Breaking News:

Virus Corona

Najwa Shihab Minta Maaf pada Jokowi saat Bahas Transparasi Data Corona: Saya Tanya Masalah Terus

Presenter Najwa Shihab menanyakan sejumlah masalah, terutama soal penanganan Virus Corona, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube Najwa Shihab
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Mata Najwa, Rabu (22/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Presenter Najwa Shihab menanyakan sejumlah masalah, terutama soal penanganan Virus Corona, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, Najwa Shihab bahkan meminta maaf kepada Jokowi karena terus menerus menanyakan soal permasalahan yang kini dihadapi.

Namun, pertanyaan Najwa Shihab itu ditangapi santai oleh orang nomor satu di Indonesia itu.

Melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (22/4/2020), mulanya Najwa Shihab meminta tanggapan Jokowi yang telah memerintahkan semua data korban Virus Corona dibuka secara transparan.

Blak-blakan Tagih Janji Pemerintah di Depan Mensos, Ibu Rumah Tangga: Lama-lama Kita Mati Kelaparan

Padahal, beberapa waktu lalu Jokowi menyebut tak semua data terkait penanganan Virus Corona bisa dibuka ke hadapan publik.

"Karena kalau panik, sistem kesehatan nasional kita enggak akan mampu menangani ini," kata Jokowi.

"Kalau semua orang berbondong-bondong ke rumah sakit, minta diperiksa, minta dites, enggak akan mampu, negara manapun enggak akan mampu."

Jokowi mengatakan, pemerintah akan kewalahan jika semua warga panik dan berbondong-bondong memeriksakan diri ke rumah sakit.

"Negara maju yang kita lihat sama, karena kepanikan masyarakat semua pengin ke rumah sakit, semua pengin dites," terang Jokowi.

"Sistem kesehatan nasional yang sudah sangat modern pun roboh karena enggak mampu menangani itu, itu yang kita jaga dari awal."

Lebih lanjut, Jokowi pun mengungkap alasannya kemudian memerintahkan data Virus Corona dibuka ke hadapan publik.

Ramai Warga Tinggalkan Perantauan akibat Corona, Jokowi: Itu Bukan Mudik, Namanya Pulang Kampung

Jokowi menyebut, data tersebut bisa digunakan sebagai peringatan bagi warga agar tetap disiplin menjadi diri dan lingkungan dari paparan Virus Corona.

"Tetapi bahwa data itu harus transparan itu penting supaya semua orang ngerti dan bisa menjaga, bisa memproteksi bagaimana lingkungannya, siapa yang terkena sehingga tindakan apa yang dilakukan," ucapnya.

"Lagi, tiga hal tadi saya sampaikan sejak awal, tes uji secara masif, pelacakan yang agresif dan isolasi yang tepat. Saya sampaikan itu, data yang transparan sangat berhubungan dengan itu tadi."

Pernyataan Jokowi itu pun langsung ditanggapi Najwa Shihab.

Ia menanyakan komentar Jokowi soal masalah yang lain, yakni terkait perintah membuka data pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang dalam pemantauan (ODP).

"Masih menjadi masalah pak, bapak memerintahkan untuk dibuka semua PDP dan ODP, tetapi masalah terakhir pak," ucap Najwa Shihab.

Namun, ia justru meminta maaf karena terus menanyakan soal masalah kepada Jokowi.

"Maaf pertanyaan saya masalah semua karena kita sedang menghadapi masalah," kata Najwa Shihab.

"Enggak apa-apa, akan saya jelaskan," jawab Jokowi.

Keberadaan Terawan di Tengah Wabah Corona Jadi Pertanyaan Publik, Jokowi Ungkap Kesibukan Menkes

Simak video berikut ini menit ke-3.45:

 

Alasan Jokowi Tak Terapkan Lockdown

Pada kesempatan itu, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan mengapa pemerintah tidak menerapkan lockdown di Indonesia untuk mengatasi pandemi Virus Corona (Covid-19).

Jokowi pertama memaparkan bahwa Jakarta membutuhkan dana sebesar Rp 550 miliar per hari untuk menghidupi masyarakat apabila diberlakukan lockdown.

Ia juga mengatakan sampai saat ini belum ada negara yang berhasil mengatasi Covid-19 lewat solusi lockdown.

 Najwa Shihab Singgung Jalan Masih Ramai meski PSBB, Jokowi: Aktivitas Bisa Dilakukan tapi Jaga Jarak

Dikutip dari wawancara eksklusif Jokowi dengan presenter kondang Najwa Shihab, Senin (21/4/2020), awalnya Najwa menanyakan bagaimana tanggapan Jokowi terhadap orang-orang yang mau tidak mau harus keluar untuk bekerja.

RI 1 menjawab memang pilihan yang sulit bagi masyarakat untuk berdiam diri di rumah menghindari Covid-19, atau tetap pergi keluar untuk bekerja.

"Itu memang pilihan-pilihan yang semuanya tidak enak," kata Jokowi.

"Dan kita semuanya harus menyadari bahwa di luar itu masih banyak."

Ia kemudian memaparkan sejumlah pekerjaan yang mau tidak mau harus keluar bekerja di tengah pandemi Covid-19.

"Buruh harian, pekerja harian, pedagang-pedagang asongan, ini hidupnya harian," kata dia.

Jokowi mengatakan keputusan mengenai para pekerja tersebut harus diambil secara hati-hati, supaya tidak menimbulkan masalah baru.

"Ini juga yang harus menjadi hitungan, kalkulasi kita, jangan sampai kita ingin menyelesaikan sebuah masalah, tapi muncul masalah baru yang lain, yang lebih besar, kalau kita tidak hitung, dan kalkulasi," jelasnya.

 Evaluasi 13 Hari PSBB DKI Jakarta, Pengamat Kebijakan Publik Soroti Aturan dan Ketegasan Aparat

Tak Ada Lockdown yang Sukses

Kemudian Najwa menanyakan kepada Jokowi, apakah anggaran pemerintah cukup untuk mengayomi masyarakat selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

Najwa menyinggung PSBB tidak mengharuskan pemerintah menjamin kehidupan rakyat.

Ia bahkan mengibaratkan PSBB layaknya karantina wilayah gratisan, dimana pemerintah tidak memilki tanggung jawab untuk menyuplai bantuan kepada masyarakat.

Jokowi menjawab bahwa karantina wilayah adalah hal yang sama dengan lockdown, dimana transportasi dimatikan total, dan masyarakat harus di rumah.

"Kalau yang namanya karantina wilayah itu kan sama dengan lockdown," kata dia.

"Artinya apa? Masyarakat harus hanya di rumah, bus berhenti enggak boleh keluar, taksi berhenti, ojek berhenti, pesawat berhenti, kereta api berhenti, MRT berhenti, KRL, semuanya berhenti, hanya di rumah," lanjutnya.

Jokowi mengaku, dirinya pernah memperhitungkan apabila Jakarta diberlakukan lockdown, pemerintah membutuhkan Rp 550 miliar untuk memastikan semua kebutuhan masyarakat tercukupi.

"Untuk Jakarta saja pernah kami hitung-hitungan per hari membutuhkan Rp 550 miliar, hanya Jakarta saja," terangnya.

"Kalau Jabodetabek tiga kali lipat, itu per hari." (TribunWow.com)

BACA JUGA: Najwa Shihab Minta Maaf pada Jokowi saat Bahas Transparasi Data Corona: Saya Tanya Masalah Terus

Tags:
Virus CoronaNajwa ShihabJoko WidodoJokowiCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved