Breaking News:

Terkini Daerah

Viral Warga di Magetan Tembakkan Meriam Bambu untuk Cegat Pemudik, Pengendara sampai Putar Balik

Sebuah video yang menunjukkan penutupan jalan di Magetan, Jawa Timur menjadi viral di media sosial.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture Youtube Tribun Jateng
Warga Magetan, Jawa Timur mengadang pemudik dengan menembakkan meriam bambu, diunggah Senin (25/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Sebuah video yang menunjukkan penutupan jalan di Magetan, Jawa Timur menjadi viral di media sosial.

Dilansir TribunWow.com, video tersebut telah diunggah ulang kanal YouTube Tribun Jateng, Senin (25/5/2020).

Dalam video tersebut, tampak warga setempat menutup jalan desa.

Warga Magetan, Jawa Timur mengadang pemudik dengan menembakkan meriam bambu, diunggah Senin (25/5/2020).
Warga Magetan, Jawa Timur mengadang pemudik dengan menembakkan meriam bambu, diunggah Senin (25/5/2020). (Capture Youtube Tribun Jateng)

Kisah Pemudik Asal Jakarta yang Telantar: Ini Rumah Nenek Kami, tapi Ternyata Sudah Dijual

Di kanan-kiri jalan tampak hamparan sawah dan terdapat sebuah bangunan yang menjadi pos jaga di jalan tersebut.

Namun hal yang menjadi unik adalah penutupan jalan tersebut dilakukan dengan meletakkan setidaknya enam meriam bambu berjajar di ruas jalan.

Meriam bambu diketahui adalah permainan yang umumnya dimainkan saat bulan Ramadan.

Meriam tersebut juga mampu menembak dengan suara keras.

Dalam video itu, tampak seorang pengendara sepeda motor yang memakai pakaian putih dan helm biru hendak melintas.

Namun dua orang warga segera mencegat.

Pengendara motor itu rupanya adalah seorang pemudik.

Ia mencoba bernegosiasi dengan warga yang menjaga meriam bambu.

Namun seorang warga langsung melarang.

"Mau lewat?" tanya penjaga jalan tersebut menggunakan bahasa Jawa.

Mengaku Tetap Puasa, Pemudik yang Nekat Jalan Kaki dari Jakarta ke Solo Tempuh Jarak hingga 440 km

"Ayo Mas, tidak bisa diberitahu ini," katanya mengajak seorang warga lain untuk menembakkan meriam.

Warga itu berbalik badan untuk menyalakan meriam bambunya.

Meriam bambu tersebut dinyalakan persis di depan di pengendara motor.

Si pengendara motor tampak langsung menutup telinganya dengan tangan.

Para warga hanya terkekeh melihat reaksi pemudik tersebut.

Pengendara itu langsung memundurkan motornya dan putar balik.

Bahkan sampai ia sudah menjauh, warga masih menembakkan meriam bambu yang meletus dengan suara keras.

Para warga terbahak melihat di pemudik menjadi kapok.

Seperti diketahui, larangan mudik disampaikan pemerintah untuk mencegah penularan Virus Corona (Covid-19) antardaerah.

Meskipun begitu, banyak warga di sejumlah daerah yang nekat ingin mudik yang umumnya menjadi tradisi lebaran.

Cara-cara seperti menyelundupkan diri di mobil towing atau menggunakan jasa travel nekat dilakukan pemudik.

Kebanyakan dari mereka beralasan sudah tidak memiliki penghasilan di daerah rantau karena pandemi membuat kegiatan ekonomi menjadi terhambat.

Kucing-kucingan saat PSBB, Pemudik Bayar Rp 160 Ribu dan Terima Risiko: Orang Pengen Balik Kok

Lihat videonya mulai dari awal:

Nekat Mudik ke Madura Pakai Truk Towing

Hamilah, seorang pemudik yang hendak menuju Madura, mengungkapkan caranya menyiasati petugas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Seperti diketahui, larangan mudik dikeluarkan pemerintah untuk menekan penyebaran Virus Corona (Covid-19).

Meskipun begitu, para pemudik menggunakan sejumlah cara nekat untuk mengelabui petugas.

 Kesal Dilarang Mudik ke Jember, Ibu di Purwakarta Sakit Hati sampai Bacok Anaknya saat Tidur

Dikutip TribunWow.com, Hamilah dan keluarganya bersembunyi dalam sebuah mobil minibus yang diangkut truk towing.

Namun siasat tersebut ketahuan saat polisi menghentikan truk towing yang mengangkut minibus itu saat melintas di tol Ngawi, Jawa Timur.

Saat dihentikan, ternyata terdapat sejumlah pemudik di dalam minibus tersebut.

Mereka kemudian diminta keluar dari mobil tersebut.

Hamilah dan keluarganya diketahui merupakan pemudik dari Jakarta.

Ia lalu menuturkan alasannya nekat pulang kampung adalah karena ingin berjumpa dengan keluarga, seperti yang umum dilakukan sebagai tradisi lebaran.

"Enggak bisa pulang, kumpul-kumpul keluarga," jelas Hamilah, dalam tayangan Kompas TV, Kamis (14/5/2020).

Demi menyewa jasa truk towing, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan Hamilah.

"Rp 700 ribu, kali enam orang," ungkapnya.

Hamilah mengungkapkan rombongan mudiknya berasal dari Jakarta.

Hamilah, pemudik tujuan Madura yang nekat menggunakan jasa truk towing, Kamis (14/5/2020).
Hamilah, pemudik tujuan Madura yang nekat menggunakan jasa truk towing, Kamis (14/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

 Kucing-kucingan saat PSBB, Pemudik Bayar Rp 160 Ribu dan Terima Risiko: Orang Pengen Balik Kok

"Ke Madura, dari Cikarang, Jakarta," papar Hamilah.

Hamilah mengungkapkan dirinya nekat pulang kampung karena alasan ekonomi.

"Sudah kesulitan, sudah enggak kerja. Makan apa kalau enggak kerja?" tuturnya.

Rombongan pemudik nekat tersebut kemudian dibawa petugas untuk didata dan dilakukan cek kesehatan.

Mereka kemudian diserahkan untuk dijemput oleh Gugus Tugas Covid-19 Madura.

Hal tersebut diterangkan Kasat Lantas Polres Ngawi AKP Bobby Zulfikar.

"Dalam hal ini towing yang mengangkut mobil yang di mana di mobilnya itu ada beberapa pemudik dengan tujuan Madura," jelas Bobby Zulfikar.

"Kurang lebih ada tujuh orang," terangnya.

Para pemudik tersebut harus membayar biaya jutaan rupiah demi diangkut truk towing sampai Madura.

"Mobil tersebut membayar ke pihak towing kurang lebih Rp 6 juta," ungkapnya.

Bobby menuturkan akan lebih mewaspadai modus nekat para pemudik.

"Dengan adanya modus baru seperti ini, kami dari kepolisian dan mungkin juga TNI akan lebih selektif dalam pemeriksaan dan juga dalam penyekatan," tutup Bobby. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: Tribun Jateng
Tags:
MudikMagetanLebaran
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved