Virus Corona
Bahas Perppu Corona, Amien Rais Sebut Birokrat Kebanyakan Kleptokrat, Singgung Harga Minyak Bumi
Politikus senior Amien Rais menyebut birokrasi pemerintahan Indonesia dihuni oleh banyak kleptokrat.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
"Ini kan berarti kleptokrasi lagi," sebutnya.
Sementara itu, Amien Rais menilai pekerjaan dari pemerintah saat ini bisa sangat kacau.
Mantan Ketua MPR itu menambahkan untuk perbaikannya pun dirasa sangat berat.
Meski begitu, dirinya berharap Presiden Jokowi mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik tanpa meninggalkan beban berat untuk masa pemerintahan berikutnya.
• Punya Peluang Emas Jadi Presiden, Amien Rais Ungkap Alasan Justru Berikan Kesempatan pada Gus Dur
"Kalau objektif memang sudah berat sekali, jadi sudahlah menurut saya sudah berat sekali," kata Amien Rais.
"Tetapi saya mendoakan jangan sampai Pak Jokowi nanti mengakhiri jabatan keadaan makin hancur, kasian yang meneruskan," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 41.25
Amien Rais Ungkap Alasan Berikan Kesempatan Jadi Presiden pada Gus Dur
Politikus senior Amien Rais mengungkapkan alasan dirinya tidak mengambil peluang emas untuk menjadi presiden pada tahun 1999.
Dilansir TribunWow.com, Amien Rais justru memberikan kesempatan tersebut kepada Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Dalam tayangan Youtube Refly Harun, Rabu (13/5/2020), Amien Rais mengakui bahwa memang dirinya sempat diusulkan kuat untuk menggantikan pemerintahan BJ Habibie.

• Nasib Amien Rais setelah Zulkifli Hasan Jadi Ketua Umum PAN, Zulhas Sempat Minta Maaf ke Keluarga
• UPDATE Virus Corona di Indonesia: Bertambah 689 Jiwa, Total Kasus Covid-19 Capai 15.438 Orang
Amien Rais mengaku sudah didukung oleh banyak tokoh untuk melenggang sebagai Presiden pada tahun 1999.
Termasuk juga dukungan berasal dari BJ Habibie sendiri.
Meski begitu, Amien Rais mengaku tidak enak dengan Gus Dur, lantaran dialah yang dijagokan oleh kelompok poros tengah.
Selain itu, di satu sisi Amien Rais juga mengaku mendukung Gus Dur untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia pada waktu itu.