Breaking News:

Virus Corona

Adik Korban Covid-19 Menahan Tangis Kenang Momen Kritis Kakak, Tak Respons Teriakan, Tangis, dan Doa

Seorang keluarga pasien meninggal Covid-19 menceritakan bagaimana saat-saat terakhir kakaknya yang sudah tidak bisa lagi merespons sapaan keluarga.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
youtube Najwa Shihab
Sie Manule menahan tangis menceritakan momen terakhir dirinya bertatap muka langsung dengan mendiang kakak yang kini telah meninggal akibat Covid-19, Sabtu (2/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Banyak keluarga yang harus merelakan kepergian orang tersayang mereka akibat pandemi Virus Corona (Covid-19).

Sie Manule merupakan satu di antara banyak orang yang harus merelakan orang tercintanya pergi untuk selamanya akibat Covid-19.

Saat terakhir sebelum kakaknya meninggal, Sie masih ingat bagaimana mendiang sang kakak sudah tidak bisa lagi merespons panggilan dan teriakkan dari keluarga.

Yohanes Kristanto, pasien meninggal Covid-19 (pojok kanan bawah).
Yohanes Kristanto, pasien meninggal Covid-19 (pojok kanan bawah). (youtube Najwa Shihab)

Achmad Yurianto Sebut PSBB Nasional Tak Perlu, Epidemiolog: Kalau Ingin Indonesia Pulih Bulan Juli

Dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Minggu (3/5/2020), awalnya Sie menceritakan kondisi kesehatan kakaknya yang tergolong sehat untuk orang yang sudah berumur.

"Dalam suasana duka, saya sedang menjalani isolasi mandiri sehubungan dengan meninggalnya kakak, Yohanes Kristanto, 2 April yang lalu," kata Sie.

"Dalam keseharian kondisi kesehatan kakak cukup bugar, tidak mengidap penyakit kronis yang umumnya diderita oleh para lansia," lanjutnya.

Namun tiba-tiba pada akhir Maret ia menerima kabar kondisi kesehatan kakaknya memburuk.

"Pada kamis 26 Maret siang saya mendapati tiba-tiba kondisi kakak mengalami kondisi somnolence," ujar Sie.

"Saya meminta istri kakak saya untuk segera membawanya ke rumah sakit."

Seusai memeriksakan ke rumah sakit, kondisi kakaknya menunjukkan gejala telah terpapar Covid-19.

"Foto rontgen paru terlihat berkabut menunjukkan kondisi pneumonia yang parah di kedua paru-parunya," papar Sie.

Protes Ada Dokter Positif Corona Tak Diisolasi di Rumah Sakit, Warga Tutup Jalan Pakai Batang Bambu

Kontak Fisik Terakhir

Sie bercerita akhir Maret adalah waktu terakhir dirinya berjumpa langsung dengan mendiang kakaknya.

"Pada tanggal 27 Maret malam itu juga menjadi hari terakhir saya berjumpa, dan berkomunikasi secara fisik dengan kakak," ujar Sie.

"Pihak keluarga, istri kakak saya tentunya tidak lagi diperkenankan lagi untuk bertemu dengan suaminya."

Sie mengatakan hari itu adalah hari yang terberat bagi dirinya, dan istri kakaknya.

Pada hari tersebut Sie bercerita kakanya bersikeras tak ingin ditinggal sendirian di rumah sakit.

"Saat itulah menjadi hal yang terasa sangat berat bagi saya dan kakak ipar saya," ujar Sie.

Sie mengatakan pada saat itu kakaknya memohon agar ia tidak ditinggal sendirian di rumah sakit.

"Momen yang penuh rasa iba menyaksikan kakak saya itu mengeluh dan meronta, berusaha menahan kami semua dan istrinya agar jangan meninggalkan dia seorang diri," ucapnya.

Akhirnya istri kakaknya mencoba meyakinkan agar suaminya mau ditinggal di rumah sakit sendirian.

Berikut adalah kata-kata yang diucapkan oleh istri mendiang kakak Sie.

"'Pa, rumah sakit mengharuskan aku pulang, biar aku bisa istirahat di rumah, Papa harus menuruti nasihat rumah sakit ya, di sini ada dokter, perawat yang mengobati, dan melayani Papa, biar Papa cepat sembuh, pulih, dan bisa cepat pulang ke rumah ya'," ucap Sie sambil menahan tangis menirukan perkataan kakak iparnya.

Bahas Kehidupan setelah Corona, Sandiaga Uno: Physical Distancing Setidaknya Lanjut 2 Tahun ke Depan

Tak Bisa Merespons Apapun

Selama kakaknya tersebut dirawat, Sie bercerita dirinya selalu memberikan dukungan lewat video call.

"Saya dan kakak ipar saya selalu berusaha untuk membangkitkan semangat dan spiritual mereka dengan puji-pujian kepada Tuhan, memberikan dukungan spiritual."

"Hanyalah video call yang bisa diperkenankan dua kali sehari, pagi dan malam hari lewat bantuan perawat yang menunggu kakak," ujar Sie.

Namun pada malam terakhir sebelum kakaknya meninggal, Sie bercerita bagaimana mendiang kakaknya itu tidak bisa merespon apapun.

"Di malam terakhir, 1 April, kami berempat bersama putri kakak yang ada di Amerika melakukan video call."

"Dengan sedih dan merasa tidak tega melihat tanda-tanda kondisi kakak semakin memburuk."

"Hampir sudah tidak merespons terhadap sapaan bahkan teriakan-teriakan doa, dan tangisan istrinya," tuturnya.

Sie mengatakan pada dua April kakaknya dikabarkan telah meninggal dunia.

Baru Sehari Pulang dari RS, Bayi 1 Bulan asal Grobogan Sesak Napas dan Dinyatakan Positif Corona

Lihat videonya mulai menit 2.00:

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Covid-19Virus CoronaNajwa ShihabYouTube
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved