Virus Corona
Kronologi Puluhan Karyawan PT Sampoerna Positif Corona, Satgas Sebut Ada 2 PDP Kerja di Pabrik
Ketua Pelaksana Satgas Covid-19 Surabaya, Eddy Christijanto mengungkap kronologi karyawan PT Sampoerna yang dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Ketua Pelaksana Satgas Covid-19 Surabaya, Eddy Christijanto mengungkap kronologi puluhan karyawan PT Sampoerna yang dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Eddy menyatakan puluhan karyawan PT Sampoerna itu diduga terinfeksi Virus Corona dari dua pasien dalam pengawasan (PDP) yang juga bekerja di perusahaan tersebut.
Bahkan, menurut dia kedua PDP itu sudah meninggal dunia dan positif terinfeksi Virus Corona.
"Data yang didapatkan teman-teman Dinas Kesehatan dari rumah sakit itu tidak menyebutkan mereka itu bekerja di Sampoerna," ucap Eddy, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Minggu (3/5/2020).
"Sehingga kita mencari sendiri."

• Ungkap Kondisi 63 Karyawan Sampoerna Terjangkit Corona, Gubernur Khofifah Keluhkan Masalah Berikut
• Puluhan Karyawan PT Sampoerna Positif Corona, Khofifah Enggan Disamakan dengan DKI, Begini Alasannya
Karena tak memiliki data lengkap, Eddy mengatakan petugas sampai melakukan pelacakan untuk mengetahui aktivitas kedua PDP tersebut.
Dari situlah diketahui dua PDP itu bekerja sebagai karyawan PT Sampoerna.
"Teman-teman di Dinkes (Dinas Kesehatan) itu ketika ada kasus seperti ini kan kita tracing sampai di mana titik berhentinya. Akhirnya ketemulah mereka di pabrik Sampoerna itu," jelas Eddy.
"Baru kita komunikasi dengan Sampoerna bahwa ada seperti itu dan harus dilakukan langkah tindak lanjut."
Lebih lanjut, Eddy menyebut pihaknya telah berkomunikasi dengan PT Sampoerna untuk mencegah penularan yang lebih luas.
"Saat ini ketika kita melakukan komunikasi, setelah itu kita ke pabrik mereka melakukan itu," kata Eddy.
"Protokol mereka siapkan."
Tak hanya itu, Eddy menyebut PT Sampoerna juga diimbau untuk mengatur jarak kerja karyawannya.
• Jenazah Perawat Corona Ditolak di TPU Semarang, 3 Tokoh Masyarakat Ditetapkan Tersangka Provokator
Ia menyebut, imbauan tersebut sudah langsung diterapkan di pabrik rokok itu.
"Sebelumnya kami tidak tahu bahkan jaraknya antara pekerja satu meter, wali kota (Surabaya) minta supaya jaraknya diganti menjadi dua meter," terang Eddy.
"Sehingga itu salah satu permintaan kami kepada PT HM Sampoerna untuk melakukan jarak itu."
Lantas, ia pun mengungkapkan awal mula penularan Virus Corona di PT Sampoerna.
Eddy menyebut, dua orang karyawan PT Sampoerna sempat memeriksakan diri ke rumah sakit karena merasakan sejumlah gejala Virus Corona.
"Jadi mereka kan tanggal 2 informasinya menunjukkan gejala, mereka periksa di salah satu rumah sakit tapi mereka masih masuk," ungkapnya.
"Sampailah mereka tanggal 13 (April 2020) untuk periksa lagi dan akhirnya terpapar dan tanggl 14 (April 2020) meninggal."
Selama menunggu hasil tes, kedua karyawan tersebut disebutnya tetap bekerja seperti biasa.
Hal itulah yang diduga menjadi awal penularan hingga puluhan karyawan PT Sampoerna dinyatakan positif Virus Corona.
"Kemungkinan di selang antara tanggal 2 sampai 13 yang mereka masih masuk itulah proses terpaparnya ke yang lain seperti itu."
"Kalau dari data teman-teman di Dinkes itu sebenarnya data itu sudah ada di data kita yang di PDP. Tapi kan di data PDP itu mereka tidak menyebutkan bahwa mereka bekerja di salah satu pabrik," tandasnya.
• Kehidupan Normal setelah Corona Berakhir Versi Gugus Tugas, akan Tetap Diharuskan Gunakan Masker?
Simak video berikut ini menit ke-4.54:
Kondisi Puluhan Karyawan PT Sampoerna
Di sisi lain, sebelumnya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkap penanganan para karyawan terinfeksi Virus Corona di Pabrik Sampoerna.
Sedangkan, 65 karyawan Pabrik Sampoerna kini telah dinyatakan positif Virus Corona.
Dua di antara dari 65 karyawan tersebut diketahui telah meninggal pada April lalu.

• Puluhan Karyawan PT Sampoerna Positif Corona, Khofifah Enggan Disamakan dengan DKI, Begini Alasannya
Hal itu diungkapkan Khofifah Indar Parawansa saat menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Minggu (3/5/2020).
Mulanya, Khofifah menjelaskan bahwa pihaknya melakukan pendalaman masalah tersebut dengan pihak PT Sampoerna pada akhir April 2020.
"Sebetulnya ketika kami mendapatkan informasi di tanggal 28 saya melakukan pendalaman, saya mendengar penjelasan dari tim manajamen PT Sampoerna," kata Khofifah.
Ia menjelaskan demi menangani masalah ini, Khofifah mengatakan pihaknya telah membentuk tim kurativ dan tim tracing.
"Kemudian saya mengajak beberapa dokter, saya koordinator tim curativ maupun koordinator tim tracing dan memang harus melakukan langkah-langkah lebih terukur untuk melakukan pembatasan dari mereka yang sudah suspect," ungkapnya.
Khofifah melanjutkan, pihaknya telah menyiapkan tempat isolasi di suatu hotel.
• 65 Karyawan Pabrik Sampoerna Positif Corona, Khofifah: Penarikan Produk Rokok Sedang Dibahas
Namun yang sempat menjadi masalah adalah hasil swab cukup lama didapatkan.
"Bahwa memang harus diisolasi di tempat diputuskan di salah satu hotel dan kemudian kita mendapatkan informasi bahwa sebetulnya sempat dilakukan swab tapi sampai belasan hari ini, swab yang awal itu belum keluar," lanjutnya.
Mantan Menteri Sosial ini melanjutkan bahwa beberapa karyawan Sampoerna yang positif Covid-19, sudah dirujuk ke dua rumah sakit.
Khofifah mengatakan bahwa pihaknya akan memperluas tracing.
Pasalnya, penderita Covid-19 di klaster Sampoerna cukup besar.
"Siang tadi saya mengkoordinasikan dengan tim internal kurativ dan tracing di Pemprov, saya menyampaikan setelah di rapid test itu reactive. Jadi ini memang perlu diperluas swab test-nya," ungkapnya,
Selain itu, Khofifah menjelaskan bahwa dirinya ingin penderita Covid-19 yang memerlukan perawatan intensif dirawat di satu rumah sakit agar mudah terkoordinasi.
• Jenazah Perawat Corona Ditolak di TPU Semarang, 3 Tokoh Masyarakat Ditetapkan Tersangka Provokator
"Sehingga akan lebih baik pasien yang terkonfirmasi positif dari perusahaan ini dijadikan di satu rumah sakit."
"Saya rasa bisa ditunjuk satu rumah sakit agar kontrol dan monitoringnya bisa lebih mudah karena mereka berasal dari perusahaan dari satu klaster," ucap Gubernur 50 tahun ini. (TribunWow.com)