Virus Corona
Dokter Erlina Beri Peringatan bagi Masyarakat yang Terlanjur Nekat Mudik: Jangan Senang-senang Dulu
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan memperingatkan masyarakat yang masih nekat mudik.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan memperingatkan masyarakat yang masih nekat mudik.
Bagi masyarakat yang nekat mudik dokter Erlina Burhan mengatakan bahwa physical distancing dan pola hidup sehat tetap harus dijalankan.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tv One pada Minggu (26/4/2020), dokter Erlina juga mengingatkan agar masyarakat untuk melakukan isolasi setelah mudik.
• Viral Foto Bus AKAP Sembunyikan Penumpang Dalam Bagasi di Tengah Larangan Mudik karena Virus Corona
"Ya jadi yang harus dilakukan tadi ya tetep saja sama, menjaga jarak, pakai masker, cuci tangan selalu, hidup sehat,
"Isolasi diri itu katanya ketentuan dari Pemda ya, bahwa mereka yang datang diisolasi," kata Erlina.
Namun, yang membuat dirinya bingung adalah mengapa masyarakat banyak nekat mudik padahal selama 14 hari mereka harus diisolasi terlebih dahulu.
"Saya jadi berpikir, tujuan pulang kampung kan bersenang-senang, ini malah diisolasi 14 hari, ketemu keluarga sebentar," ungkapnya.
Lalu, dokter Erlina memperingatkan bahwa pemudik bisa saja membawa virus meski tidak mengalami keluhan sakit.
• Kerap Mandi di Tetangga yang Berstatus OTG, Bocah 9 Tahun Positif Corona, 27 Orang Ikut Dikarantina
Sehingga, Erlina meminta agar pemudik jangan lalai.
"Saya juga ingin menyampaikan kalau ketemu keluarga lagi-lagi jaga jarak, siapa tahu yang datang ini adalah orang yang membawa virus tapi tidak bergejala atau OTG (Orang Tanpa Gejala) tadi orang tanpa gejala,"
"Jadi jangan seneng-seneng dulu, saya tidak ada sakit kok, saya enggak ada keluhan," imbaunya.
dokter Erlina menjelaskan, orang yang terjangkit Virus Corona namun tak terlihat bisa jadi karena sistem imunnya yang kuat.
"Bisa jadi tidak ada keluhan karena sistem imunnya bagus, tetapi kalau bicara, tertawa, batuk, bersin itu orang di sekitarnya berpotensi untuk tertular," lanjutnya.
Sekali lagi dokter Erlina meminta agar meminta masyarakat untuk disiplin menjaga kesehatan, seperti disiplin mengenakan masker.
"Nah ini katanya sayang, kalau sayang harus dijaga, orang kalau pulang kampung identik bersilaturahmi, saling mengunjungi, makan rame-rame, nah ini rame rame ini yang harus kita hindari."
"Dan harus disiplin juga pakai masker loh, masker kain, kalau itu tidak dilakukan saya khawatir ini," ucap dia.
• Pasien Corona Ditolak RS Khusus di Pulau Galang, Dinkes Batam: Mereka Ngaku Tak Terima Kasus Berat
Lihat videonya mulai menit ke-1:40:
Sosiolog Nilai Mudik Jadi Solusi Krisis Ekonomi
Sosiolog Bayu A Yulianto menanggapi soal banyaknya masyarakat yang masih nekat mudik meski sudah dilarang akibat penyebaran Virus Corona.
Hal itu diungkapkan Bayu A Yulianto saat menjadi narasumber dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Minggu (26/4/2020).
Pada kesempatan tersebut, presenter bertanya mengapa masyarakat masih nekat bahkan rela mudik dengan cara sembunyi-sembunyi.
• Kabar Baik, Penambahan Kasus Virus Corona di Jakarta Terus Menurun sejak 6 Hari Terakhir
"Mas Bayu ini kita lihat tadi, kita lihat dalam tayangan msih juga banyak masyarakat walaupun sudah diimbau, sudah dilarang untuk tidak mudik, masih nekat mudik, masih cari jalan tikus untuk pulang."
"Nah kalau dari segi sosiologis, pertimbangan apa yang mendasari masyarakat ini cenderung enggak nurut sama aturan pemerintah?" tanya presenter.
Menurut Bayu, masyarakat yang nekat mudik di tengah wabah Virus Corona ini bukan semata-mata karena mereka ingin mudik.
"Jadi saya kira begini ya kita bicara mudik kan apalagi dalam situasi-situasi sekarang saya kira memang ini bukan persoalan semata-semata silaturahmi dengan keluarga mereka di kampung halaman," kata Bayu.
Menurutnya, hal ini ada kaitannya dengan masalah ekonomi yang dihadapi kalangan menengah ke bawah.
"Saya kira ada persoalan yang lebih mendasar dari persoalan itu yakni saya mencurigai bahwa pada hari-hari ini atau sebelum-sebelumnya."
"Ini ada persoalan yang sudah sangat dirasakan mereka terutama kelas menengah bawah di Jakarta, Jabodetabek atau kota-kota besar yang memang sudah kehilangan mata pencaharian," jelas Bayu.
• Viral Video Ibu dan 2 Anak Positif Corona Berpelukan di Ambulans, Perekam Bergetar Menahan Tangis
Lalu, Bayu menyinggung soal krisis ekonomi pada 1998 di mana kalangan menengah ke bawah membutuhkan bantuan sosial.
"Kalau kita teliti di masa-masa lalu terutama di era kritis pada sebelumnya misalnya 98 itu ketika menengah ke bawah di Jakarta atau Jabodetabek, atau kota-kota besar kehilangan mata pencaharian mereka membutuhkan jaring sosial mbak," ujar dia.
Bantuan sosial itu sangat berguna agar masyarakat itu bisa bertahan dan tidak mudik.
"Jaring sosial yang bisa menjadi tumpuan, menjadi bantalan agar mereka bisa tetap kecukupan untuk bertahan," katanya.
Sedangkan menurut Bayu, di tengah krisis ekonomi saat ini, bantuan untuk bertahan hidup lebih terjamin di wilayah asal.
"Nah ketika mereka itu tidak temukan di kota domisili di kota-kota, mereka kembali jaring sosial yang memang teruji buat mereka dan ada terus, setia terus buat mereka, di mana itu? Itu ada di keluarga-keluarga besar mereka yang ada di kampung, atau di wilayah-wilayah pedesaan seperti itu," kata dia.
• Saat Terinfeksi Corona, Andrea Dian Ternyata Punya Penyakit Bawaan: Dua-duanya Melawan Badan
Lihat videonya mulai menit ke-1:40:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)