Terkini Nasional
Bhima Yudhistira dan Refly Harun Usul Solusi Stafsus Milenial Gratisan: Kasih Es Teh, Singkong Rebus
Refly Harun dan ekonom INDEF menyindir fungsi dan gaji dari para stafsus milenial yang disebut-sebut sebagai teman diskusi presiden.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ekonom INDEF Bhima Yudhistira blak-blakan mengkritisi fungsi para Staf Khusus milenial dalam pemerintahan.
Bhima bahkan mengatakan tidak perlu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan anggaran negara puluhan juta untuk menggaji para stafsus milenial tersebut.
Ia mengatakan apabila presiden memang ingin mencari teman diskusi, maka cukup dengan mengundang para pemuda dengan suguhan es teh dan camilan.

• Dituding akan Temani Setiap Orang yang Kritik Jokowi, Refly Harun: Secara Akademis Saya Malu
Dilansir TribunWow.com dari YouTube Refly Harun, Sabtu (23/5/2020), awalnya Bhima menceritakan masa lalunya.
Dirinya ternyata merupakan sahabat dari mantan stafsus milenial Belva Devara yang sama-sama alumni dari penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Bhima mengatakan alasan dirinya mengkritisi Belva karena posisinya saat itu sebagai pejabat pemerintah yang digaji dari pajak masyarakat.
Maka dari itu Bhima pernah melayangkan Belva tantangan untuk berdebat soal program Kartu Prakerja, yang melibatkan perusahaan startup milik Belva yakni Ruangguru.
Tantangan tersebut pernah dilayangkan oleh Bhima pada pertengahan bulan April lalu lewat akun Instagram miliknya.
"Karena dia mengambil jabatan publik dia kemudian juga menerima gaji dari pajak kita juga," ujar Bhima.
"Jadi berhak dong kita nanya selama jadi Stafsus presiden ngapain aja, apa masukannya," sambungnya.
Pria lulusan Univesitas Gadjah Mada (UGM) itu menyayangkan stafsus milenial yang menurutnya jarang mengkritisi pemerintah.
Ia mencontohkan saat para stafsus milenial tidak mengkritisi wacana menyewa influencer untuk menarik wisatawan di tengah Covid-19.
"Karena ini enggak ada kritik yang kelihatannya seharusnya disuarakan sama milenial," kata Bhima.
Bhima mengakui dirinya berharap saat itu para stafsus milenial bisa mengatakan tidak soal wacana influencer.
Menimpal pernyataan Bhima, pakar hukum tata negara Refly Harun menyindir soal kapabilitas para stafsus milenial.