Breaking News:

Virus Corona

Viral Cuitan Twitter Dokter Ungkap Buruknya Penanganan Corona di Surabaya, Pemkot Beri Klarifikasi

Viral cuitan dokter di Twitter dengan akun @cakasana yang mengungkap buruknya penanganan Covid-19 di Surabaya.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
Cuitan Twitter @cakasana via Channel Youtube KompasTV
Viral cuitan dokter di Twitter dengan akun @cakasana yang mengungkap buruknya penanganan Covid-19 di Surabaya. Hal itu dicuitkan pada Rabu (27/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Viral cuitan dokter di Twitter yang mengungkap buruknya penanganan Covid-19 di Surabaya.

Dalam cuitan dokter dengan akun Twitter @cakasana itu menyebut fasilitas kesehatan di 15 rumah sakit rujukan berbeda-beda.

Bahkan, akun itu juga menyebut bahwa pemakaman jenazah pasien Covid-19 cukup mahal.

Dalam cuitan dokter dengan akun Twitter @cakasana itu memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas informasi yang telah ia buat dan sebar
Dalam cuitan dokter dengan akun Twitter @cakasana itu memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas informasi yang telah ia buat dan sebar (Cuitan Twitter @cakasana via Channel Youtube KompasTV)

 

Reaksi Donald Trump terkait Angka Kematian Pasien Covid-19 di AS Lebih dari 100.000

Namun, tak berselang lama akun @cakasana memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas informasi yang telah ia buat dan sebar.

Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV pada Kamis (28/5/2020), Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ternyata sudah mendengar cuitan tersebut.

Koordinator Protokol Komunikasi Gugas Covid-19 Surabaya, M Fikser membantah apa yang telah diungkap dokter itu.

Ia menegaskan bahwa pihaknya sudah memberikan 60 ribu lebih Alat Pelindung Diri (APD) kepada tenaga medis di Surabaya.

"Jadi kemarin kita mengikuti perkembangan di media sosial ada utas di Twitter yang membahas bahwa Pemerintah Kota Surabaya tidak mau memperhatikan tenaga medis yang ada di rumah sakit," ujar M Fikser.

"Jadi perlu kami klarifikasi, yang pertama, kami sudah memberikan bantuan untuk APD kurang lebih 60 ribu lebih yang kami bagi rata," jelasnya.

Ia mengakui bahwa Pemkot Surabaya tidak sampai mengintervensi apakah APD itu benar-benar sampai ke tenaga medis.

"Pemerintah Kota itu adil semua rumah sakit diberikan APD. Nah APD itu diharapkan digunakan untuk tenaga medis saat bertugas."

"Persoalannya, apakah bantuan itu sampai tenaga medis yang bertugas itu kan kita Pemerintah Kota tidak sampai intervensi di situ," katanya.

Respons Kebingungan Netizen soal New Normal, Dokter Tirta: Covid Itu Tidak Bisa Hilang Layaknya TBC

Namun, jelas M Fikser, pihaknya memiliki bukti bahwa APD langsung diberikan ke tenaga medis.

Wali Kota Tri Rismaharini sendiri yang mendistribusikan APD.

"Tetapi kami memiliki data bahwa seluruh APD yang diberikan yang ada Pemerintah Kota hari itu juga kami langsung distribusikan."

"Bahkan, Wali Kota Ibu Risma yang mendistribusikan itu," terang dia.

Lalu, M Fikser juga menegaskan Pemkot Surabaya terbuka dalam menangani Virus Corona.

"Di samping itu mereka juga mengritisi penanganan Covid, saya kira Pemerintah Kota sangat terbuka melaksanakan apa penanganan Covid ini secara masif," sambungnya.

Koordinator Protokol Komunikasi Gugas Covid-19 Surabaya, M Fikser membantah apa yang telah diungkap dokter @cakasana. Hal itu diungkapkan pada Kompas TV Kamis (28/5/2020)
Koordinator Protokol Komunikasi Gugas Covid-19 Surabaya, M Fikser membantah apa yang telah diungkap dokter @cakasana. Hal itu diungkapkan pada Kompas TV Kamis (28/5/2020) (Channel Youtube KompasTV)

Hal itu, paparnya, dibuktikan dengan adanya rapid test dan swab test secara masal.

Laboratorium juga diminta terbuka untuk memberikan data hasil pengecekan.

"Kita ingin tidak seperti gunung es, kita ingin membongkar tabir gelap di bawah itu artinya melakukan rapid test secara masal, reaktifnya semua kita ajukan untuk swab."

"Dan terus menerus kita buka ini jadi kita lakukan pemeriksaan, pemeriksaan, laboratorium itu untuk membuka itu semua," terangnya.

Indonesia Sambut New Normal, Berikut Protokol Kesehatan Covid-19 yang Harus Dilakukan

M Fikser lantas mengimbau dokter itu jika memang ada kekurangan bisa langsung berdiskusi dengan Pemkot Surabaya.

"Jadi kalau memang beliaunya merasa kurang puas atau punya ide bisa bergabung datang kepada kami di Gugus Tugas diskusi bersama kami, apalagi yang bersangkutan kan kita lihat dari profilnya seorang tenaga medis."

"Mungkin pemikiran-pemikiran Beliau bisa diajukan kepada kami untuk kami diskusikan sama sama melakukan penanganan ini," tutur M Fikser.

Menurutnya, penanganan Covid-19 adalah tanggung jawab semua pihak.

"Sebab ini tidak bisa menjadi tanggung jawab pemerintah saja, seluruh elemen terlibat di dalamnya," sambungnya.

Selain itu, M Fikser juga menyinggung bahwa IDI Cabang Surabaya juga selama ini sering berkoordinasi dengan Pemkot.

"Atau mungkin dia punya organisasi lewat organisasi-organisasi kedinaasan bisa, karena selama ini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Surabaya selalu melakukan koordinasi dengan baik dengan Pemerintah Kota dengan Gugus Tugas yang ada di Surabaya untuk bagaimana penanganan-penanganan, pencegahan Covid yang harus dilakukan," katanya.

Dokter Tirta Luruskan Ungkapan Jokowi soal Damai dengan Corona: Bukan Bersalaman dengan Covid-19

Sehingga, M Fikser merasa kecewa dengan apa yang diungkapkan akun tersebut di media sosial.

Cuitan itu bisa membuat persepsi yang keliru terhadap penanganan Covid-19 di Surabaya.

"Jadi kami menyayangkan kalau itu akhirnya disampaikan di media sosial akhirnya akan menimbulkan persepsi pemahaman yang keliru, kasihan yang terlibat dalam penanganan ini juga begitu banyak orang."

"Artinya dari medis, dari temen-temen mereka sendiri juga, jadi ini coba kita luruskan biar tak salah persepsi," ungkapnya.

Lihat videonya berikut:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
ViralCoronaCovid-19SurabayaDokter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved