Virus Corona
Kisah Perawat Corona di Sumsel Diminta Melayani padahal Kekurangan APD: Kami Juga Manusia, Takut
Ketua PPNI Sumatera Selatan HM Subhan mengeluhkan kurangnya dukungan terhadap tenaga medis.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumatera Selatan HM Subhan mengeluhkan kurangnya dukungan terhadap tenaga medis.
Seperti diketahui, saat ini tenaga medis menjadi garda terdepan penanganan pandemi Virus Corona.
Dikutip TribunWow.com, HM Subhan menuturkan perawat yang ada di daerahnya sangat membutuhkan bantuan peralatan medis seperti alat pelindung diri (APD).

• Rindu Anak Tenaga Medis Korban Covid-19: Ramadan Terasa Berbeda Tanpa Ayah, Tak Ada Canda Tawa
Awalnya, ia menyebutkan perawat yang baru dikrekrut untuk membantu menangani pasien dijanjikan akan mendapat insentif dari pemerintah.
"Itu dijanjikan bahwa akan mendapatkan sesuai instruksi dari Presiden Pak Jokowi," ungkap HM Subhan, dikutip dari kanal YouTube Tribun Sumsel, Selasa (5/5/2020).
Ia menyebutkan insentif yang dijanjikan sampai saat ini belum turun juga.
"Jadi perawat akan mendapat Rp 7,5 juta per bulan. Tapi untuk realisasinya kita belum bisa mengatakan diterima atau tidak karena ini badai belum berlalu," papar Subhan.
Meskipun begitu, Subhan maklum dengan hal itu mengingat banyaknya kebutuhan anggaran pemerintah terkait penanganan Covid-19.
"Selama ini belum dan kita memaklumi, karena memang badai ini belum selesai," jelas Subhan.
Subhan menegaskan dirinya sebagai perwakilan perawat akan tetap melaksanakan tugas meskipun tidak dijanjikan apapun.
"Tapi sekali lagi kami dari profesi perawat, kita walaupun enggak ada itu juga tetap melaksanakan tugas kita," kata Ketua PPNI Sumsel ini.
"Karena memang tugas kita ini merawat," tegasnya.
Subhan mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Hal yang lebih ia soroti adalah minimnya pengadaan APD bagi petugas medis.
• Media Asing Sebut Pelayanan Medis Indonesia Terendah se-Asia Tenggara, Achmad Yurianto: Biarin Aja
"Cuma memang yang paling penting itu lengkapi kami, keamanan kami," ungkap Subhan.
"Tidak banyak tuntutan yang lain," lanjutnya.
Subhan menuturkan hal tersebut merupakan harapan setiap petugas medis agar dapat tetap aman memerangi virus.
"Yang penting kami usaha dulu, kami aman. Kami balik ke keluarga kami, karena kami juga manusia," tuturnya.
Ia menyebutkan saat ini kondisi petugas medis di Sumsel masih kekurangan APD.
"Cuma ada usaha dari institusi untuk melengkapi," kata Subhan.
Ia menyebutkan hal tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri.
"Jadi kawan-kawan ini disuruh tetap melakukan pelayanan, tapi melengkapi APD diabaikan," kata dia.
"Pokoknya kamu melayani dulu, belum tentu Covid kena," lanjut Subhan.
"Kami 'kan juga manusia, takut," ungkapnya.
Diketahui, sejumlah tenaga medis, mulai dari dokter sampai perawat banyak yang terkena dampak Covid-19.
Sejumlah dokter bahkan telah meninggal dunia dalam pandemi Virus Corona ini.
"Sampai hari ini kami perawat sudah 20 di nasional yang meninggal," ungkap Subhan.
• Curhatan Tenaga Medis RS Wisma Atlet Merasa Bosan, Fitdy: Tidak Bisa Bohongi Diri Kami Sendiri
Lihat videonya mulai dari awal:
Tenaga Medis Corona di Sumut Diberhentikan Sepihak
Di sisi lain, sebelumnya seluruh tenaga medis khusus Virus Corona (Covid-19) di Rumah Sakit GL Tobing, Deli Serdang, Sumatera Utara diberhentikan secara sepihak pada Sabtu (2/5/2020).
Tidak hanya itu, para petugas kesehatan diminta meninggalkan penginapan khusus di Hotel Wings, Jalan Arteri Kualanamu, Medan.
Dilansir oleh TribunWow.com, belum ada pemberitahuan resmi alasan tenaga medis diberhentikan secara sepihak.
• Soroti Keluarga Tak Mampu Diusir dari Kontrakan di Medan, Hotman Paris Tegur: Temanku Gubernur Sumut
Seorang perawat relawan Covid-19 di RS GL Tobing Teddy Soaloon Purba menjelaskan kronologi kejadian yang dialami rekan-rekan tenaga kesehatannya (nakes).
"Sebelum diarahkan untuk meninggalkan penginapan oleh koordinator kami, kami sebelumnya disuruh satu kamar menjadi dua orang, tapi kami menolak," jelas Teddy Soaloon Purba, dikutip dari Tribun-Medan.com, Sabtu (2/5/2020).
Mereka kemudian diminta segera meninggalkan lokasi penginapan.
"Sampai pada pukul 12.00 WIB tadi kami diberhentikan bertugas dan diminta untuk meninggalkan penginapan tanpa penjelasan dan surat perintah," lanjut Teddy.
Menurut Teddy, seluruh tenaga medis diminta berhenti pada saat itu juga, termasuk dokter umum, dokter spesialis, petugas laboratorium, dan radiologi.
Para nakes kemudian segera mematuhi perintah tersebut.
Tidak hanya itu, upah yang dijanjikan untuk tenaga medis juga belum cair.
Sebelumnya para tenaga medis di rumah sakit rujukan Covid-19 tersebut telah bekerja selama satu bulan.
Teddy mendapat informasi bahwa upah mereka masih dalam proses pencairan.
"Untuk upah memang masih dalam proses pencairan, belum diterima para tenaga medis, infonya masih diproses," ungkap Teddy.
Para tenaga medis yang mendapat pemberhentian sepihak tersebut kemudian menemui Ketua Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Rudi Rahmadsyah Sambas.
Rudi, atau yang kerap disapa Ruben, mengaku terkejut mendengar hal itu.
Ia menyebutkan tidak tahu-menahu tentang pemberhentian ini.
"Saya belum sempat melihat Whatsapp, semua ini rasanya mendadak sekali," kata Rudi Rahmadsyah Sambas.
"Kami merasa seperti diusir, lah, semua kawan-kawan pun sudah berpencar ini, penginapan sudah ditutup," lanjutnya.
Sementara itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengakui mengalami keterbatasan dana untuk penanganan Covid-19.
Hal itu dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Alwi Mujahit.
Ia menyebutkan pemprov harus menggelontorkan biaya ratusan juta rupiah untuk operasional RS GL Tobing.
"Rp 530 juta dalam dua minggu kita telah keluarkan anggaran untuk membiayainya," kata Alwi Mujahit.
Alwi menyebutkan pihaknya yang meminta tenaga medis agar satu kamar penginapan ditempati dua orang.
Hal tersebut ia imbau demi menghemat anggaran.
Melihat penolakan tenaga medis, Alwi memutuskan untuk memindahkan pasien positif ke rumah sakit lain.
"Kita tidak bisa paksa mereka, kalau tetap begitu terpaksa pasien kita pindahkan ke tempat lain," jelas Alwi. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)