Virus Corona
Anies Baswedan Ungkap Risiko Bersantai di PSBB Jakarta Tahap 3: Ada Potensi Kita Memperpanjang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan apa yang akan terjadi apabila warga Ibu Kota bersikap seenaknya sendiri di PSBB tahap ketiga.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Jakarta sudah memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan berakhir pada 4 Juni 2020 nanti.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ada dua skenario yang dapat muncul dari berkahirnya PSBB tahap ketiga tersebut.
Satu di antaranya adalah risiko kembali memperpanjang PSBB apabila warga Ibu Kota membandel tak mematuhi aturan penanganan Covid-19.

• Geger Kabar Ibu dan Anak Sewa Ambulans agar Dapat Mudik, Ketua IWJ Berikan Bantahan
Penjelasan tersebut dijelaskan oleh Anies di Konferensi Pers Perkembangan Penanganan Covid-19, Senin, 25 Mei 2020 dari kantor Graha BNPB.
Awalnya Anies menjelaskan bahwa fase ketiga PSBB di Jakarta adalah fase krusial.
"Sekarang kita memasuki ke fase amat menentukan," kata Anies.
"PSBB barusan diperpanjang beberapa hari yang lalu sampai tanggal empat Juni."
"Perpanjangan ini adalah masa menentukan," sambungnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan bagaimana angka kasus Covid-19 di Ibu Kota terus mengalami penurunan.
"Mengapa? Karena bila di hari-hari ini penularan di Jakarta menurun, angka kasus baru menurun," ujarnya.
Skenario terbaik adalah Jakarta bisa kembali beraktivitas setelah berakhirnya tahap ketiga PSBB.
"Mulai sesudah tanggal empat kita bisa melakukan transisi menuju normal baru," ucap Anies.
Di sisi lain, Anies mengatakan apabila masyarakat masih terus bertindak seenaknya, maka Jakarta bisa kembali memperpanjang PSBB.
"Tetapi bila hari-hari ke depan angkanya meningkat, karena kita mulai bebas, mulai berpergian, tidak disiplin menggunakan masker, tidak disiplin cuci tangan," kata Anies.
"Maka ada potensi kita harus memperpanjang seakan mengulang proses yang kita kerjakan kemarin," sambungnya.
• Kisah Pemudik Asal Jakarta yang Telantar: Ini Rumah Nenek Kami, tapi Ternyata Sudah Dijual
Nasib Pemudik dan Arus Balik
Anies mengatakan PSBB tahap ketiga memang berada di situasi yang genting sebab bertepatan dengan hari raya lebaran yang identik dengan budaya mudik.
"Lalu sekarang kita berhadapan denga situasi yang cukup unik," ujarnya.
"Di masa akhir dari perpanjangan PSBB ini bersamaan dengan musim mudik dan musim arus balik."
Menanggulangi potensi penularan Covid-19 dari pemudik, Anies menjelaskan hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan keluar masuk Jakarta.
Ia mengatakan yang diperbolekan adalah mereka yang mendapat pengecualian sesuai yang tertera di dalam aturan PSBB.
"Karena itulah Pemprov DKI Jakarta membuat ketentuan bahwa semua orang yang akan bepergian harus mendapatkan izin," ujar Anies.
"Dan yang bepergian adalah orang-orang yang memang bekerja di 11 sektor yang diizinkan."
"Jadi yang berpergian adalah karena kedinasan."
"Begitu juga dengan yang akan masuk Jakarta, yang diizinkan masuk ke Jakarta adalah mereka-mereka yang karena pekerjaanya mengharuskan berada di Jakarta di sektor yang diizinkan," pungkasnya.
• Singgung New Normal dan PSBB Covid-19, Refly Harun: Pemerintah Sepertinya Menyerah
Simak videonya mulai menit ke-10.00:
Pesan Achmad Yurianto soal Lebaran dan New Normal
Di sisi lain, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto berharap Hari Raya Idulfitri atau Lebaran bisa menjadi loncatan untuk hidup dengan new normal.
Dilansir TribunWow.com, menurut Achmad Yurianto, waktu Lebaran sangat tepat untuk menyesuaikan dengan kehidupan yang baru.
Dirinya mengatakan semua masyarakat sudah kembali dalam keadaan yang fitrah atau suci dan tentunya siap untuk menyambut kehidupan baru yang lebih baik.
Termasuk juga kehidupan yang berkaitan dengan protokol keselamatan Covid-19.
Yakni dengan cara hidup berdampingan dengan Virus Corona.
Hal ini disampaikan Yurianto dalam acara Kompas Malam Ekslusif yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Minggu (24/5/2020).
"Jadi mungkin juga selamat Idulfitri, kalau saya mengucapkannya yang paling penting di samping selamat itu, semoga kita fitrah, kembali ke fitrah," ujar Yurianto.
"Fitrah dalam artian bahwa kita saling memaafkan Kesalahan kita dan kita akan hidup dengan protokol yang baru," jelasnya.

• Kasus Corona di Jatim Melonjak, Gubernur Khofifah: Saya Mohon Silaturahmi Idulfitri secara Online
Yurianto berharap masyarakat dapat menyadari kondisi kehidupan yang sedang teradi akibat dampak penyebaran Virus Corona.
Ia menyinggung bahwa kasus Corona di Indonesia masih belum bisa dikatakan sudah terkendali, karena penyebaran masih berlangsung.
Maka dari itu, selama belum ditemukannya vaksin, maka besar kemungkinan Virus Corona akan tetap ada di sekitar kita.
Oleh karenanya, dalam kondisi Lebaran yang tentunya masyarakat yang sudah kembali suci, diharapkan bisa diterapkan pada kehidupan yang sebenarnya berkaitan dengan Covid-19.
Maka menurutnya, tidak ada alasan untuk tidak mengikuti protokol kesehatan.
"Suci lagi, termasuk bagaimana prilaku kita dengan norma normal yang baru," tegasnya.
"Hidup dengan norma normal yang baru," imbuhnya.
"Sehingga tidak ada ruang untuk mengatakan kok enggak ikut protokol kesehatan," kata Yurianto.
"Jadi kita langsung ngomong, kita kan sudah baru," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-6.25:
(TribunWow.com/Anung/Elfan)