Virus Corona
Warga Nekat Mudik di Tengah Pandemi Corona, Imam Prasodjo: Bencana Besar Luar Biasa akan Terjadi
Sosiolog Imam Prasodjo menyatakan bahwa tradisi mudik saat pandemi Virus Corona bisa menjadi titik balik bagi penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Mohamad Yoenus
Sebelumnya, Imam menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang komunal.
Yaitu masyarakat masih memiliki kedekatan emosional dengan kerabat dan kampung halamannya.
Dari perkembangan yang terjadi, masyarakat tersebut kemudian tersebar ke berbagai wilayah.
Karena kedekatan emosional tersebutlah tercipta tradisi mudik, di mana masyarakat yang merantau tersebut menyempatkan diri kembali pulang mengunjungi kampung halamannya.
"Memang sudah mentradisi bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun, kita itu ada tempat dimana kita itu kembali bertatap muka, kembali untuk bersilaturahmi, mendekatkan diri dengan dimana akar kita dulu," jelas Imam.
"Nah ini adalah satu kerekatan budaya yang sudah menjadi bagian dari diri kita," imbuhnya.
Ia kemudian menganalisis alasan masyarakat tetap nekat kembali ke kampung halamannya meskipun sudah dilarang pemerintah.
• 6 Gejala Baru Virus Corona Covid-19, Panas Dingin, Nyeri Otot, hingga Sakit Kepala
Imam menyebutkan karena tradisi tersebut telah dilaksanakan bertahun-tahun, maka saat diinterupsi mereka cenderung menolak.
Ia kemudian menuturkan bahaya yang bisa terjadi bila masyarakat masih nekat mudik terutama mereka yang datang dari wilayah episentrum Virus Corona.
Karena banyak diantara penderita Covid-19 adalah orang tanpa gejala (OTG), maka bukan tidak mungkin orang yang merasa dirinya sehat akan menularkan penyakit pada kerabatnya di kampung.
"Kalau kita itu pulang dan kita tidak tahu apakah kita mejadi pembawa virus atau tidak, karena gejalanya disini tidak jelas," ucap Imam.
Kemungkinan penularan dari OTG akan berlipat ganda, karena orang tersebut masih bisa bebas bergerak dan beraktivitas.
Bisa jadi OTG tersebut banyak bertemu orang lain sehingga penularannya semakin tersebar luas.
"Dan kemudian kita kemungkinan menular, maka efek tularnya berlipat ganda, dan akan membuat kita ini menjadi sangat menderita."
"Oleh karena itu kita perlu melakukan upaya-upaya preventif," jelasnya.