Virus Corona
Apakah Berhenti Merokok Bisa Mencegah Terjangkit Virus Corona? Ini Penjelasan Dokter Spesialis Paru
Apakah berhenti merokok bisa mencegah terjangkit Virus Corona. Berikut penjelasan Dokter Spesialis Paru.
Penulis: Vintoko
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Dokter Spesialis Paru RSPAD Gatot Subroto Jakarta, dr. Retno Wihastuti membeberkan peluang perokok terpapar Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Retno Wihastuti saat menjadi narasumber dalam acara Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Selasa (28/4/2020).
Mulanya, presenter memberikan pertanyaan apakah berhenti merokok bisa mencegah terjangkit Virus Corona.
• Apa Orang Tanpa Gejala Corona Lebih Bahaya? Dokter Ceritakan Ada Pasien Kecelakaan Ternyata Positif
Retno Wihastuti menjelaskan perokok lebih rentan terinfeksi Virus Corona.
Oleh karena itu, Retno Wihastuti meminta agar seorang perokok bisa menghentikan kebiasaannya.
"Memang sebaiknya berhenti merokok, karena kita ketahui asap rokok itu mengandung lebih dari 4 ribu bahan kimia, jadi kita bisa bilang pabrik bahan kimia mini," ujar Retno Wihastuti.
Lebih lanjut, Retno Wihastuti menjelaskan kaitan antara perokok dengan Virus Corona.
"Sedangkan asap rokok ini dia juga bisa bersifat oksidan, dia bisa merusak rambut getar yang ada di saluran napas. Sehingga saluran napas akan menurun, sehingga ada virus yang masuk juga sulit dibersihkan," jelas dia.
"Kemudian juga menyebabkan produksi lendir berlebihan, bisa menyebabkan kalau ada infeksi virus atau kuman, dia akan lebih mudah berkembang," imbuh dia.
• Tiga Gejala Utama Virus Corona pada Anak-anak yang Patut Diwaspadai, Nyeri Perut Termasuk
Retno Wihastuti menambahkan, asap rokok juga meningkatkan reseptor ACE2.
Reseptor ACE2, kata dia, merupakan reseptor Virus Corona.
"Selain itu asap rokok juga meningkatkan reseptor ACE2, ini merupakan reseptor Virus Corona, sehingga kalau reseptor itu meningkat jika terjadi infeksi Virus Corona sehingga virusnya akan semakin banyak menempel. Kalau semakin banyak pasti kemungkinan terjadinya penyakit itu akan lebih besar," urai Retno Wihastuti.
Retno Wihastuti juga meminta agar perokok bisa berhenti merokok tak hanya saat pandemi Covid-19 saja.
"Jadi memang seharusnya berhenti merokok tetapi jangan hanya wabah sekarang ini atau selesai pandemi merokok lagi, sama juga," pungkas Retno Wihastuti.
Simak video selengkapnya di bawah ini:
Apakah Pasien Covid-19 yang Sudah Sembuh Bisa Menjadi Carrier?
Sebelumnya diberitakan TribunWow.com, Dokter Spesialis Paru dari RSPAD Gatot Soebroto, Dokter Dewi Puspitorini memberikan penjelasannya soal kemungkinan seseorang menjadi carrier meski telah sembuh dari Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Dewi Puspitorini dalam kanal YouTube KompasTV, Senin (27/4/2020).
Mulanya seorang warga bertanya apakah seseorang yang sudah sembuh dari Covid-19 berpeluang menularkan atau menjadi carrier Virus Corona.
Menanggapi hal itu, Dewi Puspitorini menjelaskan bahwa pandemi Virus Corona belum selesai.
Oleh karena itu, peluang orang itu untuk tertular Covid-19 masih besar.
"Kalau pasien pernah dirawat di rumah sakit dengan dinyatakan Covid-19 nya positif, kemudian dengan gejala-gejalanya diobatin, misal panas, batuk, sesak napas, kemudian perbaikan," terang Dewi Puspitorini.
"Kemudian dalam perjalanan selama di perawatan akan dilakukan evaluasi untuk swabnya, kapan akan swab, begitu swabnya negatif satu kali kemudian diulang sekali lagi swab negatif, kemudian sudah dinyatakan sebagai sudah bisa dipulangkan, dinyatakan sembuh, dalam arti keluhan tidak ada swabnya juga sudah negatif."
"Apakah pasien itu tetap bisa menjadi carrier? Nah itu karena virus itu masih tetap ada, pandemi belum selesai, kita tidak pernah tahu dengan OTG (Orang Tanpa Gejala) lain yang mungkin membawa (Virus Corona) juga," imbuh dia.
• Cara Membedakan Gejala Umum Virus Corona, Pilek Biasa, Influenza, hingga Alergi
Dewi Puspitorini menerangkan bahwa Virus Corona terbilang unik karena penyebarannya yang cepat.
Dirinya lantas membandingkan data angka kematian di Wuhan dan Indonesia yang berbeda.
"Saya bilang Covid-19 ini unik, karena penyebarannya cepat, kemudian bisa perburukannya juga cepat. Dulu diperkirakan waktu awal kasus di Wuhan 2-3 persen angka kematiannya, kalau dari data terbaru saya lihat itu angka kematian di Indonesia masih 8,4 persen, berarti masih cukup tinggi, jadi saya bilang ini unik kasusnya," beber Dewi Puspitorini.
Dewi Puspitorini lantas meminta pasien yang sudah sembuh dari Virus Corona untuk tetap memperhatikan kesehatannya agar tidak menjadi carrier.
"Sehingga pada pasien yang sudah lepas rawat, dia harus tetep jaga kesehatan, harus istirahat yang cukup, konsumsi vitamin harus terus dilakukan, olahraga juga secukupnya jangan terlalu berat."
"Pagi-pagi berjemur sinar matahari pagi sampai jam 10 monggo silakan, keluar rumah harus pakai masker dan kalau perlu juga untuk keperluan dasar, kita tetap melakukan physical distancing, PSBB, ikuti anjuran pemerintah," urai dia.
Dewi Puspitorini berharap pandemi Virus Corona segera berakhir dan meminta masyarakat turut serta dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
"Saya berharap dengan 1 bulan dilakukan PSBB, harapan kita semua pastinya, kita akan selesai mengatasi pandemi ini dengan baik, kalau keikutsertaan masyarakat juga bisa membantu untuk memutus rantai penularan," pungkas dia.
Simak videonya:
(TribunWow.com/Vintoko)