Virus Corona
Banyak yang Nekat Mudik dan Cari Jalan Tikus, Sosiolog Sebut Bukan Semata untuk Silaturahmi
Sosiolog Bayu A Yulianto menanggapi soal banyaknya masyarakat yang masih nekat mudik meski sudah dilarang akibat penyebaran Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sosiolog Bayu A Yulianto menanggapi soal banyaknya masyarakat yang masih nekat mudik meski sudah dilarang akibat penyebaran Virus Corona.
Hal itu diungkapkan Bayu A Yulianto saat menjadi narasumber dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Minggu (26/4/2020).
Pada kesempatan tersebut, presenter bertanya mengapa masyarakat masih nekat bahkan rela mudik dengan cara sembunyi-sembunyi.
• Kabar Baik, Penambahan Kasus Virus Corona di Jakarta Terus Menurun sejak 6 Hari Terakhir
"Mas Bayu ini kita lihat tadi, kita lihat dalam tayangan msih juga banyak masyarakat walaupun sudah diimbau, sudah dilarang untuk tidak mudik, masih nekat mudik, masih cari jalan tikus untuk pulang."
"Nah kalau dari segi sosiologis, pertimbangan apa yang mendasari masyarakat ini cenderung enggak nurut sama aturan pemerintah?" tanya presenter.
Menurut Bayu, masyarakat yang nekat mudik di tengah wabah Virus Corona ini bukan semata-mata karena mereka ingin mudik.
"Jadi saya kira begini ya kita bicara mudik kan apalagi dalam situasi-situasi sekarang saya kira memang ini bukan persoalan semata-semata silaturahmi dengan keluarga mereka di kampung halaman," kata Bayu.
Menurutnya, hal ini ada kaitannya dengan masalah ekonomi yang dihadapi kalangan menengah ke bawah.
"Saya kira ada persoalan yang lebih mendasar dari persoalan itu yakni saya mencurigai bahwa pada hari-hari ini atau sebelum-sebelumnya."
"Ini ada persoalan yang sudah sangat dirasakan mereka terutama kelas menengah bawah di Jakarta, Jabodetabek atau kota-kota besar yang memang sudah kehilangan mata pencaharian," jelas Bayu.
• Viral Video Ibu dan 2 Anak Positif Corona Berpelukan di Ambulans, Perekam Bergetar Menahan Tangis
Lalu, Bayu menyinggung soal krisis ekonomi pada 1998 di mana kalangan menengah ke bawah membutuhkan bantuan sosial.
"Kalau kita teliti di masa-masa lalu terutama di era kritis pada sebelumnya misalnya 98 itu ketika menengah ke bawah di Jakarta atau Jabodetabek, atau kota-kota besar kehilangan mata pencaharian mereka membutuhkan jaring sosial mbak," ujar dia.
Bantuan sosial itu sangat berguna agar masyarakat itu bisa bertahan dan tidak mudik.
"Jaring sosial yang bisa menjadi tumpuan, menjadi bantalan agar mereka bisa tetap kecukupan untuk bertahan," katanya.
Sedangkan menurut Bayu, di tengah krisis ekonomi saat ini, bantuan untuk bertahan hidup lebih terjamin di wilayah asal.
"Nah ketika mereka itu tidak temukan di kota domisili di kota-kota, mereka kembali jaring sosial yang memang teruji buat mereka dan ada terus, setia terus buat mereka, di mana itu? Itu ada di keluarga-keluarga besar mereka yang ada di kampung, atau di wilayah-wilayah pedesaan seperti itu," kata dia.
• Saat Terinfeksi Corona, Andrea Dian Ternyata Punya Penyakit Bawaan: Dua-duanya Melawan Badan
Lihat videonya mulai menit ke-1:40:
Solusi Sandiaga Uno soal Mudik
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sempat ditanya, apa yang akan dilakukannya jika menjadi bagian dari pemerintah terkait penanganan Virus Corona, khususnya perihal mudik.
Hal itu terjadi saat Sandiaga Uno tersambung dengan acara HOT Indonesia tvOne melalui video call yang tayang pada Minggu (26/4/2020).
Sandiaga Uno mulanya berkomentar soal masih banyaknya orang mudik meski sudah dilarang.
• Sandiaga Uno Gambarkan Kehidupan di Dunia Pasca Pandemi Corona: Kita akan Melihat Satu Realita Baru
Menurutnya hal ini merupakan suatu dilema.
Namun, Sandiaga mengatakan kesehatan masyarakat Indonesia agar tak tertular Virus Corona jauh lebih penting.
"Pada satu sisi bahwa hal ini akan menjadi hal sangat penting bagi kesehatan bangsa dan juga keluarga mereka."
"Sebab mungkin Anda tak punya gejala tapi Anda dapat menularkan, namun perkataannya saja tidaklah cukup," ujar Sandiaga.
Diperlukan tindakan lebih tegas agar masyarakat tidak nekat mudik.
"Anda harus mendorong mereka untuk tetap tinggal di sini," ungkapnya.
Menurutnya pemberian jaminan sosial bagi masyarakat untuk menahan mereka tetap tinggal, dan tidak mudik adalah satu di antara cara yang tepat.
"Jika saya berada dalam pemerintahan, jika saya berada di Balai Kota sekarang, saya akan menerapkan program untuk berikan insentif pada mereka agar tetap tinggal di sini."
"Mereka yang tinggal di sini tetap mendapatkan kebutuhan dasar mereka persedian seperti sembako," katanya.
Sehingga, orang yang berniat mudik tersebut akan mengurungkan niatnya.
"Ataupun tambahan upah atau bonus jika mereka tetap tinggal di sini."
"Dengan begitu kita dapat melakukan pembatasan," ujar Sandiaga.
• Pasien Corona Ditolak RS Khusus di Pulau Galang, Dinkes Batam: Mereka Ngaku Tak Terima Kasus Berat
Lalu, Sandiaga membenarkan pernyataan konsultan politik Sandrina Malakiano yang juga hadir dalam acara tersebut.
"Namun Sandrina benar terdapat ruang kecil, yang menurut mereka ini kesempatan untuk segera keluar dari Jakarta dan menghindari sanksi."
"Menurut pendapat saya kita akan mendapatkan perlawanan keras, ini waktu yang sulit tidak bisa ditebak," ucap dia.

Lalu, politikus Gerindra itu menyinggung soal pernyataan ilmuwan bahwa kekebalan tubuh tak akan bertahan lebih dari tiga bulan.
"Kami tak tahu, para ahli dan saya mendapatkan informasi berbeda dari saran setiap ilmuwan dan pakar yang mengatakan bahwa kekebalan tubuh tak akan bertahan lebih dari tiga bulan," ungkap Sandiaga.
Sandiaga juga menyinggung soal kemungkinan para pemudik itu kembali ke Jakarta.
"Serta kita tak tahu seberapa besar gelombang datang di bulan Oktober atau kami baru dapatkan masukan tim kerja Pemerintah untuk Covid-19 yang mereka katakan mungkin berakhir di bulan Juli," kata Sandiaga.
• Kisah Inspiratif Pasangan Suami Istri Positif Corona, Selalu Bersama dalam Keadaan Sehat atau Sakit
Sandiaga menyimpulkan, wabah Virus Corona ini membingungkan semua pihak.
Menurutnya, saat ini yang terpening adalah memberikan kejelasan informasi bagi rakyat.
"Maka semua ini membingungnkan dan kini waktunya kita untuk menyebarkan informasi yang lebih terbuka dan semoga saja memberikan kejelasan dan akan menyatukan rakyat untuk tidak melakukan pulang kampung," katanya.
Lihat videonya mulai menit ke-5:00:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)