Breaking News:

Virus Corona

Cara Unik Pendekatan Pemerintah Jepang pada Warganya untuk Tangani Virus Corona, Tak Ada Paksaan

Pemerintah Jepang mengumumkan pencabutan status darurat nasional terkait Pandemi Virus Corona, pada Senin (25/5/2020).

Editor: Ananda Putri Octaviani
Kazuhiro NOGI / AFP
Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap Coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, ruang karaoke, dan ruang pinball pachinko untuk menangguhkan operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi Cor 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Jepang mengumumkan pencabutan status darurat nasional terkait Pandemi Virus Corona, pada Senin (25/5/2020).

Perdana Menteri Shinzo Abe menyebutkan, mereka mempunyai pendekatan unik untuk menangani Virus Corona.

Keadaan darurat pandemi Virus Corona diumumkan pada 7 April di seluruh Jepang, tetapi tidak ada paksaan hukum bagi warga yang melanggar.

Polda Metro Jaya Bongkar Akal-akalan Mudik Lebaran saat Corona: Seolah-olah Bus Tak Ada Penumpangnya

PM Abe hanya meminta warga untuk tidak keluar rumah, sekolah diliburkan, dan bisnis yang tidak penting ditutup atau mengurangi jam beroperasi.

Sekarang keadaan darurat sudah dicabut di 42 kawasan dari seluruh 47 kawasan yang ada di "Negeri Sakura".

Enam minggu setelah terus menurunnya angka penularan, Pemerintah Jepang mencabut keadaan darurat di lima wilayah termasuk yang mencakup ibu kota Tokyo, Senin (25/5/2020) malam.

PM Abe mengatakan, Jepang sudah menetapkan "kriteria paling ketat" di dunia mengenai keadaan darurat yang bisa dilonggarkan.

"Jepang tidak menetapkan kebijakan tidak keluar rumah disertai ancaman hukuman bagi pelanggar, setelah pernyataan keadaan darurat," kata Abe.

"Walau begitu, kami berhasil menangani penularan dalam waktu satu bulan setengah, dengan pendekatan yang unik. Ini menunjukkan kekuatan model Jepang," jelasnya.

Mengejutkan sejumlah pakar

Strategi penanganan Virus Corona di Jepang yang disebut " lockdown ringan" dikritik oleh beberapa pakar kesehatan karena diperkirakan langkah tersebut tidak akan cukup untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Jepang memiliki jumlah penduduk lanjut usia tertua di dunia, dengan jaringan transportasi kereta yang padat dan jumlah tes Virus Corona yang jadi salah satu terendah di dunia.

Sampai Mei ini, Jepang hanya melakukan tes Virus Corona kepada dua orang per 1.000 penduduk.

Sebagai perbandingan, di Australia ada 40 tes per 1.000 orang.

Namun, Jepang terhindar dari malapetaka virus dengan mencatat 840 kematian di negeri yang memiliki 126 juta penduduk tersebut.

Sebagai perbandingan, Jerman dengan 83 juta penduduk mencatat 8.000 kematian.

Para pakar tidak tahu persis mengapa Jepang bisa terhindar dari penyebaran wabah besar seperti yang terjadi di Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya.

Namun, diperkirakan kombinasi beberapa faktor menjadi penyebab dapat ditekannya pandemi ini, yakni penggunaan masker, perilaku individu soal sanitasi yang bagus, sistem layanan kesehatan berkualitas tinggi, dan pendeteksian kontak invidividu.

Mempersiapkan "new normal"

PM Abe memperingatkan warga Jepang bahwa mereka harus mempersiapkan diri dengan kehidupan "new normal".

Dia mengatakan, warga harus menghindar dari tiga hal yakni ruangan tertutup, tempat kerumunan, serta kontak dekat dengan orang lain.

Dia menuturkan, mereka tidak boleh sampai menurunkan tingkat kewaspadaan. Sebab, Virus Corona bisa kembali menghantam dengan cepat.

Viral Foto Praja IPDN Gelar Halalbihalal di Tengah Pandemi Virus Corona, Begini Faktanya

"Kita harus menciptakan gaya hidup baru. Mulai dari sekarang, kita harus mengubah cara berpikir kita," jelas Abe dalam konferensi pers.

Masing-masing kawasan di Jepang kini diperbolehkan untuk menerapkan aturan sendiri sesuai dengan keadaan di sana. 

Di Tokyo, restoran dan bar diizinkan buka sampai pukul 22.00, sedangkan sekolah, perpustakaan, dan museum sudah boleh buka kembali.

Bila tingkat penularannya terus rendah dan stabil, teater, klab malam, karaoke, dan tempat-tempat pertunjukan musik boleh dibuka kembali.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi Jepang adalah memperbaiki perekonomian yang mengalami dampak parah karena pandemi.

Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia ini sekarang secara teknis berada dalam keadaan resesi.

PM Abe mengatakan, pemerintahannya sedang mempersiapkan paket baru bantuan ekonomi senilai 1,5 triliun dollar AS (Rp 22.132 triliun) untuk membantu bisnis bangkit kembali. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Melihat Cara Unik Jepang Tangani Virus Corona

Sumber: Kompas.com
Tags:
JepangCoronaCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved