Breaking News:

Virus Corona

Mal Diisukan Segera Buka, Pandu Riono Gamblang Bantah Kajian Kemenko Perekonomian: Jangan Dipercaya

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyoroti kajian yang dilakukan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
YouTube KompasTV
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono dalam saluran YouTube Kompas TV, Minggu (10/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyoroti kajian yang dilakukan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian.

Sebelumnya, Kemenko Perekonomian melakukan kajian soal pembukaan kembali mal, pasar dan tempat keramaian lainnya pada Juni 2020.

Dilansir TribunWow.com, terkait hal itu, Pandu Riono gamblang mengimbau publik tak memercayai kajian tersebut.

Ia pun mengungkap sejumlah kejanggalan kajian Kemenko Perekonomian.

Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Cawang, Jakarta Timur, Selasa (28/4/2020). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut, terjadi penurunan arus lalu lintas atau traffick jalan tol di tiga wilayah jalan tol, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), dan Banten, berkisar 42 persen sampai dengan 60 persen, sebagai dampak dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tribunnews/Jeprima
Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Cawang, Jakarta Timur, Selasa (28/4/2020). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut, terjadi penurunan arus lalu lintas atau traffick jalan tol di tiga wilayah jalan tol, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), dan Banten. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Soal Wacana Pelonggaran PSBB, Imam Prasodjo Sebut Jokowi Dibuat Geregetan oleh Corona, Ini Alasannya

Bali Berhasil Kendalikan Virus Corona, Benarkah Strateginya Lebih Efektif daripada PSBB?

Hal itu disampaikan Pandu Riono melalui kanal YouTube Kompas TV, Minggu (10/5/2020).

"Mereka kan enggak memodelkan, jadi Kemenko Perekonomian itu sudah menetapkan tanggal-tanggal yang mereka tetapkan sendiri," ucap Pandu.

"Mungkin mengandalkan pemodelan yang bisa memprediksi tanggal."

Pandu mengatakan, untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemerintah harus memenuhi tiga indikator penting.

"Kalau ada pemodelan sudah memperediksi tanggal, jangan dipercaya," terang dia.

"Saya enggak tahu datanya apa, tapi sebelum dibuka harus memenuhi tiga indikator penting."

Terkait hal itu, Pandu menyinggung soal penurunan korban Virus Corona.

Pemuda Pengendara Motor Ngamuk di Check Point PSBB Bogor, Pukul Petugas karena Ingatkan Pakai Masker

Jika ingin melonggarkan PSBB, Pandu menyebut pemerintah harus berhasil menurunkan angka korban Virus Corona secara stabil.

Ia bahkan juga mengimbau pemerintah meningkatkan tes Virus Corona.

"Yaitu indikator epidemiologi, bahwa ada kasus penurunan yang konsisten selama dua minggu dan terus menerus, tidak naik turun," terang Pandu.

"Dan juga dibarengi dengan peningkatan testing, bukan karena testing-nya yang terbatas sehingga kasusnya menurun."

Lebih lanjut, Pandu menyebut perlu adanya peningkatan kedisiplinan warga sebelum PSBB benar-benar dilonggarkan.

Jika itu tak dilakukan, Pandu khawatir angka korban Virus Corona justru akan bertambah.

"Yang kedua adalah adanya peningkatan perilaku penduduk, misalnya yang menggunakan masker mingkat, yang mencuci tangan meningkat," ujar Pandu.

"Ini yang penting, nanti kalau dilepas penduduknya perilakunya masih amburadul seperti sekarang akan membahayakan."

Lantas, Pandu juga mengimbau pemerintah meningkatkan pelayanan di daerah.

Jika suatu saat terjadi lonjakan pasien Virus Corona setelah PSBB dilonggarkan, pelayanan kesehatan harus siap mengatasinya.

"Dan yang ketiga adalah indikator pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan juga harus siap."

"Jadi nanti kalau ada ledakan baru," tandasnya.

2 Remaja Mesum di Hotel Terjaring Razia PSBB, Sempat Rekam Adegan Tak Senonoh Pakai Ponsel

Simak video berikut ini menit ke-5.14:

Jokowi Dibuat Geregetan

Pada kesempatan itu, sebelumnya Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo menilai kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah dibuat geregetan melihat angka korban Virus Corona yang makin bertambah. 

Karena itu, Imam Prasodjo menyebut wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah tak perlu dilakukan.

Dilansir TribunWow.com, Imam Prasodjo bahkan menilai pelonggaran PSBB itu hanyalah kebijakan yang salah fokus.

Sebab, pelonggaran PSBB disebutnya justru akan meningkatkan risiko penularan Virus Corona di daerah.

 Budi Karya Izinkan Angkutan Umum Jalan, Ridwan Kamil: Jika Terbukti ada OTG, Kami akan Larang Penuh

"Saya enggak melihat itu ada kaitannya, kalau seandainya itu dikaitkan dengan upaya presiden atau perintah presiden untuk turun itu justru yang akan muncul adalah kajian yang lebih serius," kata Imam.

"Untuk bagaimana cara pengetatan terhadap upaya pemutusan mata rantai itu dilakukan."

Imam mengatakan, wacana pelonggaran PSBB justru bertentangan dengan tujuan penurunan angka korban Virus Corona.

Tak hanya itu, ia juga menyebut wacana tersebut layaknya kebijakan yang salah fokus.

"Jadi bukan malah mau melonggarkan, ini malah kebalikan arah menurut saya," jelas Imam.

"Namanya kajian kan boleh-boleh saja, cuma menurut saya salah fokus."

 Pemuda Pengendara Motor Ngamuk di Check Point PSBB Bogor, Pukul Petugas karena Ingatkan Pakai Masker

Lebih lanjut, menurut Imam pelonggaran PSBB hanya akan meningkatkan penularan Virus Corona.

Jika di wilayah DKI angkaya menurun, Imam memprediksi korban Virus Corona akan melonjak di daerah.

"Ya kalau misalnya saya membayangkan sebagai orang biasa, ini ada orang mudik, kita tahu bahwa ini berbahaya," terang dia.

"Ini ada flow yang luar biasa besar, jangan-jangan yang akan terjadi malah pindah masalahnya ke wilayah lain."

"Jadi bisa saja di DKI ini misalnya trennya menurun, tapi bisa naik di tempat lain," sambungnya.

Karena itu, Imam kembali mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin menaati aturan pemerintah.

Melanjutkan penjelasannya, ia justru menyebut Jokowi tengah geregetan karena angka korban Virus Corona makin bertambah.

Hal itu pula yang disebutnya menjadi alasan Jokowi akhirnya menargetkan penurunan Virus Corona pada Mei 2020.

"Oleh karena itu fokus yang utama menurut saya adalah bagaimana mendisiplinkan kita, bagaimana menyinergikan seluruh sektor," ucap Imam.

"Dan juga katakan itu Pak Presiden geregetan supaya ini bisa lebih serius."

"Itu geregetan dengan cari apa alternatifnya, supaya jangan sampai di satu sisi pengin cepat tapi action di lapangan ada kesan ini tidak akan mempercepat penurunan," tandasnya. (TribunWow.com)

Tags:
Virus CoronaPSBBPandu Riono
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved