Virus Corona
Sebut Sekolah Belum Siap Jalankan New Normal terkait Corona, KPAI: Berpotensi Menjadi Kluster Baru
Komisioner KPAI, Retno Listyarti meminta pemerintah untuk tidak gegabah dalam menerapkan kehidupan New Normal, khususnya untuk lingkup sekolah.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti meminta pemerintah untuk tidak gegabah dalam menerapkan kehidupan New Normal, terlebih untuk lingkup sekolah.
Dilansir TribunWow.com, untuk pembukaan sekolah rencananya akan dilakukan pada fase ketiga New Normal yakni pada 15 Juni 2020.
Menurutnya, sekolah dinilai masih belum siap untuk menjalankan New Normal dalam waktu dekat.

• 4 Arahan Jokowi soal Persiapan Pelaksanaan Protokol New Normal: Kalau Efektif, Kita Perluas Lagi
Alasannya karena melihat risiko dan data kasus Corona di Indonesia yang masih tergolong tinggi.
Retno Listyarti kemudian mengungkapkan ada beberapa kendala yang akan dihadapi ketika memaksakan siswa untuk kembali ke sekolah.
Ia mempertanyakan bagaimana langkah yang bisa dilakukan sekolah untuk penerapan protokol kesehatan guna memperlakukan dan mengatur siswa yang sifatnya masih anak-anak.
Dirinya kemudian menggambarkan kondisi kerumunan yang akan terjadi di sekolah, khususnya di kantin.
Retno juga menanyakan apakah siswa benar-benar bisa disiplin untuk melakukan physical distancing, termasuk menggunakan masker.
Menurutnya, hal itu tentunya akan sulit untuk dipantau dan dikendalikan.
Ia lantas menyinggung kasus yang terjadi pada orang dewasa, seperti yang diketahui masih banyak yang melanggar, apalagi untuk anak-anak.
• Gugus Tugas Keluarkan 3 Indikator bagi Daerah untuk Bisa Terapkan New Normal saat Corona
"Lalu bagaimana dengan jaga jarak, kemudian kantin, kantin enggak boleh buka, anak-anak harus membawa bekal sendiri karena kantin sering menjadi tempat kerumunan," ujar Retno.
"Lalu apakah anak-anak kita selama di rumah sudah biasa pakai masker, ini kan juga harus dilatih menggunakan masker," jelasnya.
"Kita orang dewasa saja suka merasa tidak nyawan, apalagi anak-anak."
Maka dari itu, hal-hal tersebut diharapkan bisa menjadi pertimbangan dari pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan sektor-sektor penunjang lainnya.
Selain itu juga memastikan kondisinya sudah cukup aman untuk membuka kembali sekolah.
Retno tidak ingin, sekolah justru menjadi klaster baru penyebaran Virus Corona.
"Ini yang penting sebenarnya nanti dipersiapkan oleh Kemdikbud, oleh dinas-dinas pendidikan petakan sekarang," harapnya.
"Selain tadi ya kewenangan di gugus Covid terkait sudah zero kasus, pastikan zero kasus kalau tidak zero kasus sekolah berpotensi menjadi kluster baru."
• Jokowi Instruksikan New Normal, Soroti Jawa Timur yang Masih Tinggi Penyebaran Virus Corona
Lebih lanjut, ketika kemungkinan itu terjadi, maka masalah baru adalah cara penanganananya.
Dia mengatakan tidak mudah tentunya mengatasi anak yang terpapar Virus Corona yang mengharuskan dilakukan isolasi.
"Dan anak-anak dirawat di rumah sakit, dia itu diisolasi tidak bisa sendiri, kalau anak SD, anak TK," pungkasnya.
Simak videonya: 3.34
KPAI: Idealnya Membuka Sekolah Jangan Bertanya pada Ahli Ekonomi
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti memberikan tanggapannya soal rencana pemberlakukan kehidupan New Normal di tengah pandemi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan Youtube metrotvnews, Rabu (27/5/2020), Retno Listyarti berharap dalam penentuan New Normal tidak dilakukan secara gegabah, khususnya untuk sekolah.
Menurutnya, untuk kemungkinan dilakukan New Normal di sekolahan harus benar-benar mengacu pada data kasus Corona.
Dirinya sedikit setuju jika New Normal di sekolah dilakukan tidak secara serentak atau dilihat berdasarkan status di suatu daerahnya.
• KPAI Ragukan New Normal Bisa Diterapkan 15 Juni untuk Lingkup Sekolah, Minta Belajar dari China
Retno menegaskan untuk saat ini tidak ada alasan bagi pemerintah membuka kembali sekolah untuk wilayah DKI Jakarta.
Seperti yang diketahui, DKI Jakarta merupakan episentrum penyebaran Virus Corona di Indonesia.
Maka risikonya akan sangat tinggi jika membuka kembali sekolah dalam keadaan jumlah kasusnya yang masih tinggi.
Ia tidak ingin anak-anak menjadi korban dari kebijakan asal-asalan dari pemerintah.
"Menurut kami KPAI kalau zero kasus itu terjadi di beberapa daerah mungkin tidak serentak bisa membuka sekolah," ujar Retno.
"Tapi untuk episentrum seperti Jakarta saya rasa harus nol kasus dulu," jelasnya.
"Karena ini pertaruhannya keselamatan anak-anak kita," tegasnya.
Retno kemudian meinta pemerintah untuk terus mengkaji kemungkinan tersebut.
Termasuk juga membicarakan dengan para ahli yang berkompeten di bidang pendidikan dan anak.
• Jokowi Putuskan The New Normal Mulai 1 Juni, Pengamat dari Trisakti: Terlalu Berani sampai ke Sana
Menurutnya, untuk masalah pendidikan dan anak tidak tepat jika dimusyawarahkan kepada ahli ekonomi.
Jangan sampai perhitungan untuk membuka sekolah disangkutkan dengan masalah ekonomi.
Namun faktor kesehatanlah yang harusnya menjadi pertimbangan utama.
"Kemudian yang kedua adalah idealnya itu membuka sekolah seperti apa jangan bertanya pada ahli ekonomi," ungkapnya.
"Karena faktor ekonomi sehingga sekolah harus dibuka, tetapi lebih kepada faktor kesehatan dan faktor keselamatan anak-anak kita," jelasnya.
"Nah ini kan jauh lebih penting menjaga generasi ini selamat dari ujian tentang virus yang sedang kita alami."
"Jadi tidak gegabah harus hati-hari penuh kecermatan," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)