Breaking News:

Virus Corona

Teliti Vaksin Virus Corona, Berikut Empat Jenis Metode Pengembangan yang Dilakukan Ilmuwan di Dunia

Peneliti di seluruh dunia terus mencoba menemukan vaksin Virus Corona, beberapa dari mereka menggunakan sejumlah pendekatan yang berbeda.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
AFP melalui scmp.com
Seorang perawat menyiapkan obat untuk pasien terjangkit virus Corona 

TRIBUNWOW.COM - Peneliti di seluruh dunia terus mencoba menemukan vaksin Virus Corona, beberapa dari mereka menggunakan sejumlah pendekatan yang berbeda.

Lebih dari 90 vaksin dikatakan tengah dikembangkan untuk melawan virus tersebut.

Setidaknya enam kelompok sudah mulai menyuntikkan formulasi ke dalam sukarelawan dalam uji keamanan.

Pengakuan Relawan Uji Coba Vaksin Virus Corona: Istri Saya Khawatir, Anak Saya Mengira Pergi Kerja

Sementara beberapa kelompok peneliti lain sudah mulai menguji pada hewan.

Untuk menemukan vaksin Virus Corona, sejumlah peneliti di dunia mencoba menemukan antivirus tersebut dengan metode yang berbeda.

Seperti yang dikutip TribunWow.com dari nature.com, Jumat (1/5/2020), pengembangan vaksin Virus Corona tersebut dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis metode.

Diketahui, vaksin bertujuan mengekspos tubuh pada antigen yang akan memicu respon imun sehingga dapat memblokir atau membunuh virus saat seseorang terinfeksi.

Untuk menemukan antigen tersebut, ilmuwan menggunakan sejumlah metode, dari penggunaan virus itu sendiri, hingga melakukan rekayasa genetik.

Berikut sejumlah metode yang dilakukan oleh peneliti di seluruh dunia dalam usaha menemukan vaksin Virus Corona.

Vaksin dari Virus

Setidaknya tujuh tim sedang mengembangkan vaksin menggunakan virus itu sendiri.

Virus tersebut akan dilemahkan atau dibuat tidak aktif dan dimasukkan ke tubuh.

Banyak vaksin yang ada dibuat dengan cara ini, seperti antivirus yang digunakan untuk melawan Campak dan Polio.

Namun kendalanya, vaksin ini membutuhkan pengujian keamanan yang luas dalam sejumlah tahap.

Adapun Tim peneliti dari Sinovac Biotech di Beijing yang menggunakan metode ini, telah mulai menguji versi SARS-CoV-2 yang tidak aktif pada manusia.

Vaksin Virus-vektor

Sekitar 25 kelompok mengatakan mereka sedang mengerjakan vaksin vektor-virus.

Pada metode ini, virus seperti Campak atau Virus Adeno direkayasa secara genetis sehingga dapat menghasilkan protein Virus Corona dalam tubuh.

Virus-virus ini dilemahkan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.

Ada dua jenis virus yang bisa digunakan dalam metode ini, yaitu virus masih dapat mereplikasi di dalam sel dan yang tidak bisa karena gen kunci telah dinonaktifkan.

Vaksin Asam Nukleat

Setidaknya 20 tim bertujuan untuk menggunakan instruksi genetik (dalam bentuk DNA atau RNA) untuk protein Virus Corona yang mendorong respon imun.

Asam nukleat dimasukkan ke dalam sel manusia, yang kemudian menghasilkan salinan protein virus.

Hal ini ditujukan untuk memicu pembentukan sel imun tubuh yang akan mengenali virus tersebut sehingga dapat menangkalnya saat terjangkit.

Vaksin Berbasis Protein

Banyak peneliti ingin menyuntikkan protein coronavirus langsung ke dalam tubuh.

Peneliti tersebut juga menggunakan fragmen protein atau cangkang protein yang meniru lapisan luar Virus Corona.

28 tim sedang mengerjakan percobaan vaksin berbasis protein tersebut.

Cangkang protein yang kosong dibuat menirukan struktur Virus Corona, namun tidak memiliki daya infeksi.

WHO Sebut Sudah Ada 70 Vaksin Covid-19 yang Dikembangkan dan Siap Diuji Coba, Harus Lewati 3 Fase

Relawan Pertama Uji Coba Vaksin Virus Corona

Fase klinis pertama dari calon vaksin Virus Corona telah diujicobakan pada manusia, Senin (18/3/2020) di Seattle, Amerika Serikat.

Orang pertama yang menjadi relawan untuk uji coba tersebut adalah Jennifer Haller, seorang manajer operasional yang berusia 43 tahun.

Jennifer menerima suntikan vaksin mRNA-1273 tersebut di Institute Penelitian Kesehatan Kaiser Permanente Washington, Seattle.

Dilansir KompasTV, Rabu (18/3/2020), menurut pengakuannya, Jennifer mengajukan diri sebagai relawan percobaan karena ingin membantu masyarakat dunia menghadapi Virus Corona.

"Semua orang terlihat tidak memiliki harapan saat ini. Dan saya menyadari ada cara untuk saya bisa membantu, maka dari itu saya sangat senang bisa berada di sini," ujar Jennifer.

Jennifer mengaku sangat bersemangat dan mengatakan bahwa proses pemberian vaksin tersebut berlangsung dengan cepat.

"Tadi prosesnya mudah, seperti vaksin flu. Saya beberapa bulan lalu mendapatkan vaksin flu, dan prosesnya hampir sama. Tidak sakit dan saya senang sekali," jelas Jennifer.

Jennifer merupakan ibu dari dua orang anak, dan anak-anaknya sangat mendukung atas keputusan yang diambil ibunya.

"Saya berharap kita bisa menemukan vaksin yang benar-benar ampuh secepatnya, sehingga kita bisa menyelamatkan banyak nyawa," kata Jennifer.

"Dan saya berharap masyarakat bisa kembali hidup normal secepatnya," sambungnya.

Seperti yang dikutip TribunWow.com dari Kompas.com Jumat (1/5/2020), banyak pihak meminta para ilmuwan untuk segera menemukan vaksin yang dapat menangkal Virus Corona dalam waktu singkat.

Didanai Bill Gates, Kandidat Vaksin Virus Corona Kembali Diujicobakan pada 40 Relawan di Amerika

Hingga saat ini para ahli masih berusaha membuat formula yang tepat dan aman sehingga dapat digunakan masyarakat secara luas.

Para peneliti tersebut belum dapat menjanjikan ketersediaan vaksin dalam waktu dekat.

Mereka menyebutkan bahwa vaksin baru akan membutuhkan waktu berbulan-bulan dan harus melalui berbagai uji klinis agar aman digunakan oleh manusia.

Vaksin yang dibuat dengan terburu-buru, dikhawatirkan akan memperparah infeksi dan bukannya menyembuhkannya.

Dekan National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine, dr. Peter Hotez juga menyatakan bahwa pembuatan vaksin tersebut tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.

"Saya mengerti betapa pentingnya mempercepat langkah pengujian vaksin ini, tapi dari semua yang saya tahu tidak seperti itu kerjanya," jelas Hotez.

"Ada risiko peningkatan kekebalan tubuh. Cara untuk memperkecil resiko tersebut adalah diujicobakan terlebih dahulu pada hewan," imbuhnya.

Diketahui Hotez pernah ikut mengembangkan vaksin SARS pada tahun 2003 yang silam.

Dalam prosesnya, calon vaksin baru yang diujicobakan pada hewan tersebut malah memperburuk kondisi inangnya dan harus diteliti ulang.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama.

(TribunWow.com)

Tags:
VaksinVirus CoronaCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved