Virus Corona
Jakarta Masih di Angka 1 Penyebaran Corona, Anies Baswedan Perpanjang PSBB Lagi: PSBB Penghabisan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memutuskan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya diperpanjang.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memutuskan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya diperpanjang.
Dilansir oleh TribunWow.com, perpanjangan PSBB di DKI Jakarta dimulai pada Jumat (22/5/2020) sampai dengan Kamis (4/6/2020) mendatang.
Hal itu diungkapkan Anies Baswedan melalui sambungan video teleconference acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (19/5/2020).

• Di ILC, Ngabalin Tegaskan Jokowi Tak Larang Ibadah Jelang Lebaran: Saya Duduk atas Nama Pemerintah
Anies Baswedan menegaskan dirinya akan memperpanjang waktu disiplin di dalam rumah dalam 14 hari ke depan.
Ia menduga perpanjangan PSBB juga terjadi di daerah Jabodetabek lainnya.
"Kita di hari-hari ke depan di Jakarta, saya tidak bisa bicara untuk wilayah lain, hanya bicara wilayah Jakarta, Jakarta dan wilayah Jabodetbaek saya rasa sama."
"Pilihannya di sini kita adalah kita teruskan disiplin selama 14 hari ke depan," ungkap Anies.
Anies mengatakan bahwa 14 hari ke depan itu akan menjadi PSBB penghabisan.
Pasalnya, jika PSBB itu dipatuhi maka kurva penyebaran Virus Corona di DKI Jakarta akan rata atau bahkan menurun.
"Karena itu di sini digambarkan selama 14 hari ke depan kalau kita lakukan dengan disiplin mulai 22 Mei sampai 4 Juni, ini 14 hari kita disiplin maka Insya Allah PSBB yang diperpanjang ini akan menjadi PSBB penghabisan."
"Kenapa? Karena angkanya insyaAllah rata atau pun kita harapkan malah bisa turun," ujarnya.
• Sudjiwo Tedjo Ungkap Kemarahannya soal Kerumunan Bandara Soetta dan McD, Karni Ilyas: Enggak Adil Ya
Dalam video itu, Anies menjelaskan bahwa penyebaran Virus Corona masih di angka satu, yang berarti penyebaran masih terjadi.
Jika bisa berada di bawah satu, maka penyebaran Virus Corona mulai berhenti.
"Kalau kita bisa turun angkanya itu sebabnya kenapa hari-hari ke depan kita harus konsisten," ungkapnya.
Menurut dia, dua minggu ke depan merupakan penentuan keberhasilan PSBB di Jakarta.
Jika sampai gagal maka penyebaran Virus Corona akan kembali seperti saat Maret.
Di mana penduduk DKI Jakarta harus mengulangi berada di dalam rumah layaknya awal kedatangan Virus Corona.
• Anies Baswedan Ungkap Peluang Jakarta Bisa Kembali Normal dan Bebas dari PSBB 2 Minggu Lagi
"Karena penentuannya ada di dua minggu ke depan bila dua minggu ke depan kita kendor, bila dua minggu ke depan kita rileks, punya potensi kita kembali seperti bulan Maret."
"Akhirnya itu kita mengulangi lagi ketidaknyamanan luar biasa yang dirasakan oleh semua orang," jelas Anies.
Sehingga Anies meminta agar masyarakat sadar bahwa PSBB bukan hanya aturan.
Melainkan kesadaran untuk segera memutus mata rantai Covid-19.
"Jadi saya ingin mengajak kepada semuanya bahwa ini bukan sekedar menegakkan peraturan karena ini harus juga membutuhkan kesadaran."
"Kesadaran untuk kita menahan diri 12 (14-red) hari ke depan," ujarnya.
Lihat videonya mulai menit ke-15:41:
Pakar Kesehatan Masyarakat Wanti-wanti Pelonggaran PSBB
Pakar Kesehatan Masyarakat, Hasbullah Thabrany menyebut ada kompromi yang dilakukan pemerintah dalam mengambil setiap kebijakan terkait kasus Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Thabrany menilai pemerintah tidak bisa lepas dari bayang-bayang dampak ekonomi.
Hal ini disampaikan Thabrany dalam acara Fakta yang tayang di kanal Youtube Talk Show tvOne, Senin (18/5/2020).
Menurut Thabrany, dalam penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pun juga selalu mempertimbangkan faktor ekonomi.
Hasilnya, pemerintah memberikan beberapa kelonggaran terhadap PSBB, yakni dengan mengizinkan masyarakat produktif untuk kembali beraktivitas.
Masyarakat yang memiliki kelompok umur 45 tahun ke bawah dibolehkan untuk kembali bekerja.
Alasannya tidak lain untuk tetap menjaga roda perekonomian.
• Kata Ali Ngabalin soal Dampak Transportasi Jalan dan Isu Pelonggaran PSBB: Itulah Sebuah Kenyataan
Namun menurutnya dalam hal ini jutru bertentangan dengan kepentingan kesehatan.
Meskipun diminta untuk tetap mengikuti protokol kesehatan, Thabrany menyebut tetap mempunyai risiko yang tinggi.
"Yang terjadi selama ini ya begitu memang, kompromi," ujar Tabhrany.
"Sebetulnya, kebijakan PSBB itu juga adalah kompromi antara kepentingan kesehatan dan kepentingan ekonomi," jelasnya.
Oleh karena itu, Thabrany meminta kepada pemerintah untuk tidak lantas membiarkan mereka masyarakat berusia di bawah 45 tahun untuk bebas beraktivitas.
Ia kemudian menanyakan soal prosedur yang dipakai untuk memantau apakah benar-benar mereka berusia 45 tahun ke bawah.
Termasuk juga memilah mereka yang benar-benar diizinkan untuk kembali beraktivitas.
Karena seperti yang disampaikan oleh Kepala Gugur Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menyebut aturan tersebut tidak berlaku untuk masyarakat umum.
• Soal Peluang Adanya Pelonggaran PSBB, Ali Ngabalin: Kita Lihat karena Kurvanya Juga Turun
Namun ditujukkan kepada masyarakat yang bekerja pada 11 sektor yang diperbolehkan.
Yakni kesehatan, bahan pangan atau makanan/minuman, energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan, logistik.
Serta perhotelan, konstruksi, industri, pelayanan dasar pada obyek vital, serta kebutuhan sehari-hari.
"Tetapi saya wanti-wanti, di lapangan sulit mengontrol mana yang 45 tahun ke atas mana yang 45 ke bawah."
"Sehingga kebijakan ini bisa menimbulkan ada tambahan kasus baru, ini yang harus kita antisipasi."
"Jadi harus diikuti dengan kontrol dan penegakan hukum yang kuat," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 3.45
(TribunWow/Mariah Gipty/Elfan Fajar Nugroho)