Breaking News:

Virus Corona

TB Hasanuddin Sebut akan Ada Kematian Massal jika New Normal Diberlakukan Tanpa Persiapan Matang

Anggota Komisi I DPR RI fraksi PDI Perjuangan Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menyoroti soal wacana new normal yang akan diberlakukan di Indonesia.

Editor: Ananda Putri Octaviani
Bagus Supriadi/Kompas.com
Petugas pengantar jenazah Covid 19 memastikan pemakaman berlangsung sesuai dengan agama masing-masing 

TRIBUNWOW.COM - Anggota Komisi I DPR RI fraksi PDI Perjuangan Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menyoroti soal wacana new normal yang akan diberlakukan di Indonesia.

Menurutnya tidak ada jaminan masyarakat akan patuh terhadap aturan saat penerapan new normal.

Hal ini lantaran banyak warga yang melanggar aturan saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Jokowi Minta Sektor Pariwisata Beradaptasi dengan New Normal: Pandemi Mengubah Tren Wisata Dunia

"Andaikan TNI dan Polri diterjunkan sebagai pengawas nantinya, apa ada jaminan rakyat bakal patuh? Sementara sosialisasi new normal masih minim. Ini malah bisa menimbulkan konflik antara rakyat dan aparat, apalagi bila landasan hukumnya belum jelas," kata TB Hasanuddin kepada Tribunnews, Kamis (28/5/2020).

Hasanuddin mengatakan hingga saat ini belum ada instrumen hukum yang digunakan untuk melibatkan TNI dan Polri dalam melakukan penindakan hukum.

Menurutnya, ada aturan lain yang bisa dioptimalkan seperti UU Keadaan Bahaya. Namun bila digunakan sama saja dengan memberlakukan darurat sipil.

"Belum ada aturan jelas atau payung hukum terkait kewenangan TNI Polri dalam memberikan sanksi pada masyarakat," ujarnya.

Ia menegaskan penerapan new normal tanpa ada persiapan matang tak ada bedanya dengan herd immunity.

Itu artinya menyerahkan rakyat pada seleksi alam, yang kuat bertahan kemudian imun yang lemah akan meninggal dengan sendirinya.

"Itu sama saja dengan membiarkan kematian massal. Membiarkan orang tertular sampai mendapatkan kekebalan secara pribadi."

"Jika virus terus menyebar, pada akhirnya banyak orang yang akan terinfeksi dan jika mereka bertahan hidup maka menjadi kekebalan sehingga wabah akan hilang dengan sendirinya. Lalu bagaimana mereka yang rentan tertular dan tak mampu bertahan hidup?," ujar dia.

Hasanuddin juga menyoroti semakin minimnya daya tampung rumah sakit rujukan Covid-19.

Ia menilai rumah sakit rujukan Covid-19 masih kewalahan menangani kasus baru.

Sementara itu jumlah yang terkena Virus Corona terus bertambah dan kurva menunjukkan belum ada tanda-tanda menurun.

"Bisa saja setelah diterapkan kenormalan baru ini akan muncul lonjakan kasus atau gelombang kedua Covid-19," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
TB HasanuddinNew NormalCoronaCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved