Virus Corona
Ungkap Ketakutan Warga Isolasi di Rumah Angker, Bupati Sragen: Mereka Hanya Bisa Bertahan 3 Hari
Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan warganya yang melakukan isolasi di rumah angker mengalami ketakutan.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan warganya yang melakukan isolasi di rumah angker mengalami ketakutan.
Dilansir TribunWow.com, menurut Kusdinar Untung Yuni, mereka bahkan hanya sanggup bertahan selama tiga hari.
Seperti yang diketahui, Pemerintah Kabupaten Sragen melakukan cara yang berbeda untuk membuat masyarakatnya jera, yakni dengan menyediakan rumah angker tersebut yang dijadikan sebagai tempat isolasi.

• Kemenhub Sebut Angkutan Mudik Gelap Ilegal, Minta Kepolisian Menindak: Silakan Saja Menawarkan
Rumah angker tersebut memang disiapkan untuk menampung para pemudik yang ngeyel tidak mau melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Yuni Sukowati menilai cara seperti itulah yang harus dilakukan untuk memperlakukan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Sragen.
Terlebih masyarakat Indonesia itu lebih takut kepada hantu ketimbang virus ataupun sekadar aturan.
Menurutnya tujuannya tidak lain hanyalah untuk membuat mereka merasa takut dan mengaku kapok.
Hal ini disampaikan Yuni Sukowati dalam acara Mata Najwa yang tayang di kanal Youtube Najwa Shihab, Kamis (30/4/2020).
"Memang harus dibuat kapok mbak orang Indonesia itu takut sama hantu," ujarnya.
"Jadi ini hanya ambil efek jeranya mereka supaya mereka bisa mematuhi dan disiplin terhadap komitmen ini," sambungnya.
• Surat Terbuka Mendalam dari Sandiaga Uno untuk Semua Orangtua Indonesia di Tengah Larangan Mudik
Yuni Sukowati mengaku awalnya tidak kepikiran dengan hal itu.
Menurutnya, awal mula muncul ide tersebut yaitu adanya banyak pemudik yang tidak mau menjalani isolasi.
Karena dianggap membayakan karena bisa menularkan ke orang lain, pemudik yang nekat itu akhirnya menayakan apakah ada gedung kosong untuk dijadikan tempat isolasi.
Tempat angker tersebut berada di Desa Sepat, Kecamatan Masaran.
"Karena untuk kesehatan bersama, mereka pulang ke kampung jangan sampai membawa penyakit dan saya meminta teman-teman juga di desa untuk aktif," katanya.
"Akhirnya karena banyak orang yang ngeyel ini harus kita berikan punisment ya sudah kita siapkan saja di desa Sepat ada gedung kosong yang sudah 10 tahun tidak dihuni kita bersihkan kita gunakan untuk itu," jelas Yuni Sukowati.
Ia mengatakan ada tiga orang yang sempat menempati gedung kosong dan angker tersebut.
Namun tidak bertahan lama, mereka merasa ketakutan dan mengaku kapok.
• Agus Pambagio Sebut Orang Indonesia Jarang Taat, Najwa Shihab: Lebih Takut Hantu daripada Virus
Mereka pun akhirnya berjanji akan mengikuti anjuran dari pemerintah, yakni melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Dan akhirnya dipakai dengan tiga orang ini, dan mereka hanya bisa bertahan tiga hari karena merasa ketakutan terus kemudian lapor kepada satgas yang berjaga di depan rumah," beber Yuni Sukowati.
"Kemudian minta 'kami akan komitmen kami akan patuh anjuran pemerintah untuk itu mohon bisa kembali lagi ke rumah untuk melanjutkan karantina mandiri'."
"Dan pihak desa membolehkan untuk kembali lagi ke rumah. Jadi sekarang posisinya kosong," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-8.00
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)