Breaking News:

Virus Corona

Tanggapi Covid-19 di Jakarta, Sandiaga Uno Minta Publik Tak Lengah: Jangan Menarik Kesimpulan

Sandiaga Uno meminta publik tak lengah dalam menghadapi pandemi Covid-19 meskipun angka kasus menunjukkan penurunan.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Talk Show tvOne
Sandiaga Uno meminta publik tak lengah dalam menghadapi pandemi Covid-19 meskipun angka kasus menunjukkan penurunan, Minggu (3/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menanggapi kondisi terkini Jakarta dalam menghadapi pandemi Virus Corona (Covid-19).

Meskipun perkembangannya pernah menurun Sandi meminta masyarakat tak lengah.

Senada dengan Sandi, Konsultan Politik Sandrina Malakiano mengatakan informasi soal Covid-19 sudah berkurang dapat memicu publik menjadi lengah.

Konsultan Politik Sandrina Malakiano mengomentari kondisi pandemi Covid-19 terkini di Jakarta, Minggu (3/5/2020).
Konsultan Politik Sandrina Malakiano mengomentari kondisi pandemi Covid-19 terkini di Jakarta, Minggu (3/5/2020). (youtube Talk Show tvOne)

Adik Korban Covid-19 Menahan Tangis Kenang Momen Kritis Kakak, Tak Respons Teriakan, Tangis, dan Doa

Dikutip dari acara HOT INDONESIA, Minggu (3/5/2020), awalnya host acara tersebut Dalton Tanonaka memaparkan sejumlah fakta terkait penanganan Covid-19 di Indonesia.

Ia menyoroti pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Dalton menjelaskan bagaimana kini akses keluar masuk Jakarta sudah dijaga, penerbangan di Indonesia telah ditutup, dan banyak pusat perbelanjaan serta restoran yang tutup.

Ia juga menyinggung bagaimana Indonesia memiliki prosentase kematian akibat Covid-19 yang tinggi.

Pertama, Sandi menjelaskan pengalamannya yang tergabung dalam gugus tugas penanganan Covid-19.

"Kini sebagai bagian dari Gugus Tugas, saya berkoordinasi dengan pemerintah kami juga melakukan pemeriksaan, pelacakan, dan pencegahan," ujarnya.

Melalui partisipasinya dalam Gugus Tugas Sandi mengatakan kondisi di Jakarta belum dapat dibilang aman.

"Sebagai bagian dari Gugus Tugas pemerintah, kami lakukan sekitar 3.200 pemeriksaan dalam tujuh hari terakhir," kata Sandi.

"Kami juga mendapatkan 32 kasus yang sudah dipastikan maka terlalu dini untuk mengatakan, bahwa kasus di Jakarta sudah mulai melambat beberapa hari."

"Tetapi kemudian naik kembali, maka data harus menjadi tuntunan kami," lanjutnya.

Sandi mengatakan tujuan akhir yang harus dicapai adalah menurunkan angka perkembangan Covid-19 sekaligus memusnahkan virus tersebut.

"Maka masih sangat terlalu dini untuk mengatakan, jangan menarik kesimpulan terlebih dahulu," ujar Sandi.

"Kita harus terus berjuang hingga akhir."

"Bukan hanya mendatarkan kurva tetapi juga memusnahkan virus ini secara bersamaan," imbuhnya.

Achmad Yurianto Sebut PSBB Nasional Tak Perlu, Epidemiolog: Kalau Ingin Indonesia Pulih Bulan Juli

Data Bisa Picu Publik Lengah

Sepakat dengan Sandi, Konsultan Politik Sandrina Malakiano mengatakan masyarakat masih harus terus waspada akan bahaya Covid-19.

"Meskipun pemerintah beri tahu pada publik bahwa kurva telah mendatar di Jakarta sebagai tempat kasus terbesar di Indonesia, kita tidak boleh lengah sekarang," kata dia.

Sandrina justru khawatir dengan adanya informasi kondisi telah membaik, masyarakat justru menjadi lengah.

"Sebab dengan informasi seperti itu Anda mungkin dapat membuat publik salah tangkap, sehingga mereka lengah, dan berpikir keadaan sudah membaik," terangnya.

Ia juga sepaham dengan pernyataan Sandi bahwa angka kasus bisa naik sewaktu-waktu.

"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan," tandasnya.

Lihat videonya mulai menit ke-0.50:

PSBB Seluruh Pulau Jawa

Sebelumnya, Pakar Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono meminta agar penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan untuk seluruh Pulau Jawa.

Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono mengatakan banyak masyarakat yang masih belum mengikuti imbauan dari pemerintah untuk tetap berada di rumah.

Pandu Riono berharap penerapan PSBB benar-benar bisa maksimal.

Menurutnya, keberhasilan PSBB juga bisa menetukan kapan masa puncak penyebaran Virus Corona di Indonesia.

Hal ini disampaikan Pandu Riono dalam acara Satu Meja The Forum yang tayang di Youtube KompasTV, Kamis (30/4/2020).

"Jadi kita kan memilih PSBB artinya pembatasan sosial itu sifatnya harus betul-betul terimplementasi bukan dalam SK saja," ujar Pandu Riono.

Dirinya menilai tingkat kedisiplinan masyarakat untuk tetap berada di rumah tertinggi ada di DKI Jakarta.

Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono dalam tayangan YouTube Kompas TV, Senin (27/4/2020).
Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono dalam tayangan YouTube Kompas TV, Senin (27/4/2020). (YouTube KompasTV)

 

Hal itu memang karena DKI Jakarta sudah menerapkan PSBB lebih awal dan sudah diperketat.

Kemudian untuk daerah lain, khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur masih rendah tingkat kedisiplinannya.

Hal itu terlihat melalui big data dari google.

Padahal ketiga provinsi tersebut juga mempunyai kasus penyebaran yang cukup tinggi dan hanya kalah dari DKI Jakarta.

Oleh karena itu, harapannya yaitu supaya PSBB ini bisa diterapkan menyeluruh di Pulau Jawa.

Menurutnya berdasarkan data dari big data Google, Jabar, Jateng dan Jatim tidak sampai 50 persen tingkat kedisiplinan masyarakatnya.

Kondisi seperti itu tentu menjadi sangat rawan dan membuat penyebaran Covid-19 menjadi tinggi.

"Jadi kita bisa melihat masih banyak penduduk yang masih berpergian dan seharusnya mereka stay home dan kita bisa lihat dari data yang kita pantau dari big data google ternyata yang hanya meningkat tajam itu hanya di DKI," ujar Pandu Riono.

"Sedangkan di Jawa Barat, di Jawa Tengah, maupun Jawa Timur itu belum sampai di atas 50 persen, padahal kita ingin sampai mendekati 70 persen atau 80 persen, sehingga berdampak betul kepada penurunan kasus yang seharusnya terjadi tidak perlu terjadi," jelasnya.

"Belum efektif, dan kalau bisa sih, paling tidak kita harus cepat mengatakan PSBBnya berlaku seluruh Pulau Jawa," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke-7.02

(TribunWow.com/Anung/Elfan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Sandiaga UnoCovid-19Virus CoronaJakartaSandrina Malakiano
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved