Breaking News:

Virus Corona

Tanggapi Rencana Pelonggaran PSBB pada 1 Juni, IDI Tekankan Indikatornya dari Segi Kesehatan

Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. M Abid Khumaidi memberikan tanggapan terkait rencana pelonggaran PSBB yang rencannya mulai 1 Juni.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
Youtube/KompasTV
Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. M Abid Khumaidi dalam acara Aiman KompasTV, Senin (18/5/2020). Dirinya memberikan tanggapan terkait rencana pelonggaran PSBB yang rencannya mulai 1 Juni. 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. M Abid Khumaidi memberikan tanggapan terkait rencana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Seperti yang dikabarkan sebelumnya, rencana pelonggaran PSBB kabarnya akan mulai dilakukan pada 1 Juni 2020.

Dilansir TribunWow.com, Abid Khumaidi meminta pemerintah memikirkan secara matang rencana pelonggaran PSBB tersebut.

Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. M Abid Khumaidi memberikan tanggapan terkait pernyataan dari Presiden Joko Widodo soal rencana kehidupan baru di tengah Virus Corona.
Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. M Abid Khumaidi . (Youtube/KompasTV)

Viral Indonesia Teserah, Dokter Ungkap Pengorbanan Selamatkan Korban Corona: Rasanya Sakit Hati

Dirinya juga meminta pemerintah memiliki indikator yang tepat, yakni mengacu pada faktor kesehatan, bukan karena alasan lain.

Hal ini disampaikan Abid Khumaidi dalam acara Aiman yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Senin (18/5/2020).

"Pendekatannya memang pada saat kita bicara sekarang adalah kasus Covid adalah kasus yang terkait dengan permasalahan kesehatan dan kedokteran," ujar Abid Khumaidi.

"Interfensi dan strategi yang harus kita lakukan adalah berbasis kesehatan," tegasnya.

Abid Khumaidi lantas tidak sependapat jika pemerintah mempunyai acuan lain dalam mengambil kebijakan tersebut.

Dirinya juga tidak ingin pemerintah lebih memikirkan faktor ekonomi ataupun politik dibandingkan masalah kesehatan.

"Artinya kita ada pendekatan epidemologi dan pendekatan medis, ini yang harus dijadikan dasar," ungkapnya.

"Kalaupun sekarang memang kita pahami bahwa ada dampak ekonomi, ada dampak sosial, politik juga, tapi bukan berarti kita menghilangkan prioritas utama di dalam kegiatan interfensi berbasis referensi di dalam kesehatan," pungkasnya.

Benarkan Aksi Indonesia Terserah sebagai Bentuk Keprihatinan, IDI Sebut Buntut Kebijakan Plin-plan

Simak videonya mulai menit ke- 35.38

Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. M Abid Khumaidi memberikan tanggapan terkait pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal rencana kehidupan baru di tengah Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Abid Khumaidi menyebut pemerintah terlalu cepat dalam menyampaikan kemungkinan tersebut.

Menurutnya, pandemi Virus Corona memang tidak mungkin berakhir dalam waktu dekat.

Tidak hanya secara nasional, melainkan juga secara dunia.

 New Normal sebagai Cara Hidup Baru Pasca-pandemi Virus Corona, Jokowi: Berkompromi dengan Covid

Dirinya juga tidak menampik soal akan menghadapi new normal dengan cara hidup berdampingan di tengah Corona.

"Jadi memang kita akan dihadapkan nanti pada sebuah kondisi yang seperti itu," ujar Abid Khumaidi.

"Artinya bahkan tidak mungkin satu tahun ke depan, kita akan berhadapan atau di dalam sebuah kehidupan yang seperti itu," jelasnya.

Meski begitu, kemungkinan tersebut seharusnya belum dikatakan pada saat sekarang.

Karena saat ini semuanya sedang berjuang untuk melawan Virus Corona.

"Tetapi kalau sekarang, kita terlalu cepat kalau mengatakan bahwa kita harus masuk ke new normal," kata Abid Khumaidi.

Lebih lanjut, dirinya merasa khawatir jika pemerintah menggunakan prinsip new normal untuk memunculkan herd immunity.

Kondisi seperti justru dirasa berbahaya karena sengaja masyarakat untuk terinfeksi guna memberikan sebuah kekebalan.

 Ungkap 3 Strategi Penanganan Corona di Jawa Barat, Ridwan Kamil: Kita Hanya Punya Modal Sosial

"Karena ini yang sangat berbahaya, kemudian kalau ada teori herd immunity yang kemudian dikembangkan di dalam new normal ini," tegasnya.

Maka dari itu, tugas pemerintah yang harusnya dilakukan pada saat ini adalah memikirkan bagaiman langkah bijak yang harus dilakukan.

Memastikan setiap langkah yang dilakukan mampu memberikan dampak efektif untuk mencegah penularangan Virus Corona.

"Oleh karena itulah, maka yang pertama tentunya adalah tetap kita harus buat indikator dan kriteria yang berbasis pada data penanganan Covid secara medis dan epidemologis untuk bisa mengatakan bahwa interfensi yang kita lakukan berhasil atau tidak," terangnya.

"Strategi yang kita lakukan sudah tepat atau tidak," pungkasnya.

 Viral Indonesia Teserah, Dokter Ungkap Pengorbanan Selamatkan Korban Corona: Rasanya Sakit Hati

Simak videonya mulai menit ke- 44.27:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Virus CoronaCovid-19pembatasan sosial berskala besar (PSBB)Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved