Breaking News:

Cerita Selebriti

Belum Berani Terapkan New Normal di Provinsi Sumut, Edy Rahmayadi: Masih Persoalan Terus Sama Corona

Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi blak-blakan mengatakan bahwa Provinsi Sumut mempersiapkan untuk mengikuti protokol kesehatan new normal

Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Ananda Putri Octaviani
Tribunnews
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi mengatakan bahwa Provinsi Sumut baru mempersiapkan diri untuk mengikuti protokol kesehatan new normal atau normal baru Virus Corona (Covid-19).

Beberapa daerah di Indonesia akan menerapkan protokol tatanan new normal atau normal baru yang produktif dan aman Covid-19.

Sebanyak empat provinsi, yakni Jawa Barat, Sumatera Barat, DKI Jakarta dan Gorontalo yang akan terlebih dahulu menerapkan new normal.

Edy Rahmayadi minta pasien Covid-19 untuk lakukan push up
Edy Rahmayadi minta pasien Covid-19 untuk lakukan push up (Youtube/KompasTV)

UPDATE Virus Corona di Indonesia Kamis 28 Mei 2020: 24.538 Kasus Positif, 6.240 Sembuh

Protokol kesehatan di empat provinsi tersebut tentunya akan diperketat, mengingat masyarakat nantinya bisa beraktivitas secara normal.

Kendati demikian, Sumatera Utara belum berani menerapkan new normal seperti empat provinsi lain.

Hal tersebut diungkapkan Edy Rahmayadi melalui kanal YouTube KOMPASTV pada Kamis (28/5/2020).

Edy Rahmayadi menjelaskan bahwa new normal sedang dikaji secara terus menerus oleh pemerintah.

"Itu perlu dikaji ya, sedang dikaji oleh pemerintah, sehingga apa-apa yang harus dilakukan," ujar Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi menegaskan bahwa selama belum ada vaksin Virus Corona, masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

Kisah tentang Virus Corona dari Afghanistan: Sulit Lakukan Jaga Jarak karena Bukan Budaya

"Yang pastinya Covid-19 ini selama vaksin belum dapat, belum ditemukan kita masih persoalan terus sama Corona," kata Edy Rahmayadi.

"Yang jelasnya sementara ini Corona, ya kita harus ikuti protokol kesehatan, enggak ada yang lain," imbuhnya.

Selain itu, Edy Rahmayadi juga mengatakan bahwa pihaknya sedang mempelajari apakah new normal efektif diterapkan di Sumatera Utara.

Baru setelah itu, Sumatera Utara bisa menerapkan new normal Virus Corona.

"Ikuti saja, kita pelajari cocok enggak sama Sumatera Utara," kata Edy Rahmayadi.

"It (new normal) sedang dibahas sama gugus tugas Covid-19, tadi sudah saya kasih petunjuk, nah ini sedang dibahas," imbuhnya.

Lihat videonya 

UPDATE Virus Corona di Indonesia Selasa 26 Mei 2020: 23.165 Kasus Positif, 5.877 Sembuh

Respons Kebingungan Netizen soal New Normal

Istilah new normal yang kini semakin gencar digaungkan oleh pemerintah masih membuat netizen bingung.

Menanggapi kebingungan tersebut, dokter Tirta Mandira Hudhi menegaskan bahwa new normal adalah beradaptasi.

Ia menjelaskan bahwa Virus Corona (Covid-19) tidak akan bisa dihilangkan secara total.

Pada acara konferensi pers di kantor Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020), awalnya dr Tirta menyoroti soal banyaknya pertanyaan yang bermunculan tentang new normal.

"Kalau bertanya new normal," kata dr Tirta.

"Terlepas new normal ini ada atau enggak."

"Jadi terlepas ini dilaksanakan atau enggak."

"Banyak netizen dan masyarakat bertanya 'dok new normal itu apa?'" lanjutnya.

Ia menjelaskan bahwa new normal adalah beradaptasi dengan kondisi kehidupan yang baru.

"New normal itu adalah sebuah adaptasi gaya yang baru," ujar pria pemilik bisnis perawatan sepatu tersebut.

Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada itu menerangkan bahwa Covid-19 tidak bisa dihilangkan secara total.

"Karena Covid itu tidak bisa hilang total," kata Tirta.

"Covid itu hanya bisa dikontrol."

"Itu adalah hal sesuatu yang harus kita tahu," tambahnya.

Dokter Tirta Mandira Hudhi dalam acara konferensi pers di kantor Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Dokter Tirta menjelaskan maksud dari istilah new normal.
Dokter Tirta Mandira Hudhi dalam acara konferensi pers di kantor Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Dokter Tirta menjelaskan maksud dari istilah new normal. (YouTube BNPB Indonesia)

Dokter Tirta lalu membandingkan Covid-19 dengan sejumlah penyakit yang hingga kini masih ditemukan, mulai dari TBC hingga HIV.

"Banyak netizen yang bertanya kapan Covid hilang? Covid itu tidak bisa hilang layaknya TBC, layaknya DBD, malaria, AIDS, HIV, hepatitis, dan lain sebagainya," paparnya.

Setelah memaparkan sejumlah penyakit tersebut, dr Tirta kembali menekankan bahwa Covid-19 hanya bisa ditekan hingga tingkat penularannya mencapai titik minimal.

"Dia hanya bisa dikontrol sampai titik minimal," ujar dr Tirta.

Merujuk dari hal tersebut, dr Tirta mengatakan bahwa new normal diperlukan untuk meminimalisir penularan Covid-19.

"Untuk memutus rantai infeksi ini karena ini sesuatu yang baru, maka kita dibutuhkan adaptasi yang baru berupa new normal," kata dia.

"New normal ini yang penting, satu menerapkan segala protokol kesehatan yang sudah diajarkan oleh gugus percepatan dari bulan Maret."

Dokter sekaligus influencer muda itu lalu menjelaskan contoh sederhana new normal mulai dari penggunaan masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak atau physical distancing.

Ia mengatakan hal-hal tersebut harus terus dilakukan sembari menunggu kebijakan selanjutnya dari pemerintah.

"Sambil kita menunggu kebijakan yang sesuai dengan pemerintah," tegas dr Tirta. (TribunWow.com/Khistian TR/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
New NormalSumatera UtaraEdy Rahmayadi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved