Breaking News:

Virus Corona

Kasus Baru Virus Corona Jatim Melonjak, Emil Dardak: 76 Persen Pasien Tak Merasa Terjangkit Covid-19

Emil Dardak mengatakan bahwa pasien Virus Corona di daerahnya banyak tanpa gejala, hal itu diungkapkan saat wawancara dengan Metro TV.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
channel Youtube Metrotvnews
Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak mengatakan bahwa pasien Virus Corona di daerahnya banyak tanpa gejala, hal itu diungkapkan saat wawancara dengan Metro TV pada Jumat (29/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Kasus Virus Corona di Provinsi Jawa Timur (Jatim) terus melonjak. 

Sedangkan pada Jumat (29/5/2020), terdapat 101 kasus baru Virus Corona.

Kini, Jatim menjadi daerah kedua terbanyak di Indonesia soal kasus positif Covid-19.

Emil Dardak mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya sudah sering mengatakan bagaimana cara penanganan Virus Corona di daerahnya.  Hal itu diungkapkan di acara Metro TV pada Jumat (29/5/2020).
Emil Dardak mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya sudah sering mengatakan bagaimana cara penanganan Virus Corona di daerahnya. Hal itu diungkapkan di acara Metro TV pada Jumat (29/5/2020). (Channel YouTube metrotvonenews)

 PSBB Tahap 3 DKI Jakarta Segera Berakhir, Ali Ngabalin: Makin ke sini Makin Bagus Perkembangannya

Pada wawancara dengan Metro TV pada Jumat, Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak mengatakan bahwa sebagian besar pasien positif Virus Corona di daerahnya tanpa gejala sesak nafas. 

Mulanya, Emil Dardak menjelaskan bahwa pihaknya sudah sering mengatakan bagaimana cara penanganan Virus Corona di Jatim.

"Sebenarnya sudah sering disampaikan, dari beberapa waktu yang lalu bahwa kita mengantisipasi kenaikan angka konfirmasi yang akan signifikan selama mungkin seminggu lebih dari sekarang ke belakang dan akan ke depan," ujar Emil Dardak dikutip dari channel YouTube Metrotvnews pada Sabtu (30/5/2020).

Ia menjelaskan bahwa Pemda Jatim telah meningkatkan kapasistas dalam pelacakan, pengecekan, dan penanganan pasien  (Tracing, Testing dan Treating).

"Karena dilakukannya 3T yaitu Tracing, Testing dan Treating jadi di tiga hal, kita sama-sama melakukan peningkatan kapasitas, secara Tracing yang diterjunkan untuk melakukan penelusuran ditambah," ungkap dia.

Bahkan pengecekan dengan rapid test juga telah ditingkatkan.

"Secara testing kapasitas kita, jadi tracing ini banyak kaitannya dengan ketersediaan rapid testing juga yang sudah meningkat sangat signifikan."

"Testing ini kemudian kemampuan kita melakukan PCR atau swab dan treating mau dikemanakan pasiennya," ujar Emil.

 Segera New Normal di Bogor, Bima Arya Sebut Belum Tentu Sekolah Siap Dibuka: Kalau Pasar, Toko Bisa

Emil menjelaskan bahwa dari 700 pasien positif Virus Corona, rupanya sebagian besar merupakan pasien tanpa gejala sesak napas.

Sehingga, sebagian besar mereka juga tidak merasa terjangkit Covid-19.

"Sebagaimana kita ketahui dari survei yang dilakukan terhadap 700 lebih pasien yang confirm positif Covid-19 oleh tim kuratif yang ternyata memiliki gejala medis sesak nafas itu sekitar 24 persen."

"Artinya 76 persen kemungkinan besar ini tidak merasa gejala yang dianggap Covid karena mereka baru merasa Covid kalau sudah mulai ada gangguan napas," jelas Emil.

Akibatnya, kini Pemda Jatim harus membagi-bagi mana pasien yang harus segera dilakukan perawatan intensif.

"Jadi inilah kenapa kemudian dari hasil testing ini kita juga harus bisa mengklasifikan kepada pasien yang gejalanya sedang menuju ringan, atau bahkan ringan."

"Ini kalau kita akan melakukan segregasi yang sedang menuju ke berat, di mana sedang menuju ke berat itulah yang akan menjadi fokus rumah sakit rujukan yang memiliki kapasitas rawat intensif dibanding rumah sakit lapangan atau tambahan yang saat ini dioperasionalkan," ucapnya.

 Soal Corona, Hasil Survei Tunjukkan Banyak yang Tak Puas dengan Jokowi, Paling Banyak Alasan Bansos

Lihat videonya mulai menit ke-1:09:

New Normal di Jawa Timur

Ketua Rumpun Tracing Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso menyinggung mengenai tatanan normal baru di Jawa Timur.

Kohar menyebutkan bahwa pada waktunya nanti, Jawa Timur akan memasuki masa new normal, yakni masa dimana terdapat perubahan budaya untuk menyesuaikan dengan keberadaan Virus Corona.

Oleh karenanya, ia mengimbau agar masyarakat mau menerapkan protokol kesehatan secara seksama baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Ilustrasi penanganan pasien Covid-19. Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH
Ilustrasi penanganan pasien Covid-19. Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH (TRIBUN/CECEP BURDANSYAH)

 

 Ungkap Alasan Jawa Timur Memiliki Banyak Kasus Baru, Doni Monardo: Potensi Klaster Sangat Tinggi

Seperti yang diwartakan Kabar Siang tvOne, Kamis (28/5/2020), Jawa Timur telah menjadi satu diantara beberapa provinsi yang banyak menyumbang kasus positif Covid-19.

Pada Kamis siang, tercatat jumlah kasus di Jawa Timur mencapai 4.112 kasus positif.

Menurut data yang didapat, Kohar mengatakan bahwa sebagian besar kasus di Jawa Timur berada di Kota Surabaya.

"Data yang ada pada kami sekarang ini jumlah kasus yang confirmed itu 4.112, kemudian sekitar 53 persennya ada di Surabaya," kata Kohar.

Namun ia menjelaskan bahwa tidak seluruh dari jumlah tersebut merupakan pasien yang perlu perawatan.

Beberapa diantaranya adalah pasien tanpa gejala yang tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, namun harus diisolasi.

"Ini sebanyak 4.112 ini bukan orang yang sakit semata, tapi adalah 44 persen dari PDP ini pasien dalam pengawasan, 43 persen itu OTG, orang tanpa gejala, kemudian yang sisanya itu dari ODP, jadi tidak semuanya dalam kondisi sakit, tapi confirmed ada virusnya," terang Kohar.

Menurut perhitungan kasar, di Surabaya sendiri ada sekitar 1000 pasien positif yang memerlukan perawatan.

"Yang kita perlu berhitung lebih detail itu di daerah Surabaya, karena kalau kita perhitungkan tadi sekitar 53 persennya, jadi kalau 44 persen itu OTG, berarti ada seribuan lebih kasus yang memang perlu dirawat inap," lanjutnya.

Oleh karenanya, untuk menampung jumlah pasien yang membludak, pihaknya telah menyiapkan sejumlah rumah sakit darurat.

"Kalau dari perhitungan kita memang ini angka yang cukup mengkhawatirkan oleh karena ini kemudian Jawa Timur mengembangkan rumah sakit darurat," kata Kohar.

"Kalau rumah sakit ini sudah running, insya allah nanti bisa mencapai 500 tempat tidur, insya allah masalah telah terkendali dengan seksama," imbuhnya.

Kemudian Kohar menyoroti mengenai wacana tatanan normal baru atau new normal yang mau tak mau harus dijalani masyarakat pada waktunya nanti.

"Mau tidak mau nanti kita akan memasuki masa new normal, dimana ada perubahan budaya dengan menyesuaikan di semua sektor menyesuaikan dengan keberadaan Covid ini sendiri," singgung Kohar.

"Kalau nanti Covid-nya sudah ada vaksinnya kita bisa berantas dengan vaksinasi, tapi selama belum nemu vaksinnya kan berati virusnya masih bisa di mana-mana," tambahnya.

Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk bersiap dan senantiasa memperhatikan tatanan new normal tersebut melalui sejumlah aspek.

"Masyarakat hendaknya perlu memperhatikan baik new normal ini secara individual, sosial, maupun spesial," ujarnya.

 Jokowi Instruksikan Penanggulangan Covid-19 Difokuskan ke Jawa Timur: Betul-betul Saya Minta

Ia lalu menjelaskan terkait pengertian dari tiap aspek tersebut yang masing-masingnya harus diterapkan secara sungguh-sungguh.

Hal ini bertujuan untuk menekan penyebaran Virus Corona serta mengurangi risiko gejala virus tersebut.

"Individual itu individu memperhatikan untuk memakai masker, cuci tangan, jaga jarak kemudian menjaga imunitas," jelas Kohar.

"Di aspek sosial maka social distancing, kemudian protokol kesehatan serta solidaritas dan semua kegiatan yang sifatnya pakai online akan berkembang."

Sedangkan untuk aspek khusus atau aspek spesial, berkaitan dengan beberapa orang yang rentan terhadap Covid-19.

Golongan orang ini adalah mereka yang memiliki penyakit penyerta dan orang-orang berusia lanjut yang bila terjangkit virus tersebut bisa berakibat fatal.

"Yang spesial ini karena orang-orang tertentu, prone, bisa terjadi mortalitas yaitu orang-orang yang punya comorbid, hendaknya ini kita bisa lakukan pencegahan, pengendalian, dan proteksi," kata Kohar.

"Artinya mereka yang ada comorbid ini kita perlu perhatikan masalah penyekat, pengendalian dan proteksi pada mereka supaya jangan sampai meninggal," pungkasnya.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-03:00:

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Via)

Tags:
Covid-19Virus CoronaJawa TimurEmil Dardak
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved