Breaking News:

Terkini Nasional

Pertanyakan Peran Stafsus Milenial Jokowi, Bhima Yudhistira: Kasih Es Teh Manis, Kasih Singkong

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mempertanyakan peran yang dimiliki oleh Staf Khusus (stafsus) milenial dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
YouTube Refly Harun
Refly Harun dan ekonom INDEF Bhima Yudhistira di kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (23/5/2020), mereka menyindir fungsi dan gaji dari para stafsus milenial yang disebut-sebut sebagai teman diskusi presiden. 

TRIBUNWOW.COM - Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira, mempertanyakan peran yang dimiliki oleh Staf Khusus (stafsus) milenial dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, Bhima Yudhistira mengatakan bahwa alasan sebenarnya dibentuknya Stafsus adalah untuk membantu pekerjaan Presiden, khususnya berkaitan dengan generasi milenial.

Menurutnya, membantu pekerjaan yang dimaksud adalah hanya memberikan saran dan masukan.

Presiden Joko Widodo memperkenalkan staf khusus barunya yang berasal dari kalangan milenial CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra (kiri), Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi (dua kiri), Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara (tiga kiri), peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar (empat kanan), CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung (tiga kanan), Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia (dua kanan), dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf (kanan) di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Tugas yang diberikan Presiden pada stafsus milenialnya adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang sesuai dengan keahliannya masing-masing. TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO
Presiden Joko Widodo memperkenalkan staf khusus barunya yang berasal dari kalangan milenial Andi Taufan Garuda Putra (kiri), Ayu Kartika Dewi (dua kiri), Adamas Belva Syah Devara (tiga kiri), Billy Gracia Yosaphat Mambrasar (empat kanan), Putri Indahsari Tanjung (tiga kanan), Angkie Yudistia (dua kanan), Aminuddin Ma'ruf (kanan) di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). (TRIBUN/SENO TRI SULISTIYONO)

Ekonom INDEF Sebut Alasan Ajak Belva Debat, Refly Harun Singgung Nama Jokowi: Dulu Banggakan Stafsus

Bhima Yudhistira kemudian menyinggung soal biaya yang dikeluarkan negara untuk membayar gaji ketujuh stafsus tersebut.

Dirinya mengatakan tidak sepantasnya mereka mendapatkan gaji yang begitu besar yang sebenarnya tidak banyak memiliki peran di pemerintahan.

Hal ini disampaikan Bhima dalam kanal Youtube Refly Harun, Sabtu (23/5/2020).

"Karena dia mengambil jabatan publik dia kemudian juga menerima gaji dari pajak kita juga," ujar Bhima.

"Jadi berhak dong kita nanya selama jadi Stafsus presiden ngapain aja, apa masukannya," sambungnya.

Bhima menilai apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan pengeluaran uang banyak untuk membayar stafsus milenial hanya sia-sia.

Karena di satu sisi, para stafsus justru tidak mempunyai sumbangsih terhadap pemerintahan yang sepadan dengan gaji yang diterima.

"Karena ini enggak ada kritik yang kelihatannya seharusnya disuarakan sama milenial," kata Bhima.

Warga Rayakan Lebaran saat Corona, Jokowi: Lebaran Kali Ini Menuntut Pengorbanan Kita Semua

Refly Harun lantas menyela dengan mengatakan bahwa Jokowi juga sepertinya merasa bingung dengan status stafsusnya.

Namun hal itu bisa diterangkan oleh Bhima yang menurutnya sebagai teman diskusi.

"Presiden Jokowi saja kelihatannya bingung mau menempatkan mereka sebagai apa," sindir Refly sambil tertawa.

"Katanya kan sebagai teman diskusi," saut Bhima.

Lebih lanjut, menurut Bhima, ketika para stafsus milenial tersebut tujuannya untuk diajak diskusi, maka negara tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk menggajinya.

Dirinya mengatakan jika benar hanya sekadar diajak berdiskusi maka istilahnya cukup berikan es teh manis dan singkong rebus.

"Tapi ngapain, kalau teman diskusi kan ngajak aja milenial-milenial dikumpulin, dikasih es teh manis, kasih singkong rebus itu jadi teman diskusi bahkan gratisan," papar Bhima.

"Pertama gratisan, kedua lebih banyak orang yang bisa dilibatkan sesuai dengan keahlian yang spesifik," sebut Refly.

Said Didu Dipolisikan Luhut, Refly Harun Turut Singgung Nama Faisal Basri: Kritiknya Lebih Keras

Simak videonya mulai menit ke-4.37:

BEM UIN Jakarta: Mereka Hanya Dijadikan Boneka Kecil

Presiden BEM UIN Jakarta, Sultan Rivandi memberikan tanggapan terkait mundurnya dua Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu Andi Taufan dan Adamas Belva Devara.

Dilansir TribunWow.com, Sultan Rivandi mengatakan memang sudah sepantasnya mereka mengundurkan diri.

Bahkan menurutnya, tidak hanya mereka berdua yang seharusnya mundur, melainkan seluruh stafsus milenial.

Sultan menilai perilaku yang ditunjukkan oleh stafsus milenial sudah mencoreng kaum milenial secara umum.

Hal ini disampaikan Sultan Rivandi dalam tayangan Youtube Rocky Gerung Official, Rabu (29/4/2020).

"Kita melihat ada dua staf milenial yang mundur, bahkan saya bilang kalau tujuh-tujuhnya mundur enggak akan memperbaiki nama mereka, bahkan tidak akan bisa memperbaiki generasi milenial," ujar Sultan Rivandi.

Selain itu, dirinya mengatakan bahwa dari dulu seharusnya mereka tidak menerima dijadikan stafsus milenial.

Keberadaan stafsus milenial disebut tidak memberikan dampak apapun kepada masyarakat, khususnya generasi muda.

Menurut Sultan, keberadaan mereka justru hanya dijadikan sebagai boneka untuk melindungi pemerintah dari serangan kaum milenial.

 Blak-blakan Beri Wejangan untuk Stafsus Milenial Presiden, Fahri Hamzah: Korupsi Itu Lifestyle

"Karena seharunya memang milenial jangan mau dijadikan staf," kata Sultan.

"Kan gini, saya enggak persoalkan prestasi masing-masing, pencapaian pribadi masing-masing, semua saya anggap orang hebat,"

"Tetapi mereka tidak bisa membaca situasinya, ketika mereka diangkat hanya dijadikan boneka kecil di atas bonek lagi dan ada dalang."

Sultan mengakui bahwa mereka tujuh stafsus milenial memang tidak diragukan prestasi dan pencapainya pribadinya.

Namun kesalahan dalam mengambil tindakan justru bisa menghancurkan nama baiknya dan imbasnya pada seluruh generasi milenial.

Selain menyoroti dari para stafsus, dirinya juga menilai bahwa kebijakan Jokowi membentuk stafsus milenial dirasa keputusan yang tidak perlu.

"Jadi hanya dipertontonkan kepada publik, seolang mereka adalah harapan, padahal hanya baut kecil yang enggak ada pengaruhnya sama sekali di atas oligarki kekuasaan," ungkap Sultan.

"Tujuh milineal itu akhirnya akan hancur namanya dan merusak, bukan hanya tujuh orang itu yang rusak namanya, semua generasi milenial dirusak oleh tujuh orang itu."

"Saya pikir mau tujuh-tujunya mundur, memang seharunya tidak dibikin milenial staf presiden, ditambah presiden seharusnya tidak membuat kekonyolan yang terjadi akhir-akhir ini," pungkasnya.

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
JokowiBhima Yudhistira AdhinegaraINDEFStaf Khusus (stafsus)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved