Virus Corona
Puluhan Karyawan PT Sampoerna Positif Corona, Khofifah Enggan Disamakan dengan DKI, Begini Alasannya
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa angkat bicara soal karyawan pabrik rokok PT Samporna yang dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Patroli berskala besar ini kita lakukan terutama setelah keluar maklumat kapolri, ternyata kafe-kafe ramai sekali," jelas Khofifah.
"Kenapa kafe ramai sekali? Karena banyak masyarakat yang merasa terdampak bila mereka di rumah, jadi mereka tidak merasa aman. Tak tahunya di luar rumah makin masif."
Karena itu, menurut dia kini Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih terus melakukan sosialisasi untuk mencegah kerumunan warga.
"Ini yang harus disampaikan kembali, jadi sosialisasi ini berlapis-lapis, imbauan berlapis-lapis," tukasnya.
• Protes Ada Dokter Positif Corona Tak Diisolasi di Rumah Sakit, Warga Tutup Jalan Pakai Batang Bambu
Simak video berikut ini menit ke-3.25:
Karyawan PT Sampoerna Positif Corona
Di sisi lain, sebelumnya 34 karyawan pabrik rokok Sampoerna dinyatakan positif Virus Corona.
Setelah dipastikan positif, mereka kini menjalani isolasi di rumah sakit Rumah Sakit Dokter Sutomo Surabaya.
Dilansir TribunWow.com dalam tayangan Youtube KompasTV, masih ada lebih dari 50 karyawan yang sedang menjalani tes swab hari ini, Sabtu (5/2/2020) dan hasilnya bisa segera diketahui.

• Hasil Rapid Test, Warga Sekampung di Bali Positif Corona, Bupati Bangli Mengaku Syok
Dikabarkan sebelumnya terdapat 100 karyawan yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test.
Sedangkan keseluruhan yang melakukan rapid test adalah 323 karyawan.
Rapid test dilakukan menyusul adanya 2 pegawai pabrik tersebut yang meninggal dan dinyatakan positif.
Akhirnya Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu dengan tes swab terhadap mereka yang dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menolak adanya kluster baru penyebaran Virus Corona di Jawa Timur, khususnya Surabaya.
Risma menilai kasus itu bermula dari penanganan pasien di puskesmas yang dirasa kurang memenuhi standar protokol Covid-19.
Selain itu, lebih salahnya lagi yaitu pasien yang ditetapkan sebagai PDP tersebut masih nekat bekerja.
• Miliki Kasus Covid-19 yang Terbilang Tinggi, 3 Daerah Ini Berpotensi Jadi Episentrum Corona Baru