Virus Corona
Tanggapi Pertaruhan di New Normal, Fadjroel Rachman: Kehidupan Memang adalah Pertaruhan
Jubir Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman memberikan tanggapan terkait kehidupan normal baru atau New Normal yang disebut berisiko tinggi.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman memberikan tanggapan terkait kehidupan normal baru atau New Normal yang disebut mempunyai risiko tinggi.
Tidak hanya berisiko, banyak pihak yang menyebut bahwa New Normal juga menjadi pertaruhan tersendiri.
Dilansir TribunWow.com, Fadjroel Rachman mengatakan bahwa memang pemerintah, tidak hanya Indonesia melainkan juga semua negara yang bermasalah dengan Covid-19 sedang dihadapkan dengan situasi yang tidak mudah.

• Ungkit Kegagapan Atasi Corona, Pakar Wanti-wanti soal New Normal: Kalau Belum Siap Ya Jangan
Meski begitu, pemerintah harus bisa mengambil keputusan yang terbaik dengan mempertimbangkan banyak aspek.
Menurutnya, New Normal harus dilakukan dalam upaya menyeimbangkan risiko kesehatan dan sosial.
Selain itu di satu sisi juga masih belum ada kepastian soal vaksin Covid-19.
Dirinya lantas menyebut bahwa hidup harus tetap berjalan dan kehidupan memang sebuah pertaruhan.
Namun tetap saja, pemerintah akan tetap memberikan protokol kesehatan yang ketat saat New Normal.
Hal ini disampaikan Fadjroel dalam acara Satu Meja The Forum yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Rabu (27/5/2020).
"Ini kan yang kita sebut sebagai upaya menyeimbangkan antara risiko medis dengan kehidupan sosial," ujar Fadjroel.
"Karena kan ukurannya jelas banget dalam suasana ketidakpastian mengenai belum juga ditemukannya vaksin Covid-19 ini hidup kan harus terus berjalan," jelasnya.
"Kehidupan memang adalah pertaruhan," kata Fadjroel.
Fadjroel mengatakan bahwa Kondisi yang terjadi saat ini bukan hanya masalah kesehatan saja, termasuk ekonomi dan sosial.
• Bahas Wacana Pembukaan Sektor Pariwisata New Normal, Jokowi: Risikonya Besar, Harus Dikalkulasi
Maka dari itu, keputusan terbaik yang bisa dilakukan saat ini tentunya sembari menunggu ditemukannya vaksin adalah berdampingan dengan Covid-19 yang disebut sebagai kenormalan baru.
"Tetapi upaya mencari keseimbangan di dalam kondisi di dalam tahapan karena kita hidup masih bersama Covid-19 ini makanya diupayakan untuk masuk ke dalam apa yang kita sebut kenormalan baru," ungkapnya.
"Yaitu tahap di mana kita hidup berdampingan dengan Covid-19 hingga titik di mana nanti vaksin Covid-19 itu ditemukan," imbuhnya.
Sementara itu menanggapi kebijakan melakukan New Normal dianggap sebagai keputusan politik, Fadjroel menegaskan tidak seperti itu.
Ia menjelaskan bahwa setiap daerah yang akan menerapkan New Normal karena memang sudah memenuhi beberapa indikator yang diberikan.
Seperti jumlah dan penambahan kasus Corona mengalami penurunan hingga kesiapan dari pelayanan kesehatan.
Dan itu pun juga dilakukan secara bertahap.
"Lebih pada keputusan sebenarnya karena keadaan tiga hal tadi," terangnya.
"Jadi saya tidak ingin mencukupnya dalam ini sebagai keputusan politik," tegasnya.
"Bahwa ini adalah kebijakan ya, tetapi kebijakan berbasiskan kepada ilmu pengetahuan dengan mendasarkan kepada paling setidaknya pada tiga hal tadi."
"Teman-teman dari epidemiologi mengatakan bahwa sudah terjadi sudah menurun dan terkendali."
"Yang kedua angka surveilensnya sudah dipenuhi kriterianya kemudian kesiapan pelayanan kesehatannya juga bisa dikendalikan," pungkasnya.
• Bersiap New Normal, Sandiaga Uno: Ekonomi Sangat Memprihatinkan, Berbeda dengan Krisis Sebelumnya
Simak videonya mulai menit ke- 7.10
Kemenhub 'Ngalor Ngidul' Atasi Corona, Fadjroel Rachman: Sudah Diperbaiki
Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira secara gamblang mengkritik pernyataan Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman.
Dilansir TribunWow.com, Bhima Yudhistira membantah soal kedisiplinan masyarakat di tengah pendemi yang diklaim Fajroel Rachman.
Ia pun menyinggung soal penutupan gerai McDonalds hingga keramaian di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) beberapa waktu lalu.
Namun, kritikan Bhima Yudhistira itu terus disanggah Fadjroel Rachman hingga sang presenter harus turun tangan.
Perdebatan keduanya itu terjadi dalam tayangan YouTube Kompas TV, Rabu (27/5/2020).
"Pertama tadi sedikit Mas Fadjroel bilang kedisiplinan sudah ada," ucap Bhima.
"Jadi kalau saya yang keluar waktu mudik itu masih 200 ribuan kendaraan, koreksi kalau salah ya."
"Jadi kalau hanya 80 ribuan yang diputar balik, sisanya gimana?," sambungnya.
• Atiqah Hasiholan Komentari Rencana Penerapan New Normal Hadapi Virus Corona: Saya Bingung
Tak hanya itu, Bhima juga menyoroti soal penutupan gerai McDonalds di Sarinah beberapa waktu lalu.
Menurutnya, denda yang diberikan begitu kecil padahal penutupan McDonalds Sarinah sudah melanggar aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Melanjutkan penjelasannya, Bhima turut mempertanyakaan penerapan social distancing di wilayah Bandara Soetta di tengah arus mudik.
• New Normal akan Segera Diterapkan, Bagaimana Penerapannya di Lingkungan Kerja?
"Kemudian yang kedua, bagaimana peristiwa di McDonalds Sarinah misalnya, ada farewell party dendanya cuma berapa? 10 juta rupiah," ucap Bhima.
"Terus yang ketiga, bagaimana kemudian garda social distancing di Bandara Soekarno Hatta karena keputusan dari kementerian perhubungan juga ngalor ngidul."
Menanggapi kritikan Bhima, Fadjroel Rachman pun langsung angkat bicara.
Ia justru menyinggung kedisiplinan Bhima menaati imbauan pemerintah soal penanganan Virus Corona.
"Dan kemudian diperbaiki Bang Bhima, jadi ada beberapa kebocoran," kata Fadjroel.
"Sama mungkin seperti Bung Bhima, artinya saya malah yakin Bung Bhima itu sangat disiplin loh."
Fadjroel bahkan berharap Bhima mampu membantu TNI dan Polri mendisiplinkan warga yang nekat melanggar aturan.
"Bahkan tidak berkumpul di tempat makan, salat di rumah, Anda termasuk contoh terbaik untuk melakukan disiplin," terang Fadjroel.
"Dan kami harap Bung Bhima jadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya bahkan bisa membantu TNI Polri untuk mendisiplinkan."
• Dokter Tirta Luruskan Ungkapan Jokowi soal Damai dengan Corona: Bukan Bersalaman dengan Covid-19
Terus berbicara, Fadjroel pun diimbau sang presenter mendengarkan pendapat Bhima.
Lantas, Bhima kembali melanjutkan penjelasannya soal rencana 'New normal' yang bakal direalisasikan dalam waktu dekat.
Bhima menilai, pemerintah terlalu memaksa menjalankan 'New Normal' di tengah kondisi pandemi.
Namun, ucapan Bhima kembali disahut oleh Fadjroel.
"Oke oke, jadi yang pertama yang kita harus pikirkan adalah kalau pemerintah memaksa melakukan new normal di tengah pandemi," kata Bhima.
"Tidak ada pemaksaan, tidak ada pemaksaan," sahut Fadjroel.
"Bang Fadjroel sebentar Bang Fadjroel, santai," jawab Bhima.
(TribunWow/Elfan Nugroho/Jayanti)