Virus Corona
Tanggapi Mulai Banyak Kerumunan di Jakarta, Anies Baswedan Sebut Tingkat Kesadaran Sudah 60 Persen
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan tanggapan terkait mulai banyaknya keramaian yang terjadi di Ibu Kota.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan tanggapan terkait mulai banyaknya keramaian yang terjadi di Ibu Kota.
Meski begitu, Anies Baswedan menyebut bahwa tingkat kesadaran masyarakat di Jakarta yang memilih tetap berada di rumah lebih banyak, yakni 60 persen.
Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan menilai tingkat kesadaran masyarakat di Jakarta kembali menurun setelah memasuki bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

• Di ILC, Sudjiwo Tedjo Dukung Penuh Kebijakan Anies soal Mudik saat Corona: Budaya Bisa Diubah
Anies mulanya menyoroti banyaknya kasus terkait pihak yang sedang merekam aktivitas orang lain saat berada di luar rumah.
Menurut Anies, apa yang dilakukan oleh orang yang merekam tidak berbeda halnya dengan yang direkam.
"Meskipun ada gambaran ramai di luar, ada foto-foto, ada video," ujar Anies seperti dikutip dari tayangan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Rabu (20/5/2020).
"Dan saya seringkali melihat mereka yang memotret dan yang dipotret itu sama-sama melanggar," jelasnya.
"Misalnya merekam video sambil menceritakan lihat tuh orang-orang yang pada berada di luar, yang tidak berada di rumah."
Setelah itu, Anies memberikan data bahwa masyarakat Jakarta yang memilih berada di rumah lebih tinggi dibandingkan yang ngeyel tetap beraktivitas di luar rumah.
Dari data yang ditunjukkan oleh Anies, tingkat kesadaran masyarakat di Jakarta mencapai hampir 60 persen.
• Tegaskan Tak akan Longgarkan PSBB, Anies Baswedan Imbau Pemerintah Introspeksi Diri: Harus Konsisten
Dikatakan oleh Anies, tingkat kesadaran masyarakat terus meningkat selama dua bulan terakhir.
Atau bisa dikatakan setelah adanya imbauan untuk menerapkan social distancing dengan cara bekerja di rumah, sekolah di rumah dan ibadah di rumah.
Termasuk juga ditunjang dengan adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Dua bulan terakhir ini sesungguhnya jumlah orang yang memilih berada di rumah itu cukup tinggi," jelasnya.
"Proporsi warga di Jakarta sejak bulan Maret yang memilih berada di rumah itu mengalami peningkatan yang sangat signifikan," sambungnya.
"Penduduk di Jakarta berada di rumah meningkat signifikan sampai sekitar 60 persen."

Bahkan dari data tersebut terlihat bahwa tingkat kesadaran warga Ibu Kota jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain.
Seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan tingkat kesadaran untuk berada di rumah tidak sampai 50 persen.
• Bahas Indonesia Terserah di ILC, Anies Baswedan Soroti Pelonggaran PSBB saat Lebaran: Harus Tegas
Meski begitu, pada beberapa hari terakhir, tingkat kesadaran masyarakat tidak beranjak di angka tersebut.
Bahkan bisa dikatakan mengalami sedikit penurunan ketika memasuki bulan Ramadan.
Menurut Anies, aktivitas masyarakat di bulan Ramdan mingkat pada sore hari menjelang buka puasa.
"Kita harus menargetkan lebih tinggi lagi, setelah 60 persen ini sulit naik, apalagi ketika masuk bulan Ramadan," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 4.14
Sebut Risiko Penularan Turun dari 4 Jadi 1
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu Kota.
Dilansir TribunWow.com, PSBB DKI Jakarta akan diperpanjang selama dua pekan mulai 22 Mei 2020 atau setelah tahap kedua berakhir.
Itu artinya PSBB DKI Jakarta akan memasuki periode ketiga.
Hal ini disampaikan Anies dalam acara Kabar Petang tvOne, Selasa (19/5/2020).
• Merasa Sering Dibenturkan dengan Anies, Ganjar Pernah Ungkap Kebingungannya pada sang Gubernur DKI
"PSBB di Jakarta diperpanjang mulai tanggal 22 Mei hingga 4 Juni," ujar Anies Baswedan.
Menurut Anies, perpanjangan tetap harus dilakukan meskipun sebenarnya risiko penularanan Virus Corona sudah menurun.
Dirinya mengungkapkan bahwa risiko penularanan di Jakarta sudah turun menjadi 1 per 1.
Artinya setiap orang berpeluang menularkan pada satu orang.
Anies kemudian membandingkan dengan kondisi pada Maret yang tingkat risiko penularanannya mencapai 1 per 4.
Artinya satu orang berisiko menularkan pada 4 orang lainnya.
"Ini kita lakukan meskipun kita sudah menyaksikan adanya tanda-tanda yang positif," kata Anies.
"Perlu saya sampaikan bahwa estimasi tentang nilai reproduksi, reproduksi number itu adalah alat yang digunakan untuk melihat seberapa banyak orang tertular akibat virus," jelasna.
"Di bulan Maret, angka (reproduction number) R0 kita itu berada di posisi sekitar 4," imbuhnya.
• Wanti-wanti Pelonggaran PSBB, Pakar Kesehatan: Itu adalah Kompromi Kepentingan Kesehatan dan Ekonomi
Anies menyebut keberhasilan menurunkan angka risiko penularan tidak terlepas dari tingkat kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti aturan PSBB yang meningkat, seperti tetap berada di rumah dan menjaga physical distancing.
"Kemudian dengan kita melakukan sama-sama pembatasan, kita berada di rumah, Alhamdulillah angka itu mulai turun," ungkap Anies.
"Sehingga di awal April pun kita sudah mulai lebih rendah, lalu kita melakukan PSBB tahap 1 tahap 2 dan di dua pekan terakhir kita mengalami stabilisasi di sekitar 1," terangnya.
Lebih lanjut, Anies berharap pada pelaksanaan PSBB tahap ketiga selama dua pekan kembali memberikan hasil yang positif.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berharap risiko penularan juga bisa terus turun di bawah satu.
Dengan begitu maka tidak akan ada lagi penularan yang terjadi."
"Sekarang adalah saatnya bagi kita seluruh masyarakat Jakarta untuk bersama-sama menurunkan," tegasnya.
"Kalau dia di bawah satu, artinya tidak menularkan lagi."
"Kalau angkanya empat itu satu orang menularkan pada empat orang, kalau dia sudah di bawah satu, maka tidak menularkan pada orang lain, atau risikonya kecil," pungkasnya.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)