Breaking News:

Virus Corona

Soal Prediksi Akhir Covid-19 di Indonesia, dr. Eka Ginanjar Bandingkan dengan Singapura: Masih Lemah

Ditanya prediksi kapan Covid-19 di Indonesia berakhir, dr.Eka Ginanjar bandingkan data pengetesan dengan Singapura, Jumat (8/5/2020).

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture YouTube Kompas TV
dr. Eka Ginanjar merespons pertanyaan seputar Covid-19, Jumat (8/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Eka Ginanjar, mengaku tak bisa menjawab secara pasti kapan Virus Corona di Indonesia berakhir.

Hal itu disampaikan dalam segmen Tanya Jawab Seputar Covid-19 di kanal Kompas TV, Jumat (8/5/2020).

Data terakhir, sampai pada hari Jumat jumlah pasien positif terjangkit Virus Corona di Indonesia ada 13.112 orang.

Dokter Eka Ginanjar
Dokter Eka Ginanjar (Youtube/KompasTV)

11 Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Positif Virus Corona, Langsung Dilarikan ke RS Wisma Atlet

Melalui panggilan video, dr. Eka Ginanjar diminta untuk menjawab semua pertanyaan terkait Virus Corona.

Satu pertanyaan dari pemirsa melalui sosial media menanyakan kapan Covid-19 benar-benar akan berakhir.

Dari akun @frediwally20, menanyakan soal akhir pandemi Virus Corona di Indonesia.

"Kira-kira menurut prediksi kapan Corona Virus akan benar-benar berakhir di Indonesia?"

Menanggapi pertanyaan tersebut, dr. Eka Ginanjar menyampaikan bahwa pertanyaan tersebut sebenarnya sangat mudah di jawab.

Namun ia tak menampik bahwa jawabannya memang sangat susah.

Dengan kata lain, dr. Eka Ginanjar belum bisa memprediksi kapan Virus Corona di Indonesia akan berakhir.

"Oke ngejawabnya gampang tapi jawabannya susah memang," ujar dr. Eka Ginanjar.

"Jadi kalau ditanya kapan, kita tidak bisa atau belum bisa memprediksi," imbuhnya.

Sebut Koordinasi Penanganan Corona Semrawut, Refly Harun: Makin Kacau, Sekarang Leading Gugus Tugas

Reaksi Aiman Witjaksono saat Jerinx SID Tuding Media Tak Kabarkan yang Sebenarnya soal Corona

 Eka Ginanjar menerangkan alasan penularan Covid-19 di Indonesia sulit diprediksi berakhirnya.

Sebab yang pertama tentu kaitannya dengan data yang belum secara pasti dan akurat dalam menggambarkan penularan secara menyeluruh.

Eka Ginanjar menyebut Indonesia masih lemah dalam hal pengetesan utamanya intensitas pengetesan itu sendiri.

Ia menyebut, Indonesia kini baru mampu melakukan 300 sampai 400 pengetesan persatu juta penduduk.

Hal itu sangat berbanding jauh bila dibandingkan negara tetangga, Singapura, yang mampu melakukan pengetesan hingga 16 ribu tes persatu juta penduduk.

"Karena yang pertama, mungkin kembali lagi ke data yang saat ini apakah betul menggambarkan data yang hasil positif kita segitu," ujar Eka.

"Karena kita masih lemah dalam pengetesan, jadi kadar tes kita itu masih 300 sampai 400 tes per satu juta penduduk."

"Beda dengan Singapura sampai 16.000 tes per satu juta penduduk," tambahnya.

Eka juga mengatakan bahwa ada yang menyebut data aslinya tiga sampai 4 kali lipat dari data terkini itu juga susah klaim.

Bila kembali mengacu pada predikisi yang sudah ada, setidaknya Juni atau Juli diprediksi reda.

Sedangkan bila melihat kondisi masyarakat saat ini setidaknya maksimal sampai Oktober.

Ia menyampaikan sejauh ini belum ada pemodelan atau prediksi yang menyebutkan lebih dari Oktober.

Namun kembali lagi, itu semua tergantung dengan perkembangan faktor-faktor yang menjadi parameter.

"Jadi kita susah, pemodelan-pemodelan yang dilakukan berdasarkan data yang ada, jadi ternyata 'Oh yang sebenernya tiga kali lipat empat kali lipat', ya kita enggak bisa bilang juga apakah seperti itu," ujar Eka Ginanjar.

"Nah dipemodelan-pemodelan memang dikatakan paling cepat Juni atau Juli, atau ada yang bilang sudah kalau dalam masyarakat yang begini bisa sampai Oktober."

"Tapi rasanya pemodelan-pemodelan yang lain belum pernah mengatakan lebih dari Oktober."

"Tapi kita belum tahu tergantung situasi dan tergantung berbagai hal yang bisa kita jadikan parameter-parameter," tegasnya.

Peta Sebaran Virus Corona di 21 Provinsi di Indonesia, DKI Jakarta Catat Penambahan Signifikan

Simak videonya mulai dari menit ke 5.38

Kasus Kematian Naik, Ini Kata Jubir Penangan Covid-19

Jumlah kasus meninggal akibat Virus Corona kembali mengalami kenaikan pada dua hari terakhir.

Dilansir TribunWow.com, update terbaru pada Kamis (7/5/2020), terdapat 35 pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal.

Selain itu, pada update sebelumnya Rabu (6/5/2020), terdapat 23 penambahan kasus meninggal.

Sejauh ini untuk total pasien meninggal adalah berjumlah 930.

Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH
Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH (TRIBUN/CECEP BURDANSYAH)

 Singgung Ekonomi di Tengah Corona, Jokowi: Kita Beruntung sejak Awal Pilih PSBB Bukan Lockdown

Sementara itu untuk penambahan kasus baru berjumlah 338, sehingga totalnya menjadi 12.776 kasus positif Covid-19.

Itu artinya terdapat penambahan, baik kasus baru maupun kasus meninggal.

Dapat disimpulkan juga penularan Virus Corona masih terus berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda adanya penurunan.

Padahal sebelum penambahan pasien meninggal sempat menurun, yaitu hanya 8 dan 9 kasus.

Menanggapi kondisi tersebut, Juru Bicara Pemerintah penanganan Covid-19, Achmad Yurianto juga mengakui sendiri bahwa penularan masih terjadi.

Menurut Yurianto, tidak ada pilihan lain selain mengikuti anjuran dari pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial dan tetap berada di rumah.

Dirinya mengatakan cara itulah yang paling ampuh untuk bisa memutus penyebaran Covid-19.

"Penularan Covid-19 masih terjadi, gambaran di atas memberikan gambaran bahwa penularan masih terjadi," ujar Yurianto yang dilansir dari YouTube Kompas TV, Kamis (7/5/2020).

"Oleh karena itu kita tidak dihadapkan pada pilihan yang lain, selain memutuskannya," sambungnya.

"Oleh karena itu saudara-saudara tetap tinggal di rumah adalah jawaban yang paling benar, yang paling baik, karena kita tidak pernah tahu siapa yang membawa virus di luar," tegasnya.

 Krisis Corona, Bank Indonesia Tolak Usulan Cetak Uang: Mohon Maaf, Supaya Tak Menambah Bingung

Tidak hanya itu, Yurianto juga meminta masyarakat untuk lebih meningkatkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Ia mengingatkan bahwa PSBB bukan hanya kebutuhan dari pemerintah, melainkan seluruh masyarakat Indonesia.

"Sehingga PSBB adalah kebutuhan semua masyarakat, bukan hanya kebutuhan pemerintah yang kemudian harus dikontrol dengan ketat dan bahkan diancam dengan sanksi oleh aparat hukum hanya untuk menjalankan PSBB ini," pungkasnya.

Simak videonya:

(TribunWow.com/Rilo/Elfan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Covid-19Virus CoronaIndonesiaSingapura
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved