Virus Corona
Luruskan soal Kisruh Penggunaan Mobil PCR untuk Surabaya, Khofifah: Mudah-mudahan Miskomunikasi Saja
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meluruskan kisruh yang terjadi antara mobil PCR dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meluruskan kisruh yang terjadi antara mobil Laboratorium PCR dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Sebelumnya Risma mempertanyakan bantuan mobil PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk Kota Surabaya yang tidak kunjung datang dan justru dialihkan ke daerah lain.
Dilansir TribunWow.com dalam tayangan Youtube Official iNews, Sabtu (30/5/2020), Khofifah menyebut bahwa kejadian tersebut hanya sebuah miskomunikasi.

• Kasus Positif di Jawa Timur Capai 4.112, Ketua Tracing Covid: Mau Tak Mau akan Memasuki New Normal
Khofifah mengatakan bahwa BNPB sebenarnya memberikan bantuan bukan hanya untuk Surabaya, melainkan untuk Provinsi Jawa Timur.
Meski memang menurut Khofifah lebih diprioritaskan untuk Surabaya.
"Mudah-mudahan miss informasi saja, karena saya rasa sangat banyak media yang sudah publish bahwa BNPB itu memberikan support untuk Jawa Timur," ujar Khofifah.
"Jadi sebetulnya secara legal dan operasional ini didedikasikan untuk Jawa Timur," jelasnya.
Mantan Menteri Sosial itu mengatakan untuk hari pertama dan hari kedua sudah disiapkan untuk Surabaya.
Setelah itu kemudian menyusul adanya permintaan dari daerah lain di Jawa Timur, maka mobil PCR tersebut dialihkan ke Tulungagung dan Lamongan.
Dan menurutnya hal itu sudah dikoordinasikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Surabaya.
"Kemudian kita menyiapkan pertama kali justru untuk Surabaya, kemudian hari kedua juga untuk Surabaya," kata Khofifah.
"Setelah itu dikoordinasikanlah oleh Pak Dokter Doni kepada kepala Dinas Kesehatan Surabaya," sambungnya.
• Pastikan New Normal Dipertimbangkan Matang, Ali Ngabalin: Presiden Itu Tak Mau Rakyatnya Kelaparan
Dikatakan Khofifah, Tulungagung dan Lamongan juga menjadi dua daerah yang menjadi perhatian di Jawa Timur.
Terlebih untuk Tulungagung yang memiliki kasus meninggal meningkat menjadi nomor dua, di bawah Surabaya.
"Karena permintaan dari daerah cukup banyak dan angka yang juga muncul di beberapa titik misalnya Tulungagung PDP yang meninggal ini kedua terbesar setelah Surabaya, ya akhirnya ke Tulungagung lalu ke Lamongan," ungkapnya.