Virus Corona
Ramai 'Indonesia Terserah' Imam Prasodjo Sebut Dokter Kecewa: Tak Mungkin Bicara 'Saya akan Mogok'
Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo turut menanggapi viral tagar 'Indonesia Terserah'
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo turut menanggapi viral tagar 'Indonesia Terserah'
Hal itu diungkapkan Imam Prasodjo melalui sambungan video call dengan Kompas TV pada Minggu (18/5/2020).
Menurut Imam Prasodjo ungkapan itu secara tidak langsung mengekspresikan kekecewaan para tenaga medis.

• Tanggapi Indonesia Terserah, Sosiolog Imam Prasodjo Ungkap 3 Faktor Blunder: Terbesar Kemenhub
Akibanya, kini tenaga medis memilih tak peduli dengan kelakuan masyarakat di luar sana.
"Itu sebuah ekspresi kekecewaan, ekspresi ketidakpercayaan juga."
"Jadi menjadi sikap ya akhirnya acuh tak acuh," ujar Imam.
Sehingga, semua pihak diminta hati-hati berkegiatan di luar rumah.
Jangan sampai membuat para tenaga medis bersikap acuh tak acuh.
"Jadi hati-hati terhadap situasi yang menciptakan hal seperti itu kepada tenaga medis," lanjutnya.
Imam mengatakan, tenaga medis tidak mungkin secara blak-blakan bilang ingin mogok karena juga tak ingin balik di-bully.
• Soal Indonesia Terserah Pihak Istana Sindir Ramainya Penutupan McD Sarinah: Enggak Pantas Banget
Namun, seharusnya juga paham dengan psikologis para tenaga medis yang sering diabaikan.
"Tentu tenaga medis tidak akan mungkin secara terbuka bicara tentang 'saya akan mogok', karena dia tahu persis pernah terjadi yang salah kata ya atau salah pemberitaan."
"Akhirnya malah berbalik di-bully nah tapi ini kita harus faham psikologisnya para tenaga medis yang sudah berjuang mati-matian terus tidak direspon dengan proporsional di luar," jelas Imam.
Selain para tenaga medis, masyarakat harusnya juga tidak lupa kepada polisi yang selama ini tak istirahat menjaga sejumlah titik saat PSBB.
"Nah juga saya membayangkan yang sama tenaga kepolisian siang malam juga mengalami hal yang sama."
"Jadi itu lah yang terjadi," ujarnya.
• Ramai Tagar Indonesia Terserah, Dokter Relawan: Kami Juga Manusia, Kami Memang Capek dan Marah
Kemenhub Dianggap Sebagai Blunder Terbesar
Namun ada tiga pilar utama termasuk pemerintah yang menurutnya membuat Indonesia kini kembali ramai di tengah pandemi Covid-19.
"The Whole System ya pertama ya tentu ada tiga pilar menurut saya ya yang bisa ikut kontribusi suasana kok jadi begini."
"Pertama tentu pemerintah ya, pemerintah itu satu segi pernah secara tegas mengatakan misalnya ya kita fokus ke mudik saja ya yang sudah jelas-jelas relevan," ujar Imam.
Keputusan membuka transportasi umum oleh Kementerian Perhubungan dinilai merupakan sesuatu yang aneh di tengah larangan mudik.
Meski harus menerapkan protokol kesehatan, namun penerapan di lapangan akan susah dilakukan.
Apalagi memang banyak orang sudah ingin mudik.
"Dilarang mudik misalnya tapi terus tiba-tiba Kementerian Perhubungan membuka transportasi walaupun ada pembatasan-pembatasan."
"Tapi semua orang tahu bahwa transportasi umum dibuka walaupun katanya dengan protokol kesehatan tidak akan mungkin itu bisa berjalan karena pertama memang sudah ada animo orang itu kepengin pulang kampung," ujarnya.

• Soal Indonesia Terserah Pihak Istana Sindir Ramainya Penutupan McD Sarinah: Enggak Pantas Banget
Lalu, ia menilai kesalahan juga dilakukan oleh pengusaha jasa transportasi dan masyarakat itu sendiri.
"Yang kedua bisnis community, komunitas bisnis itu juga tidak mungkin membuka transportasi yang hanya mengangkut orang atau penumpang 50 persen saja."
"Sudah gitu kultur Indonesia banyak sekali pelanggaran-pelanggaran," katanya.
Namun, aturan Kementerian Perhubungan yang dinilai menjadi faktor terbesar mengapa banyak pelanggaran PSBB.
"Jadi akhirnya regulasi dari Kementerian Perhubungan, saya mohon maaf kalau saya terpaksa harus mengatakan bahwa lubang terbesar adalah di Kementerian Perhubungan," ungkapnya.
Imam juga menyinggung bahwa ada bisnis transportasi yang tidak mau merugi hingga mengabaikan physical distancing yang ketat.
"Nah terus yang kedua adalah bisnis transportasi, tentu bisnis transportasi memanfaatkan situasi ini karena tentu mereka juga bukan lembaga yang sekarang tidak merugi."
"Di situasi seperti ini semua merugi tentu dengan pembatasan-pembatasan tadi harus ada physical distancing dan sebagainya akan merugikan mereka."
"Sehingga sangat mungkin menjadi upaya-upaya untuk melakukan kreativitas negatif ya artinya jadi akhirnya tidak ada physical distancing yang ketat," jelasnya.
• Gowa Tak Lanjutkan PSBB, Sebut karena Kontradiktif dengan Aturan Pusat: Transportasi Dibuka
Selain itu, masyarakat juga menjadi faktor besar hingga banyak pelanggaran PSBB.
Mulanya ia mengira banyak orang terpaksa mudik karena keterbatasan ekonomi, namun dengan ramainya Soekarno Hatta itu membuat Imam kini ragu
"Pada saat yang sama masyarakat, mungkin masyarakat yang tidak ada pilihan dia harus pulang karena di kota dia sudah tidak punya ongkos."
"Tapi kemarin yang peristiwa terjadi di Soekarno Hatta orang berjubel seperti itu apa iya itu orang-orang yang karena tugas, apa iya itu orang-orang tua nya sakit atau meninggal," jelasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-00:40:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)