Breaking News:

Virus Corona

Pengusaha Minta Negara Tak Hanya Fokus Pasien Corona: Mau Kena 20.000 Orang Asal Enggak Meninggal

Pengusaha restoran Emil Arifin meminta pemerintah tidak hanya terpaku mengurus sektor kesehatan saja di tengah pandemi Covid-19

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
YouTube Indonesia Lawyers Club
Pengusaha Restoran Emil Arifin di acara ILC Senin (22/4/2020) 

TRIBUNWOW.COM - Pengusaha restoran Emil Arifin mengeluarkan pernyataan yang menarik perhatian saat membahas isu pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.

Pernyataan tersebut adalah, menurutnya tidak apa-apa puluhan ribu warga terjangkit Covid-19, selama tidak ada yang meninggal.

Ia mengatakan hal tersebut setelah meminta pemerintah agar tidak hanya berfokus pada penanganan sektor kesehatan saja.

Pedagang kurma sedang menunggu pembeli di sekitar Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (21/4/2020). Pandemi Covid-19 yang melanda Jakarta membuat lesu penjualan kurma, keuntungan pedagang menurun hingga 80 persen lebih padahal pada tahun sebelumnya menjelang Ramadhan biasanya ramai pembeli. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pedagang kurma sedang menunggu pembeli di sekitar Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (21/4/2020). Pandemi Covid-19 yang melanda Jakarta membuat lesu penjualan kurma, keuntungan pedagang menurun hingga 80 persen lebih padahal pada tahun sebelumnya menjelang Ramadhan biasanya ramai pembeli. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

 

Susi Pudjiastuti Blak-blakan Cerita Kerugian Imbas Corona, Terancam Bangkrut, Rugi Rp 30 M per Bulan

Emil melontarkan pernyataan tersebut saat menghadiri acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Senin (21/4/2020).

Awalnya ia menjelaskan soal jumlah restoran yang tergabung di grupnya.

Pada grupnya Emil menjelaskan ada dua kelompok, dimana kelompok A berjumlah 500 restoran, dan kelompok B berjumlah 60 restoran.

Restoran-resotran tersebut mayoritas bertempat di mall.

"Itu semuanya kebanyakan di mall, sekarang mallnya tutup," kata Emil.

Emil lalu memaparkan jumlah karyawan yang bekerja di setiap restoran.

Ia mengatakan dengan dua shift kerja, satu shift berisi sekitar 20 hingga 25 karyawan, tergantung besar ukuran restoran tersebut.

Emil lalu mengeluhkan saat ini para pengusaha tidak bisa membuat rencana untuk mengatasi kondisi mereka, karena pemerinah tidak bisa memberikan kepastian.

"Persoalannya kita tidak bisa membuat planning, kenapa tidak bisa planning? Karena uncertainty-nya (ketidakpastian) tinggi sekali," ujarnya.

"Kita enggak tahu kapan nih (berkahir)," lanjut Emil.

Viral Video Kakak Adik Kelaparan di Muara Enim, Pertama Bertemu Petugas Tanyakan Nasi

Tak Masalah Banyak Pasien Asal Tak Meninggal

Emil lalu mengeluhkan bahwa pemerintah terlalu fokus mengurus sektor kesehatan.

Ia ingin agar negara juga mengurus bagaimana agar persoalan ekonomi di tengah Covid-19 bisa selesai.

"Enggak bisa kita dahulukan kesehatan terus, tapi usaha juga harus diimbangi," kata Emil.

"Tantangannya tinggal bagaimana kita melaksanakan itu."

Emil lalu menyinggung langkah pemerintah dalam meningkatkan kualitas lokasi isolasi darurat di Wisma Atlet.

"Kita bikin ICU lima ribu bed di atletik (Wisma Atlet)," imbuhnya.

Kemudian Emil mengeluarkan pernyataan yang menarik perhatian.

Ia mengatakan tidak masalah puluhan ribu warga terjangkit Covid-19, selama mereka tidak meninggal/

"Yang penting kan jangan meninggal, mau yang kena 20 ribu orang asal enggak ada yang meninggal kan bagus itu, itu pandangan saya pribadi," papar Emil.

Emil mengatkan masalah sebenarnya adalah bagaimana dunia usaha bisa bangkit setelah pandemi Covid-19.

"Tapi dari kita problemnya setelah ini," ucapnya.

"Kita planningnya itu karena uncertainty-nya tinggi, jadi planning kita enggak bisa clear (jelas)."

Saking sulitnya situasi saat ini, Emil menceritakan seorang pengusaha yang tidak mau ambil pusing, lalu menjual semua asetnya.

"Dia tutup sampai Desember, dia jual semua inventori yang ada, mau beras, mau minyak, semua dijual, PHK semua, dia duduk saja sampai Desember," papar Emil.

"Enggak mau pusing dia, ada yang begitu."

Sedangkan pengusaha yang lain berdasarkan penjelasan Emil, mereka kini tengah bingung bagaimana memenuhi THR para karyawan, dan tunjangan lainnya.

"Jadi ada yang sudah lepasin semuanya hanya untuk ngejar THR," ucap Emil.

Emil mengatakan saat ini tidak jelas sampai kapan pengusaha restoran bisa bertahan dari terpaan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

"Hari ini boro-boro, kita hitung sampai mana ini, sampai Juni kita bisa enggak, kita upayakan sampai Juni," tandasnya.

Pengusaha Restoran Buka-bukaan soal Rugi karena Corona, Karni Ilyas: Kalau Penyakit Sudah Komplikasi

Simak videonya mulai menit ke-7.10:

 

Buruh Minta Pengusaha Tak Ikut Mengeluh

Di sisi lain Nining Elitos, Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) meminta agar para pengusaha bisa berbagi dengan para buruh yang kini kehidupannya semakin sulit.

Dikutip dari acara APA KABAR INDONESIA PAGI, Selasa (14/4/2020), Nining bercerita kondisi buruh setelah wabah Virus Corona (Covid-19) menyebar telah semakin sulit.

"Pertama kita semua dalam prihatin," katanya.

"Dimana kita dihadapkan tentang persoalan pandemi Covid-19," kata Nining.

Suasana aktifitas di Terminal Senen Jakarta, Senin (13/4/2020). Hari pertama pelaksanaan PSBB di hari kerja, terminal dalam kota terlihat sepi penumpang walaupun lalulintas di sejumlah jalan di Jakarta terlihat padat kendaraan karena banyak warga memilih menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Suasana aktifitas di Terminal Senen Jakarta, Senin (13/4/2020). Hari pertama pelaksanaan PSBB di hari kerja, terminal dalam kota terlihat sepi penumpang walaupun lalulintas di sejumlah jalan di Jakarta terlihat padat kendaraan karena banyak warga memilih menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (HERUDIN/HERUDIN)

 

 Nining lalu bercerita bagaimana para buruh saat ini tengah dihadapkan oleh dilema.

Dimana mereka khawatir akan keselamatan mereka selama bekerja, namun mereka juga mau tak mau harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup.

"Ditambah lagi khususnya para buruh yang bekerja hari ini sebenarnya punya keterancaman beberapa sisi," kata Nining.

"Di sisi lain mau tidak mau cara kewajiban mereka untuk bertahan hidup sebagai para pekerja masih bekerja hari ini."

"Itu yang kemudian situasi, kondisinya yang ada di dalam buruh," lanjutnya.

Nining juga mengeluhkan kebijakan pemerintah soal PSBB.

Menurutnya hal tersebut semakin mempersulit kehidupan buruh, sebab banyak buruh-buruh yang akhirnya harus mengalami pemutusan hubungan kerja.

"Dalam situasi ini justru kemudian bertambah beban para buruh, dan para pekerja, dimana pemerintah kita membuat ada sistem lockdown, dan distancing," kata Nining.

"Mereka banyak yang dirumahkan, ada juga yang di-PHK," tambahnya.

Nining bercerita berdasarkan data yang dimiliki olehnya, ada 18 ribu buruh yang telah dirumahkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Ia juga mengatakan mayoritas buruh yang dirumahkan hanya mendapat 25 persen upah mereka, hingga ada yang sama sekali tidak mendapat upah.

"Mayoritas mereka sangat kecil mendapatkan upahnya, 25 persen, bahkan ada yang sama sekali tidak mendapatkan upah," kata Nining.

Kemudian Nining juga tidak sepaham apabila pengusaha ikut mengeluh atas wabah Covid-19.

Menurutnya saat-saat seperti ini, para pengusaha justru bisa mengulurkan bantuan kepada para buruh.

"Padahal kita tahu benar hari ini ada persoalan-persoalan ekonomi, tidak sepenuhnya benar ketika pengusaha juga mengeluh tentang persoalan situasi hari ini," ujar Nining.

"Mereka selama ini bertahun-tahun para pekerja memberikan produktivitasnya, memberikan keuntungan."

"Seharusnya ini saat yang tepat bagi pengusaha berbagi keuntungannya terhadap pekerja," sambungnya.

Simak videonya mulai menit awal:

 

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19Pengusaha
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved