Breaking News:

Virus Corona

New Normal Bukan Berarti Herd Immunity, Pakar Kesehatan: Pandemi Ini Sepanjang Tahun akan Ada

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FK UI Ari Fahrial Syam menjelaskan perbedaan new normal dengan herd immunity.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan swab test Covid-19 di Pasar Bogor, Selasa (12/5/2020). Seorang pedagang dinyatakan positif Corona setelah mengikuti rapid test Covid-19 massal yang digelar Badan intelijen Negara (BIN) di Pasar Bogor kemarin. 

TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam menjelaskan perbedaan new normal dengan herd immunity.

New normal disebut sebagai cara hidup baru sesudah mengenal pandemi Virus Corona (Covid-19).

Selain istilah itu, santer dibicarakan pula wacana herd immunity.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FK UI Ari Fahrial Syam menjelaskan perbedaan herd immunity dengan new normal, Kamis (28/5/2020).
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FK UI Ari Fahrial Syam menjelaskan perbedaan herd immunity dengan new normal, Kamis (28/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

Meski Dukung New Normal, M Qodari Kritik Cara Komunikasi: Kalau Saya, Tak akan Libatkan Pak Jokowi

Dilansir TribunWow.com, Ari Fahrial menjelaskan pengertian herd immunity melalui tayangan Kompas TV, Kamis (28/5/2020).

"Herd immunity adalah ketika terjadi kekebalan pada satu kelompok masyarakat, biasanya digunakan kriteria 70 sampai 80 persen," kata Ari Fahrial Syam.

"Ini bisa terjadi karena memang masyarakat tersebut sudah dilakukan vaksinasi," lanjutnya.

Apabila sebagian besar masyarakat sudah memiliki kekebalan, maka virus tersebut tidak akan mewabah dengan mudah.

"Pada kondisi ini, virus atau infeksi pada penyakit yang sudah divaksinasi itu tidak bisa menyebar," kata Ari.

Hal tersebut disebabkan sebagian besar masyarakat sudah mencapai imunitas.

Meskipun dapat dicapai melalui vaksinasi, herd immunity juga dapat terjadi secara alami.

"Misalnya herd immunity pada Covid-19. Kita juga mendengar laporan negara seperti Italia, satu wilayahnya dikunci karena memang terisolasi," jelas Ari.

Di wilayah tersebut kemudian kekebalan tubuh masyarakat terjadi dengan sendirinya.

Meskipun begitu, orang yang memiliki riwayat penyakit kesehatan akan lebih berisiko.

"Tentu ada risikonya, orang-orang yang memang dengan permasalahan kesehatan lain maka dia akan mengalami infeksi yang berat dan bahkan menyebabkan kematian," ungkapnya.

New Normal, Sekolah akan Dibuka 15 Juni, Kak Seto Minta Jangan Kejar Target: Kemudian Banyak Korban

Ia memberi contoh pada kasus orang tanpa gejala (OTG) yang sebetulnya sudah terjangkit virus.

Bagi para OTG, infeksi yang dideritanya tidak begitu parah sehingga tidak mengkhawatirkan.

Ari kemudian menjabarkan perbedaan herd immunity dengan new normal.

"Kalau new normal adalah suatu keadaan baru yang harus kita lalui, mau enggak mau," jelasnya.

Ia menyebutkan pandemi Virus Corona adalah kasus luar biasa karena telah menginfeksi jutaan orang di dunia.

Ari tidak menampik virus tersebut akan tetap ada bahkan setelah pandemi berakhir.

"Nyata juga, pandemi ini akan menjadi endemi. Artinya sepanjang tahun ini akan kita alami, infeksi ini akan ada," jelas Ari.

Ramai Isu Herd Immunity, Achmad Yurianto Jelaskan Maksudnya: Covid Bukan Takdir, Bukan Pembagian

Lihat videonya mulai dari awal:

Penjelasan Achmad Yurianto

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menjelaskan herd immunity yang tengah ramai dibicarakan.

Herd immunity atau kekebalan kelompok diisukan menjadi cara masyarakat menangani pandemi Virus Corona di masa depan.

Dilansir TribunWow.com, Achmad Yurianto membantah tegas wacana tersebut.

 Sibuk Jadi Jubir Covid-19, Achmad Yurianto Ngaku Kini Tak Ada Waktu untuk Mancing: Kangen Banget

Menurut dia, metode tersebut tidak tepat untuk kasus pandemi Virus Corona.

"Kita tidak pernah menggunakan definisi herd immunity untuk Covid," tegas Achmad Yurianto, dalam acara Fakta di TvOne, Senin (25/5/2020).

Ia menyebutkan istilah herd immunity umum digunakan dalam imunisasi, seperti yang dilakukan dalam pencegahan penyakit TBC.

"Memang kita memiliki terminologi herd immunity untuk sebuah imunisasi, artinya kita akan menjadikan orang itu kebal secara buatan karena ada vaksin," papar Yurianto.

"Itu herd immunity yang kita kejar, tetapi itu adalah herd immunity yang diciptakan," lanjutnya.

Ia menyebutkan cara tersebut tidak akan digunakan pada pandemi Virus Corona.

Yurianto menilai risikonya terlalu besar.

Dalam penerapan herd immunity, sebagian masyarakat akan dibiarkan terpapar agar secara alami dapat memiliki kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.

"Kalau ini enggak, risikonya terlalu besar. Fatalitasnya tinggi," jelas Yurianto.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan herd immunity tidak akan digunakan untuk mengatasi pandemi Corona, dalam acara Fakta, Senin (25/5/2020).
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan herd immunity tidak akan digunakan untuk mengatasi pandemi Corona, dalam acara Fakta, Senin (25/5/2020). (Capture YouTube Talk Show TvOne)

 Pasar Ramai Lagi, Achmad Yurianto Bantah Ada Relaksasi PSBB: Kami Sedang Buat Skenario-skenario

Dibandingkan herd immunity, Yurianto lebih menyarankan agar masyarakat berusaha menghindari Virus Corona.

"Oleh karena itu sebaiknya tidak tertular, karena ini sesuatu yang bisa dihindari," kata Yurianto.

"Covid bisa dihindari, Covid bukan takdir, Covid bukan pembagian," tegasnya.

"Bukan jatah-jatahan. Ini perilaku yang tidak sehat," tambah Yurianto.

Menurut dia, satu cara yang dapat dilakukan adalah selalu mengenakan masker.

"Oleh karena itu, di antaranya kalau mau sehat gunakan masker," kata Yurianto.

Ia menambahkan dengan menyinggung istilah new normal yang disebut sebagai cara hidup baru setelah pandemi.

Menurut dia, perilaku new normal sebenarnya sudah mulai diterapkan masyarakat dengan mengikuti protokol kesehatan.

"New normal itu terminologi yang baru muncul dari apa yang kita lakukan jauh sebelumnya, yaitu cuci tangan," papar Yurianto.

"Dulu kita enggak pernah cuci tangan, sekarang cuci tangan. Dulu enggak pakai masker, sekarang pakai masker," jelasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: Kompas TV
Tags:
New NormalHerd ImmunityVirus CoronaCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved