Kabar Tokoh
Singgung New Normal dan PSBB Covid-19, Refly Harun: Pemerintah Sepertinya Menyerah
Refly Harun menilai pemerintah Indonesia telah menyerah untuk mengatasi pandemi Virus Corona (Covid-19).
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menanggapi soal penanganan pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.
Berkaca dari adanya perpanjangan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan istilah New Normal (normal baru), Refly menilai pemerintah telah menyerah.
Pernyataan tersebut ia sampaikan lewat kanal YouTube miliknya yakni Refly Harun, yang ia unggah Senin (25/5/2020).

• Pemerintah Tetapkan Aturan New Normal untuk Bidang Usaha, Bekerja dari Rumah Dapat Terus Diterapkan
Pada awalnya Refly membahas soal evaluasi umurnya yang telah mencapai setengah abad.
Refly mengatakan banyak pelajaran dan hal yang terjadi di umurnya yang sudah memasuki 50 tahun.
Ia pertama mengulas soal dicopotnya dirinya dari Komisaris Utama Pelindo I, lalu berdirinya kanal YouTube miliknya.
Refly lalu bercerita soal dirinya yang juga terus menjalani isolasi di rumah untuk menghindari Virus Corona (Covid-19).
Berdasarkan kejadian-kejadian tersebut, Refly mengaku banyak pelajaran yang bisa ia ambil.
"Jadi banyak hikmah yang saya petik," ujar Refly.
Mantan Komisaris Utama Pelindo I itu lalu mengungkapkan harapannya soal Ramadan di tahun depan.
Ia berharap agar Ramadan di tahun berikutnya akan lebih baik dan aman dari Covid-19.
"Mudah-mudahan tahun depan kita bisa bertemu dengan Ramadan yang jauh lebih bersahabat dari sisi lingkungan, dari sisi selesainya wabah virus ini," ujar Refly.
Refly juga melontarkan sindiran terhadap pemerintah Indonesia terkait Covid-19.
Ia menilai pemerintah telah menyerah menangani Covid-19.
Pernyataan tersebut ia katakan berdasarkan istilah new normal dan perpanjangan kebijakan PSBB.
"Kita memang tidak tahu kapan Covid-19 ini akan segera berlalu," terang Refly.
"Yang jelas pemerintah sepertinya menyerah."
"Sekarang kita mengenal istilah new normal, PSBB diperpanjang karena kita sepertinya harus pasrah atau berkompromi dengan wabah Covid-19 ini," papar Refly.
Terakhir, Refly kembali mengungkapkan harapannya untuk kebaikan di masa mendatang.
"Mudah-mudahan semuanya akan jauh lebih baik hari-hari mendatang," kata Refly.
"Dalam kesempatan ini saya ingin mengucakan selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin."
"Semoga kita bisa bertemu pula dengan lebaran Idul Fitri tahun depan," tandasnya.
• Sarankan Jokowi Menyerah Urus Covid-19, Rocky Gerung: Oke Ekonomi Kami Bangkrut, Kami Menyerah
Lihat videonya mulai dari 2:20
Jokowi: Berdampingan Itu Justru Kita Tidak Menyerah
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya tetap beraktivitas dan produktif dalam masa pandemi Virus Corona (Covid-19).
Ia merujuk pada pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) yang menyebutkan Virus Corona mungkin tidak akan pernah hilang.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, diunggah Jumat (15/5/2020).
Jokowi menegaskan masyarakat harus tetap produktif dan berdamai dengan kondisi saat ini.
"Beraktivitas, ya. Kita memang harus berkompromi dengan Covid," kata Joko Widodo.
Sebelumnya ia sempat memberikan pernyataan serupa tentang hidup berdamai dengan Virus Corona.
"Bisa hidup berdampingan dengan Covid. Yang kemarin saya bilang kita harus berdamai dengan Covid," kata Jokowi.
Ia kemudian menyinggung pernyataan WHO tentang keberadaan Virus Corona yang mungkin tidak akan pernah hilang.
"Informasi terakhir dari WHO yang saya terima, meskipun kurvanya sudah agak melandai atau menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang," jelasnya.
"Artinya, sekali lagi, kita harus berdampingan hidup dengan Covid," tegas Jokowi.
Ia menyebutkan penting bagi masyarakat tetap produktif.
"Yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid," kata Jokowi.

• Minta Jangan Recokin Rezim Jokowi yang Sudah Buruk, Amien Rais Taruh Harapan Tinggi pada Tahun 2024
Meskipun hidup berdampingan, Jokowi menyebutkan bukan berarti menyerah dengan Covid-19.
"Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri," paparnya.
Menurut Jokowi, berdampingan berarti dapat menjalani aktivitas dengan normal dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan.
"Kita lawan keberadaan Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat yang harus kita laksanakan," ungkap Jokowi.
Ia kemudian menuturkan langkah-langkah yang akan dilakukan jajarannya untuk memastikan kehidupan masyarakat dapat berjalan seperti biasa.
"Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal," kata Jokowi.
"Sambil melihat dan memerhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan," lanjutnya.
"Saya tekankan, keselamatan masyarakat harus tetap menjadi prioritas," tegas dia.
Menurut Jokowi, cara hidup yang mematuhi protokol kesehatan bukan berarti harus bertentangan dengan pekerjaan dan kebiasaan yang lama.
"Ini jangan dibenturkan sebagai sebuah pilihan, ini bukan dilema," jelasnya.
"Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut new normal atau tatanan kehidupan baru," papar Jokowi.
Lihat videonya mulai dari 0:50
(TribunWow.com/Anung/Brigitta)