Terkini Nasional
Jadi Pendobrak Orde Baru, Amien Rais Ungkap Alasan Justru Berkoalisi dengan Prabowo: Masalah Policy
Politikus senior Amien Rais mengungkapkan alasan dirinya memutuskan menyeberang dan bergabung dengan kubu Prabowo Subianto pada dua periode pilpres.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Politikus senior Amien Rais mengungkapkan alasan dirinya memutuskan menyeberang dan bergabung dengan kubu Prabowo Subianto pada dua periode terakhir pemilihan presiden (Pilpres).
Padahal seperti yang diketahui, Amien Rais dikenal sebagai sosok penting di balik kesuksesan menumbangkan rezim orde baru dari kekuasaan Presiden Soeharto.
Sedangkan jika dilihat secara runtut, Prabowo sendiri masih ada hubungannya kekeluargaan dengan Soeharto.

• Punya Peluang Emas Jadi Presiden, Amien Rais Ungkap Alasan Justru Berikan Kesempatan pada Gus Dur
• Bahas Menteri di ILC, Geisz Chalifah Bandingkan Era Jokowi dengan Soeharto: Kok Saya Jadi Kangen
Dilansir TribunWow.com, bergabungnya Amien Rais yang saat itu masih menjadi Ketua Umum Partai PAN untuk berkoalisi dengan Prabowo menuai pertanyaan besar dari banyak kalangan.
Termasuk dari Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun yang disampaikan dalam tayangan Youtube pribadinya, Rabu (13/5/2020).
"Pak Amien ini kan orang yang frontline dalam menumbangkan orde baru tahun 98 tidak ada tokoh yang lebih terkenal dibandingkan pak Amien pada tahun 98 sebagai pemimpin dari reformasi menumbangkan rezim otoritarian orde baru," ujar Refly Harun.
"Tapi kok dua perhelatan pemilu terakhir kok malah mendukung Prabowo, alasannya gimana pak?" sambungnya.
Menurut Amien Rais keputusannya bergabung dengan Prabowo karena alasan jatah kursi di parlemen.
Ketika PAN hanya memiliki 48 kursi, maka Amien Rais menyadari hal itu akan berat untuk mengusung kadernya maju sebagai capres.
Maka dari itu, melihat kondisi seperti itu, Amien Rais mengatakan memutuskan untuk bergabung.
Dan menurutnya, kubu Prabowo Subianto disebut memiliki kesamaan dalam tujuan.
• Refly Harun Ungkap Sosok Pemimpin yang Dibutuhkan Masa Sekarang, Kharismatis atau Administratif?
Selain itu juga karena pilihannya hanya ada dua, yakni kalau tidak kubu Jokowi yang notabene dari Partai PDI Perjuangan atau Prabowo Subianto dengan partainya Gerindra.
"Jadi sesungguhnya kan kursi, jadi kalau PAN kursinya cuman 48 untuk menampilkan capresnya juga tidak nendang istilah anak-anak itu," ujar Amien Rais.
"Sehingga kita bergabung dengan kekuasaan yang kira-kira lebih kurang sependapat dengan kita, ketemunya Prabowo," jelasnya.
"Karena cuman tinggal dua, Pak Jokowi atau Pak Prabowo, masing-masing mempunyai plus dan minus."
Amien Rais memastikan jika memiliki jatah 75 kursi maka tidak perlu berpikir panjang untuk maju tanpa harus berkoalisi.
"Tapi misalnya kursinya 75 PAN tentu akan mengusung sendiri," tegasnya.
"Dari segi realitas kursinya memang tidak mungkin mas."
• Din Syamsuddin Koreksi Refly Harun yang Sebut Muhammadiyah Condong ke Prabowo saat Pilpres 2019
• Geisz Chalifah Sebut Pemerintah Terus Sudutkan Anies dan Jadi Oposisi Pemprov DKI: Dari Awal Corona
Sementara itu jika dilihat secara geografis, Amien Rais sebenarnya juga mempunyai chemistry budaya yang sama dengan Jokowi, karena sama-sama berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Terlebih ibunya tinggal di Solo yang seperti diketahui basic dari pendukung Jokowi dan PDIP.
Namun menurut Amien Rais, ia tidak mempermasalahkan terkait faktor chemistry, melainkan lebih mengutamakan kebijakan.
Mantan Ketua MPR itu menilai kurang sesuai dengan orientasi kebijakan dari Jokowi.
"Jelas sekali, saya masalahnya bukan chemistry tetapi masalah policy, jadi saya amati from the very begining nampak kalau Pak Jokowi memang orientasinya ke Beijing," kata Amien Rais.
"Begitu dilantik itu negara yang dikunjungi pertama itu bukan negara tetangga, tetapi Beijing," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 18.06
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)