Breaking News:

Virus Corona

Komentari soal Wacana Pelonggaran PSBB, Faisal Basri Singgung Keinginan Jokowi: Ini Subjektif

Ekonom senior, Faisal Basri mengkritik wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam waktu dekat.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
YouTube Najwa Shihab
Presenter Najwa Shihab (kiri), dan Ekonom Senior Faisal Basri (kanan) dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (13/5/2020). Faisal Basri mengkritik wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam waktu dekat. 

TRIBUNWOW.COM - Ekonom senior, Faisal Basri mengkritik wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam waktu dekat.

Dilansir TribunWow.com, Faisal Basri mengatakan pelonggaran PSBB itu dilakukan hanya untuk memenuhi keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, Jokowi menginginkan puncak kasus Virus Corona terjadi pada Mei dan turun pada Juni 2020.

Terkait hal itu, Faisal Basri menilai pelonggaran PSBB dilakukan hanya untuk memenuhi target subjektif.

Penekanan lalu lintas di Jawa Barat selama PSBB
Penekanan lalu lintas di Jawa Barat selama PSBB (Youtube/KompasTV)

Bahas Menteri di ILC, Geisz Chalifah Bandingkan Era Jokowi dengan Soeharto: Kok Saya Jadi Kangen

Bahas Corona di ILC, Geisz Chalifah Ngaku Kangen pada Sosok Soeharto: Semua Menteri Sama Suaranya

Pernyataan tersebut disampaikan Faisal Basri melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (13/5/2020).

"Kelihatannya kan ini mencoba untuk menjabarkan apa keinginan presiden ya," jelas Faisal.

"Presiden kan ingin puncaknya Mei, Juni menurun dan Juli sudah seperti biasa."

Menurut Faisal, penetapan wacana pelonggaran PSBB seolah dilakukan hanya berdasarkan keinginan presiden.

Padahal, Faisal menyebut harus ada data yang kuat untuk bisa melakukan kebijakan baru terkait penanganan Virus Corona.

"Jadi kalau saya lihat jadwalnya hanya merespons apa keinginan presiden, jadi bukan dilandasi oleh scientific evidence, bukan dilandasi oleh data," jelas Faisal.

"Oleh karena itu kalau saya lihat ini keinginan subjektif, tentu saja siapapun ingin lebih cepat."

"Tapi harus ada syarat-syarat yang bisa dipenuhi," sambungnya.

Pakar Epidemiologi Minta Pemerintah Harus Penuhi 3 Indikator Ini sebelum Lakukan Pelonggaran PSBB

Lebih lanjut lagi, Faisal menyoroti banyaknya kasus baru Virus Corona yang disampaikan pemerintah.

Ia menyebut, banyaknya kasus baru ini tak memungkinkan untuk dilakukan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Hari ini itu 689 kasus baru, kalau kita lihat menariknya, saya bukan ahli epidemiologi cuma lihat dari perilaku statistik," jelas Faisal.

"Itu statistik harian Indonesia itu naik turun enggak karuan."

"Kadang-kadang naik kenceng, besok turun," imbuhnya.

Karena itu, Faisal menyebut banyaknya tes yang dilakukan menentukan banyaknya pertambahan kasus Virus Corona setiap harinya.

"Itu fungsi dari tes, semakin banyak tes semakin banyak kasus baru ditemukan," ucap Faisal.

"Kalau tidak ada tes hari ini misalnya tesnya agak turun ya kasusnya turun."

Lantas, Faisal mengimbau semua pihak menunjukkan kepedulian terhadap krisis yang kini terjadi.

"Jadi tolong menurut saya, sense of crysis-nya itu betul-betul ditunjukkan gitu ya."

"Yang kita lawan adalah virus yang tidak kelihatan dan caranya adalah dengan tes," tandasnya.

Di Mata Najwa, Najwa Shihab Cecar Pihak Istana soal Kajian Relaksasi PSBB: Medis atau Politis?

Simak video berikut ini menit ke-10.42:

Imbau Menteri Tak Bicara Ngawur

Pada kesempatan itu, sebelumnya Faisal Basri secara terang-terangan menyampaikan imbauan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Faisal Basri menilai Jokowi harus mendisiplinkan para menteri agar tak banyak bicara jika tak paham betul penanganan virus dengan nama lain Covid-19 itu.

Menurut dia, banyaknya menteri yang bicara ke hadapan publik justru akan semakin memperburuk keadaan.

 Bupati Boltim Kritik Pedas Menteri Jokowi soal Bansos, Karni Ilyas: Sampai Ngamuk Segala Macam?

Mulanya, Faisal Basri menyinggung pemenuhan alat tes Virus Corona yang hingga kini masih belum dijalankan.

Ia menilai, jumlah tes Virus Corona di Indonesia masih sangat kurang.

"Mobilisasikanlah secara nasional, seluruh kedutaan kita di dunia cari itu yang namanya alat tes itu," terang Faisal.

Tak hanya itu, Faisal pun turut menyinggung banyaknya calo yang mencari keuntungan di tengah wabah Virus Corona.

Ia mengatakan, pemerintah pusat tak seharusnya menghabiskan uang dengan membeli alat tes Virus Corona dari para calo.

"Dan yang reliable, jangan dikasih ke calo-calo yang mencari keuntungan besar-besaran di tengah pandemi," ucap Faisal.

"Di sinilah letak pentingnya pemerintah pusat."

Lebih lanjut, Faisal meminta pemerintah mempercayai daerah untuk turut melakukan penanganan Virus Corona,

Saat ini, menurutnya pemerintah pusat belum percaya penuh pada pemerintah daerah.

Hal itu terbukti dengan permintaan izin daerah kepada pusat jika ingin menangani Virus Corona.

"Nah kalau daerah, serahkanlah daerah itu paling tahu kondisi daerah," kata dia.

"Kemudian kondisi sosial ekonomi daerah yang tahu, jadi pusat jangan terlalu sepeeri sekarang gitu ya, izinkan tidak izinkan."

"Sudah bukan kewenangan pusat itu kalau menurut saya, bikin guideline saja," sambungnya.

Refly Harun Sindir Harun Masiku saat Bahas Ferdian Paleka: Enggak Tahu Sekarang di Mana Itu Orang

Menurut Faisal, yang perlu dilakukan pemerintah pusat untuk daerah yakni menyiapkan alat tes Virus Corona yang hingga kini masih kurang.

"Yang tidak bisa dilakukan misalnya pengadaan alat tes dalam skala besar, jadi daerah tidak melakukan sendiri-sendiri seperti sekarang," ujarnya.

"Itu tugas pusat menjadi penting."

Di ujung penjelasannya, Faisal lantas menyampaikan imbauannya pada Jokowi.

Ia menyebut, orang nomor satu di Indonesia itu harus mendisiplinkan para menteri agar tak asal bicara soal Virus Corona.

"Satu lagi yang penting adalah Pak Jokowi diminta mendisiplinkan menterinya."

"Enggak usah ngomong Covid deh kalau bukan bidangnya, ngaco, hampir pasti ngaco," tandasnya. (TribunWow.com)

Tags:
Faisal BasriVirus CoronaCovid-19Jokowipembatasan sosial berskala besar (PSBB)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved