Kabar Tokoh
Andaikan Diri Jadi Penguasa, Refly Harun Sindir 'Orang di balik Kekuasaan': Takut Sekali Jadi Miskin
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun sempat mengandaikan dirinya menjadi seorang penguasa.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Lebih lanjut, Refly menyebut 'The Number One' yang sebenarnya mengaku tidak masalah dikritik.
Namun menurutnya, orang-orang di sekitarnya yang antikritik.
"Mungkin saja, 'The Number One' enggak ada masalah dikritik bahkan pernah dikatakan pokoknya jadi pejabat siap-siap dikritik."
"Tapi kan lingkaran-lingkaran kuasa yang free riders (penumpang gelap) ini yang biasanya anti kritik biasanya, karena mereka takut kemampananannya terganggu, kira-kira begitu," sebutnya.
Sehingga, Refly mengimbau agar orang-orang itu berusaha mengumpulkan harta untuk dirinya dan kelompoknya saja.
"Jadi, takut sekali miskin, menurut saya kalau kita hidup normal saja, makan, minum sudah cukup selesai, jangan pula kita berpikir mengumpulkan harta untuk tujuh turunan."
"Mereka yang berlindung di balik kekuasaan, tapi menguasai tambang, tanah di bumi ini, kenapa bumi ini seharusnya milik semua warga negara untuk sejahtera masyarakat sebesar-besarnya, bukan milik segelintir orang saja," imbaunya.
• Disodori Nama Anies hingga Khofifah terkait Pilpres 2024, Refly Harun: Wah Ini yang Paling Cocok
Lihat videonya mulai menit ke-19:23:
Ungkap Alasan Mengapa Sering Kritik Pemerintah
Pada kesempatan yang sama, Refly juga mengungkap alasan mengapa dirinya sering mengkritik pemerintah.
Mulanya, Refly mengatakan bahwa ia tak takut akan suatu jabatan.
• Ditanya Mau Tidak Kembali Dapat Jabatan di Pemerintahan, Refly Harun: Tergantung Hati Juga Ya
"Jadi tidak takut menjabat tapi tidak juga harus takut kehilangan jabatan, saya kira itu saja untuk sementara," ujarnya lagi.
Refly menuturkan bahwa tidak semua orang akan selalu berada di luar pemerintahan.
Pasalnya dengan berada di dalam pemerintahan, seseorang bisa memberikan sumbangsihnya.
"Karena kita tidak boleh juga alergi bahwa 'Wah kita akan selama-lamanya ada di luar pemerintahan kalau enggak nanti kapan lagi kita akan memberikan kontribusi'," ungkap dia.
Pakar hukum lulusan Universitas Gadjah Mada ini mengatakan, jika memang berada di dalam pemerintahan tidak membuat seseorang nyaman, berada di luar pemerintahan juga tidak masalah.