Virus Corona
Soal Mundurnya Stafsus Milenial Jokowi, BEM UIN Jakarta: Mereka Hanya Dijadikan Boneka Kecil
Presiden BEM UIN Jakarta, Sultan Rivandi tanggapi mundurnya dua Stafsus Milenial Presiden Jokowi, yaitu Andi Taufan dan Belva Devara.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Presiden BEM UIN Jakarta, Sultan Rivandi memberikan tanggapan terkait mundurnya dua Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu Andi Taufan dan Adamas Belva Devara.
Dilansir TribunWow.com, Sultan Rivandi mengatakan memang sudah sepantasnya mereka mengundurkan diri.
Bahkan menurutnya, tidak hanya mereka berdua yang seharusnya mundur, melainkan seluruh stafsus milenial.

• Blak-blakan Beri Wejangan untuk Stafsus Milenial Presiden, Fahri Hamzah: Korupsi Itu Lifestyle
Sultan menilai perilaku yang ditunjukkan oleh stafsus milenial sudah mencoreng kaum milenial secara umum.
"Kita melihat ada dua staf milenial yang mundur, bahkan saya bilang kalau tujuh-tujuhnya mundur enggak akan memperbaiki nama mereka, bahkan tidak akan bisa memperbaiki generasi milenial," ujar Sultan Rivandi.
Selain itu, dirinya mengatakan bahwa dari dulu seharusnya mereka tidak menerima dijadikan stafsus milenial.
Keberadaan stafsus milenial disebut tidak memberikan dampak apapun kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Menurut Sultan, keberadaan mereka justru hanya dijadikan sebagai boneka untuk melindungi pemerintah dari serangan kaum milenial.
"Karena seharunya memang milenial jangan mau dijadikan staf," kata Sultan.
"Kan gini, saya enggak persoalkan prestasi masing-masing, pencapaian pribadi masing-masing, semua saya anggap orang hebat,"
"Tetapi mereka tidak bisa membaca situasinya, ketika mereka diangkat hanya dijadikan boneka kecil di atas bonek lagi dan ada dalang."
• Cegah Meluasnya PHK, Jokowi Berikan Stimulus untuk Perusahaan yang Pertahankan Pekerjanya
Sultan mengakui bahwa mereka tujuh stafsus milenial memang tidak diragukan prestasi dan pencapainya pribadinya.
Namun kesalahan dalam mengambil tindakan justru bisa menghancurkan nama baiknya dan imbasnya pada seluruh generasi milenial.
Selain menyoroti dari para stafsus, dirinya juga menilai bahwa kebijakan Jokowi membentuk stafsus milenial dirasa keputusan yang tidak perlu.
"Jadi hanya dipertontonkan kepada publik, seolang mereka adalah harapan, padahal hanya baut kecil yang enggak ada pengaruhnya sama sekali di atas oligarki kekuasaan," ungkap Sultan.
"Tujuh milineal itu akhirnya akan hancur namanya dan merusak, bukan hanya tujuh orang itu yang rusak namanya, semua generasi milenial dirusak oleh tujuh orang itu."
"Saya pikir mau tujuh-tujunya mundur, memang seharunya tidak dibikin milenial staf presiden, ditambah presiden seharusnya tidak membuat kekonyolan yang terjadi akhir-akhir ini," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-33.35
Beri Wejangan Stafsus Milenial, Fahri Hamzah: Korupsi Itu Lifestyle
Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah memberikan wejangan kepada staf khusus (stafsus) milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, Jumat (1/5/2020), Fahri Hamzah menyebut stafsus milenial harus jauh dari konflik kepentingan.
Terkait hal itu, ia lantas menyinggung soal pemberantasan korupsi di Indonesia.
Menurut dia, korupsi kini sudah menjadi gaya hidup sebagian pejabat.
• Buat Refly Harun Tertawa, Fahri Hamzah Sebut Jokowi Tak Paham Pemberantasan Korupsi: Mohon Maaf Ini
Hal itu disampaikan Fahri Hamzah melalui tayangan YouTube Refly Harun, Jumat (1/5/2020).
"Karena kita mengambil demokrasi dan kita mengadopsi kapitalisme, maka rakus menjadi tradisi, menjadi kebiasaan kita," ucap Fahri.
"Itu juga yang dikoreksi ini sekarang kan karena manusia itu telah menghibur diri secara berlebihan."
Fahri Hamzah menilai, pemberantasan korupsi harus dilakukan dari hulu ke hilir.
"Sehingga kita berhadapan dengan sesuatu yang meminta kita untuk menurunkan standar kenikmatan yang selama ini kita lakukan," terangnya.
"Jadi kalau kita ini tidak punya falsafat tentang mengatur ini dari hulu ke hilir, dari falsafat sampai penegakan hukum sampai penindakan itu enggak bisa."
Melanjutkan penjelasannya, Fahri justru menyebut korupsi sebagai sebuah gaya hidup.
Karena itu, ia mengatakan semua pejabat publik harus mampu mengatur gaya hidup agar tak terlena dan terjerat kasus korupsi.
"Karena yang namanya korupsi itu life style," ujar Fahri.
• Singgung PKS, Fahri Hamzah Bocorkan Tradisi Buruk yang Ada di DPR: Seperti Orang Main Catur
"Kita harus bisa mengatur gaya hidup kita dengan etika yang tinggi supaya kalau menjadi pejabat publik jangan conflict of interest."
Terkait hal itu, Fahri justru menyinggung soal staf khusus milenial presiden.
Ia menyatakan, meskipun masih tergolong muda, para staf khusus milenial itu harus bebas dari konflik kepentingan.
"Kalau menjadi staf khusus meskipun Anda milenial tetap aja enggak boleh conflict of interest," kata Fahri.
"Tapi ini rasa, ini tentang pikiran dan pengetahuan, dan itu tinggi."
Karena itu, Fahri menilai Indonesia perlu mencontoh China soal pemberantasan korupsi.
"Makanya enggak bisa, coba lihat aja negara yang sukses memberantas korupsi."
"Caranya cuma dua kok, cara otot tapi dia harus ada dalam sistem komunis, seperti yang dilakukan China," tandasnya.
Simak video berikut ini menit ke-3.43:
(TribunWow/Elfan Nugroho/Jayanti)