria Kusam dan Kumal Sangat Dihormati di Kampung, Orang Lewat Cium Tangan
Pengakuan tersebut disampaikannya melalui kanal YouTube Robert Harianto, Jumat (8/5/2020.
"Sempat 2014 itu sudah mulai (ada ancaman), tapi puncaknya itu 2017, jauh lebih kacau. 2019 puncaknya lo tahu lah sampai gue diancam dibunuh," kata Yunarto.
"Sebenarnya enggak sebatas apa yang dikeluarin berita ya, ini gue belum pernah buka di media."
Yunarto mengatakan, sejak 2014 ia tak pernah mengetahui nyawanya benar-benar menjadi incaran pihak tertentu.
Ia mengaku, ancaman paling parah dialaminya mendekati saat kerusuhan menentang keputusan hasil Pilpres 2019 pada 21-22 Mei 2019 lalu.
"Ada momen ketika dari 1 Mei (2019) itu gue udah dijagain sama anti-teror dari Polri," ucap Yunarto.
"Gue sendiri baru tahu cerita detail gue pengin dibunuhnya itu 23 Mei (2019) pagi, setelah 22 Mei (2019) ditangkap beberapa pelaku kerusuhan."
Lebih lanjut, Yunarto menyebut saat itulah dirinya menyadari bahwa dirinya benar-benar mengalami ancaman yang serius.
• Kembali Ungkit Pilpres 2019, Yunarto Wijaya Singgung Nama Prabowo: Tapi Jujur, Jokowi Lebih Baik
Pasalnya, sebelumnya menurut Yunarto kepolisian tak menceritakan betul ancaman yang diarahkan kepadanya selama ini.
"Kita tahu 21-22 Mei (2019) ada kerusuhan di Sudirman, tanda kutip ya lempar-lemparan segala macam."
"Sudah ditangkap orang-orangnya, gue baru tahu ternyata seserius itu. Tadinya pihak Polri itu terbukanya setengah doang karena mungkin gue juga panik dan segala macam."
Yunarto menyatakan, pernah ditabrak sebuah truk saat tengah mengendarai mobil.
Meskipun sudah mendapat penjagaan dari kepolisian, Yunarto tetap tak bisa luput dari ancaman.
"Pada tanggal 18 Mei (2019) kalau enggak salah, gue sempat mengalami kejadian, walaupun waktu itu sudah dijaga," kata Yunarto.
"Gue sempat mengalami kecelakaan tunggal di tol dalam kota, gue naik mobil sendiri pengin acara bukber. Saat itu tiba-tiba dihajar sama truk dan dia kabur."
Ia menyatakan, kejadian itu terjadi saat melintasi tol dalam kota.
Saat tengah menyetir, mobil Yunarto tiba-tiba ditabrak sebuah truk.
Beruntung, Yunarto masih bisa menyelamatkan nyawanya.
"Truknya di depan, gue baru masuk nih tol, ada truk dan gue sebelah kiri, gue di tengah kan tiga jalur," kata dia.
"Tiba-tiba truknya oleng, gue rem jadi ngehajar sisi kiri mesin gue, pas gue rem kenceng kapnya sampai ngangkat. Dan di situ gue sadar kalau gue paksa rem enggak banting setir, gue habis. Jadi gua banting setir nekat, berharap di kanan kosong."
"Karena hari minggu kosong (lalu lintas), akinya mental, truknya kabur. Saat itu enggak sadar, cuma sadar kecelakaan biasa."
• Sebut Jakarta Mulai Dilanda Krisis Ekonomi akibat Pandemi, Kadin DKI: Keseluruhan Turun 60 Persen
Simak video berikut ini menit ke-5.56:
Ungkit Pilpres 2019
Pada kesempatan itu, sebelumnya Yunarto Wijaya blak-blakan mengungkit kembali soal Pilpres 2019 lalu.
Dilansir TribunWow.com, Yunarto Wijaya bahkan membandingkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Menurut dia, Jokowi lebih baik ketimbang Prabowo untuk menjadi seorang presiden.
• Dosen UII Diteror, Hendri Satrio Curigai Pengalihan Isu: Lagi-lagi dari Periode Pertama Pak Jokowi
Pada kesempatan itu, mulanya Yunarto kembali menyinggung soal Pemilu 2019 lalu.
"Kalkulasinya sih satu, kalau bicara sekedar idealisme kan karena gue yakin orang itu lebih bagus," kata Yunarto.
"Gue harus akuin sama lah dengan istilah pemilu itu memilih bagaimana menyingkirkan yang terburuk dari kepemimpinan nasional atau kepemimpinan dalam daerah itu."
Lantas, ia pun menyinggung nama Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selain Jokowi, ia juga menyebut Ahok adalah sosok terbaik sebagai seorang pemimpin.
"Dan kita enggak bicara Ahok orang yang terbaik, Jokowi orang yang terbaik," ujar Yunarto.
"Tapi jujur kalau lo bandingin Jokowi dengan Prabowo menurut gue Jokowi lebih baik."
Tak hanya itu, ia bahkan juga membandingkan Ahok dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
• Wali Kota Risma Beri Sambutan di Perayaan Ulang Tahun Surabaya, Ungkap Pesan dan Harapan untuk Warga
Dari ketiga tokoh itu, Yunarto menilai Ahok lah yang terbaik.
"Ketika lo bicara Anies dengan Agus dengan Ahok, Ahok yang terbaik, as simple as that (sesederhana itu -red)," ucap Yunarto.
"Yang kedua, sebenarnya yang lebih gue lihat juga dalam skema yang lebih besar termasuk mengenai porsi gue sebagai minoritas."
Dalam memilih seorang pemimpin, Yunarto mengaku enggan mendukung sosok yang menjual sentimen ras demi mendapatkan suara publik.
"Simple dong, gue enggak mau misalnya gue bicara kepentingan ego gue sebagai minoritas," ucap dia.
"Ketika kemudian yang berkuasa adalah orang yang menang dengan cara pemilu menjual sentimen ras."
Yunarto melanjutkan, alasannya cukup rasional untuk memilih seorang pemimpin.
"Selain berbahaya buat negara, itu juga berbahaya buat gue dan kalangan-kalangan yang masih distigmakan minoritas, itu kalau bicara egonya ya."
"Menurut gue ini suatu yang sifatnya rasional ketika gue berani mengambil posisi yang cukup tegas di situ," tandasnya. (TribunWow.com)