Terkini Internasional
Riwayat Kesehatan Keluarga Kim Jong Un, Ayah dan Kakeknya Dinyatakan Meninggal karena Penyakit Sama
Sejumlah spekulasi mewarnai riwayat kesehatan keluarga Pemimpin Korea Selatan Kim Jong Un.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Claudia Noventa
Kim Jong Il (1942-2011)
Diktator Korea Utara yang dijuluki "Pemimpin Terhormat" tersebut meninggal pada tahun 2011 setelah terkena serangan jantung.
Ia meninggal pada usia 70 tahun diduga karena kebiasaannya yang suka minum minuman keras, terlalu banyak makan dan terlalu sering merokok.
Kim Jong Il diketahui memiliki kegemaran mengonsumsi makanan yang berlemak dan berminyak.
Dalam masa pemerintahannya selama 17 tahun, Kim Jong Il pernah menjadi pelanggan yang melakukan pembelian terbesar di dunia untuk minuman beralkohol Cognac Hennessy Paradis.
Ia juga pernah mengirim karyawannya ke Beijing, China, hanya untuk mengambil pesanan burger Big Mac di satu waralaba makanan cepat saji.
Kecenderungan Kim Jong Il untuk menghilang selama berminggu-minggu dikombinasikan dengan kebiasaan buruknya, menyebabkan spekulasi akan kematiannya selama bertahun-tahun.
Setelah menghilang dalam tempo yang agak panjang, pada tahun 2007 ia kembali dengan kondisi badan yang terlihat lebih kurus dan rambut yang lebih sedikit.
Dugaan yang menyebar menyebutkan ia menderita serangan jantung.
Sementara itu, ketidakhadiran lain yang berkepanjangan di tahun 2008 yang lalu menyebutkan ayah Kim Jong Un tersebut terserang stroke.
• Kim Jong Un Habiskan Rp 280 Juta Sekali Makan, Menu Makanannya Diduga Picu Penyakit Jantung
Kim Jong Un (1984 - ?)
Ketidakhadiran Kim Jong Un dalam perayaan Hari Matahari, yang merupakan perayaan besar bagi Korea Utara, menyita perhatian publik.
Pasalnya hari peringatan tersebut merupakan hari peringatan ulang tahun kakeknya, Kim Il Sung yang dirayakan setiap tanggal 15 April.
Menurut data yang dikumpulkan oleh media, badan Kim Jong Un terlihat lebih besar sejak ia mengambil alih kekuasaan dari ayahnya pada tahun 2011.
Ia juga dikenal sebagai perokok berat, seperti yang ia lakukan di depan publik di sela-sela KTT dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.