Virus Corona
Soal Pulang Kampung Vs Mudik, Prof Karim Sebut Main Istilah: Selama Orang Berpindah Penyakit Ikut
Profesor Karim Suryadi menyoroti cara pemerintah berkomunikasi dalam masa pandemi Virus Corona.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Profesor Karim Suryadi menyoroti cara pemerintah berkomunikasi dalam masa pandemi Virus Corona.
Karim Suryadi menyebutkan bagaimana seharusnya pemerintah lebih terbuka dan jelas dalam menyampaikan informasi tentang Covid-19.
Selain itu, ia juga menyoroti istilah 'pulang kampung' dan 'mudik' yang disebut berbeda oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

• Kucing-kucingan saat PSBB, Pemudik Bayar Rp 160 Ribu dan Terima Risiko: Orang Pengen Balik Kok
Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam Kompas TV, Selasa (12/5/2020).
Awalnya, Karim menuturkan bagaimana seharusnya pemerintah bersikap selama masa pandemi.
"Saya bilang yang kita butuhkan itu komunikasi kritis yang tidak multitafsir, berkonteks rendah, apa adanya," kata Karim Suryadi melalui video call.
"Kalau ya, ya, kalau tidak, tidak," tegasnya.
"Penjelasannya dilakukan terperinci dan jangan biner. Jangan main istilah," lanjut dia.
Karim lalu menyoroti bagaimana istilah 'pulang kampung' dan 'mudik' dibedakan padahal memiliki makna yang sama.
"Menurut saya, maaf ya, pulang kampung dan mudik esensinya sama, orang pergi," papar Karim.
Kegiatan bepergian dengan alasan kunjungan kerja pun dianggap Karim berpotensi membawa virus.
"Selama orang itu berpindah dari satu tempat ke tempat lain, penyakit ikut," kata Karim Suryadi.
Ia kemudian menyinggung kepulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri.
• Garansi Sampai Kampung Halaman, Harga Tiket Jasa Mudik Travel Gelap Capai Empat Kali Harga Normal
Karim mengkhawatirkan kepulangan puluhan ribu TKI akan membawa gelombang baru kasus positif Virus Corona.
"Yang kedua, ini tak kalah pentingnya. Katanya tidak boleh mudik, tapi TKI mau pulang, puluhan ribu," ucapnya.