Virus Corona
Cerita Pemudik Isolasi Mandiri di Kebun dan Rayakan Ultah Anak Lewat Video Call, Najwa: Saya Kagum
Pemudik dari Tangerang, Poniran mengungkap pengalamannya melakukan isolasi mandiri di tengah kebun.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Saya pulang sejak tanggal 18 jadi sudah terhitung 11 hari, 12 hari besok. Saya mengendarai mobil pribadi," ujar Poniran.
Ia nekat pulang kampung lantaran pekerjaannya diliburkan selama dua bulan.
Selain itu, biasanya setiap sebulan sekali Poniran mengaku pulang ke kampung halaman.
"Jadi kan tempat saya bekerja libur selama dua bulan."
"Untuk itu saya sebagai kepala keluarga itu kan tulang punggung keluarga anak istri di kampung, setiap bulan kan saya rutinitas pulang," ungkap Poniran.
Mulanya, ia sudah meminta penjelasan kelurahan setempat di mana tempat karantina.
Karena pihak keluarga tak menyediakan, Poniran lantas berinisiatif membuat gubuk untuk dirinya melakukan isolasi mandiri.
"Berhubung pandemi jadi untuk rutinitas pulang saya siapkan tempat untuk isolasi mandiri, berhubung dari pihak kelurahan saya hubungi enggak menyediakan, saya inisiatif untuk membangun tempat karantina di kebun saya sendiri," ungkap dia.
• 8 Warga dari Jakarta Nekat Mudik ke Cilacap, Positif Corona seusai Tahu Anggota Keluarga Meninggal
Ia menegaskan nekat mudik bukan bermaksud menghiraukan pemerintah.
Namun, situasinya di Tangerang sungguh tidak memungkinkan untuk menetap.
"Pertimbangan saya kenapa saya mudik, bukan berarti saya tidak menghiraukan (red-menghiraukan) pemerintah."
"Cuma anak, istri, keluarga saya di kampung, sementara kalau di sana enggak kerja cuma istilahnya tidur makan, tidur makan enggak dapat apa-apa," katanya.
Di kampung, Poniran mengatakan bisa bertahan hidup dengan bercocok tanam.
Poniran menegaskan selama isolasi mandiri, ia juga sendirian tanpa ada yang menemani.
"Sedangkan kalau saya dua bulan ada di kampung, pertama saya bisa bertemu keluarga yang kedua saya bisa mengolah hasil pertanian, dan selama dua bulan InsyaAllah akan memetik hasilnya."