Terkini Nasional
Corona Disebut Berkaitan pada Kabar Meninggal Harun Masiku, MAKI Ungkap Ada yang Sengaja Tutup Kasus
Buron KPK, Harun Masiku diyakini telah meninggal dunia oleh Masyarakat Antikorupsi (MAKI).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Buron KPK, Harun Masiku diyakini telah meninggal dunia oleh Masyarakat Antikorupsi (MAKI).
Hal itu diungkapkan oleh Koordinator MAKI, Boyamin Saiman di acara Aiman Kompas TV pada Senin (11/5/2020)
Boyamin Saiman meyakini Harun Masiku sudah meninggal dunia karena sama sekali tak bisa melacak keberadaannya.

• Jadi Buronan KPK, Harun Masiku Diisukan Tewas Ditembak Mati, Koordinator MAKI: Dia Enggak Punya Duit
Selain itu, wabah Virus Corona diyakini juga ada kaitannya dengan kasus tersebut.
Menurut Boyamin, di tengah wabah Virus Corona tak akan orang yang berani menyembunyikan Harun Masiku.
"Harus diingat sekarang kan lagi Corona, jadi kalau ada orang menyembunyikan pun pasti takut sekarang menyembunyikan Harun Masiku itu."
"Karena bisa jadi apa dalam kontek-kontek tertentu dia juga harus mengamankan dirinya dari Corona, tidak pengin berinteraksi dan kalau dia kemudian menyembunyikan dalam suatu tempat dia harus berkomunikasi dengan Harun," ujar Bonyamin.
Selain itu, Harun Masiku bisa juga takut meminta bantuan orang lain karena takut ketularan Virus Corona.
"Mengasih makan dan segala macam, Harun Masiku bisa jadi juga ketakutan karena bisa jadi ketularan orang yang ngasih makan dan lain sebagainya," ungkapnya.
Selain itu, Boyamin mengatakan bahwa di negara lain, di tengah pandemi Virus Corona maka para buron lebih mudah ditemukan.
"Dalam pengertian di China, di Pakistan, itu kan justru banyak orang buron ketangkap gara-gara Corona."
"La ini Harun Masiku tidak ada," ungkapnya.
Bonyamin melanjutkan, jika Harun Masiku tertangkap maka banyak orang atau tokoh petinggi lain nantinya yang akan terkena imbas.
"Jadi ini semakin meyakinkan saya bahwa yang bersangkutan sudah meninggal."
"Dan terakhir apapun terlacak di mana dan sudah saya dalami beberapa orang berkaitan itu, sebenarnya apapun kalau Harun Masiku ini tertangkap, memang banyak yang bisa jadi tersangka. Sementara ini belum menjadi tersangka," jelasnya.
• Buron KPK Harun Masiku Mendadak Dikabarkan Meninggal Dunia, MAKI Ungkap Alasannya: Sama Sekali Blank
Saat ditanya apakah orang-orang yang dimaksud itu para petinggi politik, Boyamin hanya menegaskan bahwa banyak orang yang berkepentingan punya kaitan dengan Harun Masiku.
"Enggaklah, kalau aku bicara pembesar kesannya nanti kayak apa gitu, artinya banyak orang yang berkepentingan yang kemudian Harun Masiku ini ditangkap, dia mau buka-bukaan banyak orang yang kemudian merasa sedikit terancam."
"Karena apa? Kan pada posisi tertentu misalnya ini berkaitan dengan kepentingan-kepentingan yang lain," jelasnya.
Meski demikian, Boyamin akhirnya memperbolehkan bahwa orang yang berkepentingan itu bisa juga disebut pembesar.
"Bolehlah pembesar, petinggi juga boleh, orang penting juga boleh, kan sebatas apa kita memahaminya kan begitu kan," lanjutnya.
Ia mengakui bahwa Harun Masiku tidak seberpengaruh seperti koruptor kakap Mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi.
Namun tetap saja keburukan beberapa pihak dapat terbongkar karena Harun Masiku.
Sehingga keberadaan kasus Harun Masiku dinilai harus ditutup oleh pihak berkepentingan tersebut.
• Bahas Harun Masiku, Refly Harun Turut Sindir Gerindra: Menarik Orang-orang yang Tidak Berhak
"Sebenarnya enggak banyak, tapi Nurhadi banyak petinggi, pembesar yang berkepentingan, bahkan lintas partai, lintas apa, lintas provinsi, segala macam."
"Kalau Harun Masiku ini kan hanya satu kluster sebenarnya, tapi apapun itu kan bisa menjadikan suatu aib sehingga mau enggak mau ditutup orang ini," katanya.
Lihat videonya mulai menit ke-12:44:
Keberadaan Harun Masiku Sama Sekali Tak Bisa Dilacak
Boyamin menegaskan, soal meninggalnya Harun Masiku berdasarkan analisis.
"Tidak mendadak sih kalimatnya karena ini hanya berdasarkan sifatnya analisis saja," ujar Bonyamin.
Pasalnya, pihaknya mengaku bisa melacak koruptor kakap Mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi.
Berbeda dengan kasus Harun Masiku.
"Bahwa Nurhadi itu hampir tiap minggu, bahkan seminggu ada dua kali empat klaster informan datang ke saya untuk memberitahu tentang hartanya, transaksi keuangannya, bahkan ada yang memberikan foto rekeningnya, tapi saya enggak buka rekeningnya karena rahasia bank."
"Nah, untuk Harun Masiku ini sama sekali blank," ujar Bonyamin.
Boyamin menyebutkan, penelusuran terakhir mengenai Harun Masiku sejak tiga hingga enam bulan lalu.
Dari pelacakan itu, Harun Masiku sempat meminta uang rekannya untuk membeli tiket pesawat.
• Refly Harun Cerita Kejanggalan Kasus Harun Masiku, dari Ngototnya PDIP hingga Tanda Tangan Megawati
"Dan penelusuran saya yang paling jauh itu, itu hanya ketemu temannya Harun Masiku yang sudah tiga bulan, enam bulan yang lalu, yang berkaitan pernah saya katakan dimintai tiket pesawat."
"Jadi prapradilan itu, karena kemudian berpikirnya KPK ini tidak mengembangkan bahwa Harun Masiku untuk tiket saja minta temannya, bahasa saya kan tidak kuat membeli," jelasnya.
Boyamin menuturkan, Harun Masiku sebelum Virus Corona melanda sempat ke Palembang.
"Nah, dari situlah kemudian sejauh yang saya lebih aktif gitu dibandingkan Harun Masiku untuk melacak-lacak misalnya juga ke Palembang, waktu masih belum Corona, itu juga blank karena aktifitas selama kampanye pun tidak banyak di sana," ujarnya.
Namun, kini sudah tidak diketahui di mana keberadaan Harun Masiku sama sekali
"Dan setelah kapalnya selesai juga enggak pernah ke Palembang lagi."
"Dan di Makassar juga enggak ada, di Jakarta juga enggak ada," ungkapnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)