Virus Corona
Momen Ganjar Pranowo Pergoki Bapak-bapak Berkerumun saat Pandemi Corona: Yang seperti Ini Diapakan?
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memergoki masih ada warga yang berkerumun di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Physical distancing atau menjaga jarak fisik antar individu kini menjadi keharusan untuk menekan penyebaran pandemi Virus Corona (Covid-19).
Namun meskipun pemerintah telah berulang kali dan terus-terusan mengimbau soal physical distancing, pelanggaran masih tetap ditemukan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih menemukan bapak-bapak yang nekat berkerumun tanpa mengenakan masker.

• Cerita Ivan Gunawan Bikin Ribuan Masker untuk Dibagikan, Ganjar Pranowo Acungkan Jempol: Bagus
Ganjar memergoki kerumunan tersebut saat sedang bersepeda dengan stafnya.
Video dirinya memergoki kerumunan bapak-bapak itu ia unggah lewat akun Instagram resminya @ganjar_pranowo, Senin (4/5/2020).
Awalnya Ganjar ampak memberikan penjelasan kepada sekumpulan bapak-bapak yang nekat berkerumun melanggar physical distancing.
Bapak-bapak tersebut ampak tidak ada yang mengenakan masker, dan duduk saling berdekatan satu dengan yang lain.
Beberapa bapak-bapak ampak berterima kasih atas peringatan yang diberikan Ganjar dan meninggalkan kerumunan.
Namun sebagian yang lain masih tetap duduk di tempat tidak mempedulikan physical distancing.
Seorang staf yang ikut serta bersepada bersama Ganjar memberikan masker kepada bapak-bapak di kerumunan tersebut.
Ganjar lalu mengingatkan bahwa percuma apabila menggunakan masker tetapi masih duduk berdekatan.
"Sampeyan pakai masker tapi nempel-nempel begitu," ucapnya.
Mendengar peringatan tersebut para bapak-bapak yang berkerumun justru tertawa mendengar peringatannya.
Ganjar lalu memperingatkan agar tidak kembali lagi setelah diminta untuk bubar.
Sama seperti peringatan sebelumnya, sekumpulan bapak-bapak tersebut hanya berkata nggih atau baik, namun masih tetap duduk di tempat yang sama tidak beranjak pergi.
Ia lalu meminta agar kursi tongkrongan tersebut dipindahkan untuk menjaga physical distancing.
"Kursinya coba dipindahkan," kata Ganjar.
"Siap ndan, siap ndan," sautnya.

• Rocky Gerung Sebut Ridwan Kamil dan Ganjar akan Jadi Penantang Anies serta AHY di Pilpres 2024
Rasa jengkel juga tampak dari caption yang ditulis oleh Ganjar pada postingan tersebut.
Ganjar menyayangkan masih menemukan masyarakat yang nekat berkerumun dan meningkatkan potensi penyebaran Covid-19.
Ia juga mempertanyakan kepada warganet orang-orang nekat seperti itu harus ditindak bagaimana.
"Masih Bergerombol!
Sore kemarin saya masih nemu mereka yg bergerombol seperti ini.
Tidakkah mereka tahu, itu berbahaya. Menurutmu yg spt ini diapakan?" tulis Ganjar.
Kekesalan juga diluapkan oleh warganet yang melihat situasi tersebut.
Banyak komentar yang meminta agar orang-orang nekat tersebut ditindak tegas.
"Patrolinya sambil memakai apd pak biar langsung pada paham. Mohon maaf sebelumnya." ujar @afifsaja173.
"Tindkakan tegas pak ,dikarantina saja sekama beberapa hari diberi arahan ttg bahaya nya covid 19 atau jadi relawan covid 19 seperti di dapur umum." tulis akun @politik_sehat3.
"Banyak orang yg masih menyepelekan pak,karantina di lawang sewu saja pak matiin semua lampunya." tulis @dyt_tya.
• Soal Stiker Wajah Bupati Klaten di Hand Sanitizer, Ganjar: Kasih Bantuan Tak Usah Dilabeli, Ikhlas
Simak video selengkapnya:
Jokowi: Yang Positif Bisa Lari dari RS
Di sisi lain Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengevaluasi jalannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Dilansir TribunWow.com, Jokowi menyebut ada sejumlah daerah yang terlalu ketat hingga terlalu longgar dalam menerapkan PSBB.
Terkait hal itu, ia pun menyinggung soal banyaknya pasien positif Virus Corona yang berhasil melarikan diri dari rumah sakit.
Melalui tayangan YouTube Kompas TV, Senin (4/5/2020), Jokowi mulanya mengimbau sejumlah daerah untuk menerapkan PSBB secara tepat.
"Mengenai penerapan PSBB di empat provinsi dan 22 kabupaten kota, saya ingin memastikan bahwa ini betul-betul diterapak secara tepat," kata Jokowi.
"Dan saya melihat beberapa kabupaten dan kota telah melewati tahap pertama dan akan masuk ke tahap kedua."

Menurut Jokowi, ada sejumlah hal yang perlu dievaluasi dari penarapan PSBB.
Jokowi mengatakan, ada daerah yang belum menjalankan PSBB sesuai anjuran pemerintah.
"Ini perlu evaluasi mana yang penerapannya terlalu over, terlalu kebablasan, dan mana yang masih kendor," terang Jokowi.
"Evaluasi ini penting sehingga kita bisa melakukan perbaikan di kabupaten kota maupun provinsi yang melakukan PSBB."
Lebih lanjut, mantan wali kota Solo itu menyinggung soal target yang harus dicapai oleh setiap daerah terkait penanganan Virus Corona.
"Yang kedua, setiap daerah yang melakukan PSBB harus memiliki target-target yang terukur, ada targetnya," jelasnya.
"Misalnya, berapa jumlah pengujian sampel yang telah dilakukan, tes PCR yang telah dilakukan."
Lantas, ia mengingatkan soal penerapan isolasi yang harus dilakukan secara ketat.
Terkait hal itu, Jokowi pun menyinggung banyaknya pasien Virus Corona yang masih berkeliaran bebas di masyarakat.
"Apakah pelacakan yag agresif telah dikerjakan? Berapa yang telah di-tracing setiap hari? Ini harus dikerjakan," kata Jokowi.
"Kemudian apakah isolasi yang ketat juga dilakukan? Karena saya melihat ada yang sudah positif tapi masih bisa lari dari rumah sakit."
"Yang PDP masih beraktivitas ke sana ke mari," tandasnya.
Simak video berikut ini:
(TribunWow.com/Anung/Tami)