Virus Corona
Pemudik akan Kesulitan Kembali ke Jakarta, Anies Baswedan Tegas Tak Izinkan Masuk Selama PSBB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan tegas tidak memberikan izin bagi pemudik yang sudah nekat pulang ke kampung halamanya.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengeluarkan kebijakan untuk menyikapi potensi adanya arus balik mudik Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan dengan tegas tidak memberikan izin bagi pemudik yang sudah nekat pulang ke kampung halamanya.
Anies Baswedan tidak ingin keberhasilan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta selama ini menjadi kacau dengan kembalinya para perantau tersebut.
Karena menurutnya, para pemudik tersebut berpotensi menjadi orang tanpa gejala (OTG) dan berisiko untuk menularkan kepada orang lain.
• Prediksi Gelombang Kedua Corona seusai Idulfitri, BIN Enggan Samakan China: Habis Ini Kita Rapid
Hal ini disampaikan Anies Baswedan dalam acara Kompas Petang, Senin (25/5/2020).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan bahwa situasi mudik dan arus balik Lebaran menjadi permasalah yang sedang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Maka dari itu, ia memastikan akan lebih memperketat aktivitas masyarakat di Ibu Kota.
Karena risiko penyebaran Covid-19 kemungkinan akan meningkat.
Terlebih Jakarta disebut sedang menghadapi situasi menentukan dalam penerapan PSBB periode ketiga.
Dikatakannya, masyarakat yang boleh beraktivitas yakni mereka yang bekerja pada 11 sektor yang diizinkan selama PSBB berlangsung.
"Kita berhadapan dengan situasi yang cukup unik, di masa akhir dari perpanjangan PSBB ini bersamaan dengan musim mudik dan musim arus balik," ujar Anies.
"Karena itulah pemprov DKI Jakarta membuat ketentuan bahwa semua orang yang akan bepergian harus mendapatkan izin," jelasnya.
"Dan yang bepergian adalah orang-orang yang memang bekerja di 11 sektor yang diizinkan," tegasnya.
• Akhir Perdebatan Dokter Tirta dengan Jerinx SID, Hasilkan 7 Poin Positif untuk Penanganan Corona
Oleh karenanya, selain 11 sektor yang diizinkan tersebut, Pemprov DKI tidak akan memperbolehkan adanya aktvitas dari masyarakat umum.
Termasuk juga para perantau yang sudah terlanjur nekat mudik ke kampung halamannya.
Pemprov DKI tidak akan mengizinkan mereka untuk kembali masuk ke Ibu Kota.
Karena sebelumnya, Anies sudah memberikan peringatakan bagi perantau yang nekat mudik akan kesulitan untuk kembali ke Jakarta,
"Jadi yang berpergian adalah karena kedinasan."
"Begitu juga dengan yang akan masuk Jakarta, yang diizinkan masuk ke Jakarta adalah mereka-mereka yang karena pekerjaanya mengharuskan berada di Jakarta di sektor yang diizinkan," pungkasnya.
Simak videonya dari menit awal:
Tingkat Kesadaran Masyarakat Jakarta 60 Persen
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut bahwa tingkat kesadaran masyarakat di Jakarta yang memilih tetap berada di rumah lebih banyak, yakni 60 persen.
Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan menilai tingkat kesadaran masyarakat di Jakarta kembali menurun setelah memasuki bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Anies mulanya menyoroti banyaknya kasus terkait pihak yang sedang merekam aktivitas orang lain saat berada di luar rumah.
Menurut Anies, apa yang dilakukan oleh orang yang merekam tidak berbeda halnya dengan yang direkam.
• Di ILC, Sudjiwo Tedjo Dukung Penuh Kebijakan Anies soal Mudik saat Corona: Budaya Bisa Diubah
"Meskipun ada gambaran ramai di luar, ada foto-foto, ada video," ujar Anies seperti dikutip dari tayangan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Rabu (20/5/2020).
"Dan saya seringkali melihat mereka yang memotret dan yang dipotret itu sama-sama melanggar," jelasnya.
"Misalnya merekam video sambil menceritakan lihat tuh orang-orang yang pada berada di luar, yang tidak berada di rumah."
Setelah itu, Anies memberikan data bahwa masyarakat Jakarta yang memilih berada di rumah lebih tinggi dibandingkan yang ngeyel tetap beraktivitas di luar rumah.
Dari data yang ditunjukkan oleh Anies, tingkat kesadaran masyarakat di Jakarta mencapai hampir 60 persen.
Dikatakan oleh Anies, tingkat kesadaran masyarakat terus meningkat selama dua bulan terakhir.
Atau bisa dikatakan setelah adanya imbauan untuk menerapkan social distancing dengan cara bekerja di rumah, sekolah di rumah dan ibadah di rumah.
Termasuk juga ditunjang dengan adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
• Tegaskan Tak akan Longgarkan PSBB, Anies Baswedan Imbau Pemerintah Introspeksi Diri: Harus Konsisten
"Dua bulan terakhir ini sesungguhnya jumlah orang yang memilih berada di rumah itu cukup tinggi," jelasnya.
"Proporsi warga di Jakarta sejak bulan Maret yang memilih berada di rumah itu mengalami peningkatan yang sangat signifikan," sambungnya.
"Penduduk di Jakarta berada di rumah meningkat signifikan sampai sekitar 60 persen."

Bahkan dari data tersebut terlihat bahwa tingkat kesadaran warga Ibu Kota jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain.
Seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan tingkat kesadaran untuk berada di rumah tidak sampai 50 persen. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)