Breaking News:

Virus Corona

Ungkap Ketakutan ketika PSBB Dilonggarkan, dr Erlina: Kalau Puncaknya Tinggi, Kita Enggak Sanggup

Dokter spesialis paru-paru, dr. Erlina Burhan memberikan tanggapan soal wacana relaksasi atau kelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Youtube/Indonesia Lawyers Club
Dokter spesialis paru-paru, dr. Erlina Burhan memberikan tanggapan soal wacana relaksasi atau kelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

TRIBUNWOW.COM - Dokter spesialis paru-paru, dr. Erlina Burhan memberikan tanggapan soal wacana relaksasi atau kelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dilansir TribunWow.com, Erlina Burhan mengungkapkan ketakutannya andai PSBB benar-benar akan diberikan kelonggaran.

Menurut Erlina Burhan, dengan melihat kondisi penyebaran Virus Corona di Indonesia, maka belum saatnya dilakukan relaksasi PSBB.

Dokter Erlina Burhan dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (5/5/2020).
Dokter Erlina Burhan dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (5/5/2020). (YouTube Indonesia Lawyers Club)

Sebut Konyol Ide Relaksasi PSBB, Mardani Ali Sera Tunjukkan Data Grafik Kasus Corona di Indonesia

Dirinya mengatakan penyebaran Covid-19 di Tanah Air masih terus berlangsung dan setiap harinya penambahan kasus baru juga masih terbilang banyak, yakni kisaran 300-an.

Maka dari itu, wacana tersebut bukan merupakan langkah yang tepat, justru ditakutkan akan menimbulkan dampak buruk.

Seperti misalnya aktivitas masyarakat akan bertambah banyak.

Dan dampak langsungnya adalah risiko penyebaran Virus Corona menjadi tinggi.

Menurut Erlina Burhan, ketika kondisi tersebut terjadi, maka imbasnya pada tenaga medis dan fasilitas kesehatan.

Dirinya mengatakan semakin tinggi tingkat penyebaran maka tingkat pelayanannya akan semakin rendah.

Apalagi kalau jumlah kasus melebihi jumlah tenaga medis dan fasilitas kesehatan.

Karena seperti yang diketahui, tenaga medis memiliki jumlah yang terbatas.

Hal itu tentu membuat para tenaga medis akan merasa kewalahan dan bisa dikatakan tidak sanggup untuk menangani semuanya.

Sebut Krisis Pandemi Corona Terberat sejak Indonesia Merdeka, Sandiaga Uno Ingatkan Peran Besar UMKM

"Ini jumlah kasus per hari masih 300-an lho, kita ambil angka yang cukup rendah," ujar Erlina Burhan.

"Kalau PSBB dilonggarkan, saya membayangkan jumlah kasus akan terus naik," jelas Erlina.

"Kalau terus naik, nanti seperti ada puncaknya. Kalau puncaknya terlalu tinggi, kita semua enggak sanggup," lanjutnya.

"Kalaupun sanggup, wah, itu sudah pontang-panting," ungkap Erlina.

Lebih lanjut, Erlina Burhan kemudian mencontohkan kasus di Italia.

Menurutnya, saking banyaknya pasien yang berdatangan, para tenaga medis hanya bisa berpasrah.

"Saya pernah baca seperti suatu ketika di Italia, dokter itu playing God," ungkap Erlina.

"Pada saat pasien banyak yang datang, dokternya memilih, 'Ini akan meninggal, tidak dilayani'," sambungnya.

"Ini probabilitas kesembuhannya cukup baik, ini yang diselamatkan."

Soal PSBB, Hendrawan Supratikno: Jika Perekonomian Hancur, Pembenahannya Butuh Waktu yang Panjang

Berkaca pada kasus tersebut, Erlina Burhan mengaku tentunya tidak ingin hal itu terjadi juga di Indonesia.

Maka dari itu, ia meminta dengan sangat kepada pemerintah untuk mempertimbangkan kembali wacana relaksasi PSBB.

Karena menurut Erlina Burhan, hanya PSBB-lah yang bisa membatasi aktivitas masyarakat saat ini.

"Kita enggak mau itu terjadi di sini," tegas Erlina.

"Jadi mohon kiranya para pengambil kebijakan memikirkan juga hal ini," kata Erlina.

"Tapi kemampuan kami juga ada batasnya. Kalau pasien sangat banyak, artinya banjir pasien, kita tidak bisa memberikan pelayanan yang optimal," jelas Erlina.

"Kasihan pasien, kasihan keluarga," tutupnya.

Simak videonya mulai menit ke-7.15

Mardani Ali Sera  Sebut Konyol Ide Relaksasi PSBB

Anggota DPR fraksi PKS, Mardani Ali Sera menyoroti wacana pemerintah untuk memberikan relaksasi penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dilansir TribunWow.com, Mardani Ali Sera menyebut ide relaksasi atau kelonggaran PSBB sebagai hal yang konyol.

Menurut Mardani Ali Sera, tidak ada alasan untuk memberikan kelonggaran atau apapun bentuknya di tengah penyebaran Virus Corona yang masih berlangsung.

 Sebut Krisis Pandemi Corona Terberat sejak Indonesia Merdeka, Sandiaga Uno Ingatkan Peran Besar UMKM

Dirinya mengatakan bahwa Indonesia belum menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus Covid-19.

Oleh karena itu, pemerintah seharusnya justru semakin memperketat aturan dari PSBB.

Hal ini disampaikan Mardani dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (5/5/2020).

"Ide relaksasi PSBB konyol Bang Karni, karena itu harus dilawan, nyuwun sewu bahasanya kasar," ujar Mardani.

"Karena kalau itu berlaku berapa banyak kasus," sambungnya.

Menurut Mardani, apa yang dikatakannya tersebut bukan sekadar omongan, melainkan sebuah fakta dan ada datanya.

Dirinya kemudian menunjukkan data berupa grafik tentang gambaran penyebaran Virus Corona di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Beberapa negara di luar Indonesia sudah banyak yang mengalami penurunan grafiknya.

Sedangkan Indonesia, grafik perkembangan Covid-19 masih terus meningkat.

 Pertanyakan Alasan Relaksasi PSBB, Mardani Ali Sera: Langkah Pemerintah Selama Ini Merusak Ekonomi

Kondisi seperti itu, menurut Mardani karena langkah awal dari pemerintah yang sangat lambat dan seperti menyepelekan.

Maka dari itu, belum waktunya bagi pemerintan untuk memberikan relaksasi terhadap PSBB.

Berbeda halnya dengan negara-negara lain, seperti Malaysia, Singapura ataupun Vietnam yang berani mengambil keputusan tegas berupa lockdown.

Lockdown di awal dinilai menjadi kebijakan yang tepat untuk memutus penyebaran Virus Corona.

Mardani menjelaskan, status lockdown hanya perlu diberlakukan untuk kota-kota besar yang memiliki risiko tinggi penyebaran Covid-19.

Dengan adanya penutupan tersebut, maka penyebaran ke daerah-daerah lain tentunya menjadi terkontrol.

"Ini bukti grafik, Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam, lihat Indonesia kita naik terus karena kalau dari awal pemerintah betul-betul mau mendengar para pakar, lockdown," kata Mardani.

"Dan lockdown itu Bung Karni sederhana, karena kota-kota besar, karena memang sumbernya hampir semuanya sepakat ini imported cases dasarnya, tetapi sekarang karena tidak jelas sikap pemerintah, lokal transfernya sudah luar biasa," jelasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
PSBBVirus CoronaErlina Burhan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved