Terkini Nasional
Bahar bin Smith Ditangkap Seperti Teroris, Berikut Klarifikasi Pihak Kepolisian: Kita Hanya Mengawal
Pihak kepolisian membantah telah mengerahkan ratusan personel bersenjata lengkap hanya untuk menangkap tokoh agama Bahar bin Smith.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pihak kepolisian membantah telah mengerahkan ratusan personel bersenjata lengkap hanya untuk menangkap tokoh agama Bahar bin Smith di Pondok Pesantren (ponpes) Tajul Alawiyyin, Kemang, Bogor, Jawa Barat.
Bahar bin Smith ditangkap kembali pada Selasa (19/5/2020) dini hari setelah sebelumnya sempat dibebaskan karena mendapat asimilasi.
Penangkapan tersebut dikatakan mengejutkan para santri karena Bahar bin Smith ditangkap layaknya teroris.

• Simpatisan Sambangi Lapas Paksa Bertemu Bahar bin Smith, Kuasa Hukum: Tadi Kita Sempat Dobrak Pintu
Dilansir Kompas.com, Kamis (21/5/2020), Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy menyebutkan bahwa penjemputan Bahar menggunakan Standar Operational Procedure (SOP) penangkapan teroris tidaklah benar.
"Yang menjemput bukan polisi tetapi Kemenkumham (Kementerian Hukum dan HAM), jadi kita hanya mengawal staff Kemenkumham saja," kata AKBP Roland.
Informasi tersebut awalnya dibeberkan oleh seorang santri bernama Karim yang mengadang awak media saat akan meminta konfirmasi terkait penangkapan Bahar bin Smith tersebut.
Menurut santri tersebut, Bahar dijemput setelah sebelumnya sempat mengisi pengajian usai salat tarawih di Ponpes.
Bahar saat itu sedang istirahat selepas mengisi acara yang selesai pada pukul 21.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB sebelum akhirnya dijemput oleh petugas.
"Sudah selesai (tarawih) malam itu jadi kita pengajian semuanya dari jam 9 dan setelah itu Beliau istirahat sepulang ngaji," ujar Karim.
Berdasarkan penuturan Karim, Bahar dijemput oleh pasukan Brimob dari kepolisian.
Ia menyebutkan adanya kedatangan puluhan mobil yang berisi ratusan personil kepolisian lengkap dengan senjata.
Suasana yang tenang saat menunggu sahut tersebut menjadi mencekam lantaran para aparat terlihat membawa senjata sniper.
"Ada 30 mobil, truk 5 selebihnya mobil pribadi brimob senjata lengkap beserta sniper. Saya saksi, saya palang pintu di sini sampai tiba-tiba polisi datang dan saya juga enggak tahu apa masalahnya," ungkap Karim.
Lalu Karim kembali menuturkan adanya dua unit kendaraan pribadi yang diperkirakan salah satu dari dua personil tersebut adalah Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (KAsatreskrim) Polres Bogor AKP Benny Cahyadi.
"Ada 2 mobil masuk ke sini dengan sopan meminta maaf dan terlihat Habib langsung dibawa. Jadi saat itu Habib sedang istirahat usai menggelar pengajian rutin dari pukul 21.00 hingga 01.00 WIB. Jadi enggak sempat sahur (Bahar)," lanjutnya dengan intonasi tinggi.
Karim lalu mengungkapkan adanya pelarangan para santri menggunakan handphone pada saat kejadian, ia juga menyebut pemerintah telah melakukan diskriminasi.
"Bahkan saat proses penjemputan, kita semua dilarang menggunakan ponsel untuk merekam semua kejadian saat itu. Saya bingung sampai privasi hp semua santri dikumpulin. Apa maksudnya coba mereka begitu pemerintah ini sudah diskriminasi," bebernya.
• Diduga Singgung Penguasa, Bahar bin Smith Kembali Ditangkap karena Langgar Dua Aturan Ini
Dinilai Sewenang-wenang
Kuasa hukum Habib Bahar bin Smith, M. Ichwan Tuankotta, menyebut petugas balai pemasyarakatan (bapas) dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) sewenang-wenang, Selasa (19/5/2020).
Merasa keberatan atas penangkapan kembali Bahar bin Smith, Ichwan akan memproses secara hukum dan melayangkan surat protes.
Karena ia menilai Bahar adalah warga negara yang taat hukum dan telah berkelakuan baik selama di penjara sehingga pantas mendapatkan peringanan hukuman.
Pihaknya juga menyayangkan tindakan petugas yang tidak memberikan keterangan resmi pada kuasa hukum mengenai keberadaan Bahar bin Smith.
Ia merasa penangkapan itu tak ubahnya seperti penculikan karena dilakukan dengan paksa tanpa adanya pemberitahuan.
Dilansir KompasTV, Selasa (19/5/2020), Ichwan yang ditemui saat berada di Lapas Kelas IIA Gunung Sindur, Jawa Barat menuturkan kekecewaannya.

Saat ditanya mengenai langkah yang akan diambil selanjutnya, Ichwan mengatakan bahwa dirinya akan melayangkan nota keberatan.
"Pertama kita akan membuat surat protes ya, nota keberatan terhadap apa yang dilakukan oleh Bapas, Kemenkumham yang tindakannya sewenang-wenang saya bilang," ujar Ichwan.
"Karena Habib Bahar taat hukum, dan dia juga narapidana yang baik, artinya dia mendapat asimilasi itu karena berbuat baik di tahanan," imbuhnya.
Ichwan juga menyebutkan bahwa dirinya sangat menyayangkan tindakan petugas yang melakukan penangkapan tanpa memberikan keterangan resmi pada kuasa hukum.
Pria yang mendampingi keluarga Bahar saat bertemu petugas lapas tersebut membandingkan penangkapan kliennya dengan penculikan.
"Tidak ada keterangan resmi dari Kanwil atau dari Bapas untuk menghubungi kuasa hukum, dia ditahan di mana, dibawa ke mana kita nggak tahu, kaya diculik aja begitu hlo yang kita sayangkan," tutur Ichwan.
Dengan nada tinggi, Ichwan juga menyinggung jumlah petugas yang dikerahkan untuk menjemput Bahar bin Smith, yang dinilainya terlalu banyak.
"Dan luar biasa, 30 kompi yang menjemput Habib Bahar, 30 puluh mobil, truk yang menjemput Habib Bahar. Luar biasa ini," seru Ichwan.
Bersama keluarga dan para simpatisan Bahar bin Smith, Ichwan mendatangi Lapas Kelas IIA Gunung Sindur untuk meminta bertemu dengan Bahar.
Namun petugas lapas tidak memberikan izin sehingga suasana sempat memanas dan terjadi aksi perusakan oleh simpatisan Bahar.
"Pertama kami dijanjikan jam delapan untuk nanti konfirmasi dengan pihak pimpinan lapas, ternyata faktanya jam delapan juga mereka tidak memberikan itu," tutur Ichwan.
Massa yang hadir merasa tidak sabar dan berusaha mendobrak masuk ke rumah tahanan tersebut, sehingga akhirnya kuasa hukum dan keluarga diizinkan menemui perwakilan petugas lapas.
"Tadi kita sempet dobrak pintu, karena massa banyak, dobrak pintu, akhirnya kita negosiasi, oke boleh masuk saya ketemu dengan Binasdik, Pak Iwan Setiawan."
"Lalu kita dialog di sana, kita, saya dalam hal ini sebagai kuasa hukum, istrinya Habib Bahar dan Uminya kandung Habib Bahar," imbuh Ichwan.
Ichwan dan keluarga Bahar melakukan negosiasi dengan pihak lapas, namun tidak juga membuahkan hasil, mereka belum diberi izin untuk menemui Bahar.
"Kita dialog di sana, tapi ternyata juga tidak sesuai dengan harapan kita, tetap tidak bisa ketemu dengan beliau," ucap Ichwan.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-02:02:
(TribunWow.com)