Breaking News:

Virus Corona

Guru Besar UI Sebut Semua Komunikasi Corona Tak Bisa Dibebankan pada Achmad Yurianto: Pak Yuri Fokus

Professor Ibnu Hamad menilai semua hal terkait komunikasi pemerintah masalah Covid-19 tak bisa dibebankan pada Achmad Yurianto.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Youtube/KompasTV
Professor Ibnu Hamad menilai semua hal terkait komunikasi pemerintah masalah Covid-19 tak bisa dibebankan pada Achmad Yurianto. Hal itu diungkapkan Professor Ibnu Hamad di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (28/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Ilmu Komunikasi UI, Professor Ibnu Hamad menilai semua hal terkait komunikasi pemerintah masalah Covid-19 tak bisa dibebankan pada Achmad Yurianto.

Hal itu diungkapkan Professor Ibnu Hamad di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (28/5/2020).

Menurut Ibnu Hamad, Achmad Yurianto alias Yuri harus fokus soal wabah Covid-19 itu sendiri.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto di Gedung BNBP yang tayang di kanal Youtube metrotvnews, Rabu (20/5/2020).
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto di Gedung BNBP yang tayang di kanal Youtube metrotvnews, Rabu (20/5/2020). (Youtube/metrotvnews)

Mantan Jubir SBY Timpali Qodari yang Sayangkan Jokowi Turun Langsung ke Mal: Lalu Kenapa Ada Jubir?

"Jadi saya bisa paham Pak Yuri begitu karena Pak Yuri fokus."

"Jadi tidak bisa mengerjakan lebih luas karena itu harus ada level yang lebih tinggi lagi yang bisa menjelaskan lebih luas lagi," ujar Ibnu.

Pasalnya masalah Virus Corona melibatkan berbagai bidang kehidupan.

Tak hanya bisa dibebankan pada Yuri saja.

"Karena pandemi ini bukan sekedar wabah, kan ada sosial, agama, ekonomi segala macam, ada psikologi bahkan, ada rasa takut, kecewa, marah dan sebagainya itu kan, harus ada level yang tinggi."

"Tidak bisa Pak Yuri fokus di situ," kata dia.

Ungkap Alasan Jawa Timur Memiliki Banyak Kasus Baru, Doni Monardo: Potensi Klaster Sangat Tinggi

Menurut Ibnu, komunikasi juga tak cukup dibebankan pada Kepala Satuan Tugas Covid-19 Doni Monardo.

Ibnu menilai harus ada pembicara yang lebih makro, dalam hal ini Ibnu menyebut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia

"Mungkin kalau pun mau menyebut Pak Doni pun tidak bisa, tidak cukup, karena saya menyebutnya level messo juga Pak Doni, messo, makronya mungkin seperti disebut Bang Andi tadi Menko Kesra."

"Sekarang Menko PMK karena dia ada soal wabah, soal bencana, soal sosial, soal agama, soal pendidikan," jelas Ibnu.

Sekali lagi Ibnu mengatakan bahwa pandemi Covid-19 itu sangat kompleks.

"Karena pandemi sekarang Covid-19 ini luar biasa eskalasi masalahnya tidak hanya pada penyakitnya," lanjutnya.

Doni Monardo: Kalau Kita Ingin Memutus Penularan Corona, maka 2 Minggu Terakhir adalah Waktu Terbaik

Lihat videonya mulai menit 4-50;

Tanggapan Jokowi Lebih Sering Dapat Respon Negatif saat Corona

Guru Besar Ilmu Komunikasi UI, Professor Ibnu Hamad menjawab soal mengapa pernyataan pemerintah saat ini sering direspon negatif oleh masyarakat.

Hal itu diungkapkan Professor Ibnu Hamad di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (28/5/2020).

Satu di antara pernyataan yang mendapat respon negatif adalah masalah New Normal.

 Adaptasi New Normal, Sekolah di Kediri akan Masuk Seminggu Sekali, Kadin Pendidikan: 10-15 Anak

"Apa yang menurut Anda tidak dilakukan oleh pemerintah sehingga apapun yang dilakukan pemerintah selalu direspons negatif oleh publik."

"Yang salah mereka memang pada dasarnya enggak suka pada Jokowi, atau ini suara-suara kritis warga," tanya Rosiana Silalahi sang presenter.

Mulanya, Ibnu Hamad menyinggung soal peninjauan persiapan New Normal di Summarecon Mall Bekasi yang justru membuat masyarakat salah persepsi.

Menurut Ibnu Hamad tak ada penjelasan yang jelas mengenai hal tersebut.

"Saya ingin mengomentari yang Bekasi itu dulu, saya ikuti beritanya sebelum jam 13 pagi tadi lah bahwa Pak Jokowi bakal ke Bekasi meresmikan mall begitu bahasanya di online-online."

"Di situ tampaknya tidak ada yang menjelaskan di balik ke Bekasi dari segi kebijakan itu memang tidak ada yang menjelaskan dikaitkan dengan New Normal dengan usaha apa, orientasinya ke mana," jelas Ibnu Hamad.

 Jokowi Tinjau Langsung Mall Diduga karena Memang Suka Blusukan, Ade Armando: Enggak Bisa, Ini Krisis

Karena kurang jelasnya pesan yang disampaikan, presiden justru dianggap tengah meresmikan pembukaan mall.

"Jadi persepsi publik banyak mau meresmikan mall akhirnya," katanya.

Menurut Ibnu, seharusnya ada tim komunikasi yang lekat dengan presiden seperti Juru Bicara era Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Andi Mallarangeng.

"Sekali lagi ini diperlukan tim komunikasi yang bukan hanya bekerja seperti Pak Andi Malaranggeng itu yang tiap hari dekat dengan presiden."

"Jadi kalau setiap saat ditunjuk Jubir, Jubir yang harus lekat dengan Pak Presiden kalau perlu dipanggil 3 kali sehari," ujar Ibnu.

Bila perlu Ibnu menyarankan Jokowi bisa berkomunikasi dengan jubirnya tiga kali sehari.

"'Saudara saya melakukan ini, saya mau melakukan ini tolong jelaskan ke masyarakat', mestinya begitu."

"Kalau perlu sekali tiga kali sehari," ujar dia.

 Jokowi Tinjau Persiapan New Normal di Mal, M Qodari: Seharusnya Tak Boleh Ada Pak Presiden di Sana

Saat ditanya Rosi apakah masalah komunikasi menjadi alasan mengapa pemerintah sering dikritik, Ibnu lantas membenarkan.

"Iya di era medsos banyak suara itu biarin saja, tapi kepastian dari suara resmi dari pemerintah itu harus konsisten."

"Karena dalam era sekarang benarpun bisa disalahkan," ujarnya.

Sedangkan, hal yang dianggapnya tidak konsisten, Ibnu menjawab adanya dua kebijakan yang tidak sinkron.

Di satu sisi masih menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sisi lainnya ingin segera menerapkan New Normal.

"Di satu sisi PSBB masih ingin ditegakkan, dilakukan tapi di sisi lain ada pelonggaran, jadi ini mana yang mau dipegang," ucapnya.

 Sebut Tak Ingin Warga Kelaparan Jadi Alasan Jokowi Pilih New Normal, Ngabalin: Saya Pastikan

Lihat videonya mulai menit ke-10:25:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Achmad YuriantoUniversitas IndonesiaVirus Corona
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved