Breaking News:

Virus Corona

Sembuh dari Virus Corona, Ratri Anindyajati Jadi Pendonor Plasma Darah: Yakin Ini Bisa Berguna

Ratri Anindyajati dan keluarganya kini menjadi satu di antara pendonor plasma darah di RSPAD Gatot Soebroto setelah sembuh dari Virus Corona.

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
Capture YouTube Kompas TV
Setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, Ratri Anindyajati kini menjadi satu di antara pendonor plasma darah di RSPAD Gatot Soebroto. 

TRIBUNWOW.COM - Setelah sembuh dari Covid-19, Ratri Anindyajati kini menjadi satu di antara pendonor plasma darah di Rumah Sakit Pusat Angkatan darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Seperti diketahui, Ratri besama adik dan ibundanya merupakan pasien yang awal-awal terdeteksi tertular Virus Corona di Indonesia.

Virus Corona yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya membuat sejumlah uji coba metode penyembuhan terus dilakukan.

Terapi Plasma sebagai salah satu solusi penyembuhan Virus Corona yang masih terus diuji coba.
Terapi Plasma sebagai salah satu solusi penyembuhan Virus Corona yang masih terus diuji coba. (Capture YouTube Kompas TV)

WHO Bantah Tuduhan Trump, Tegaskan Virus Corona Berasal dari Kelelawar, Bukan Laboratorium

Satu di antara metode yang baru dilakukan uji klinisnya di Indonesia adalah, plasma darah.

Dikutip TribunWow.com, Tim kesehatan RSPAD Gatot Subroto bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Eijkman dan Bio Farma Bandung melakukan uji konvalesen plasma atau plasma darah dari pasien yang dinyatakan sembuh dari Virus Corona.

Metode pengobatan ini disebut telah berhasil di beberapa negara dalam mengatasi perbagai kasus penularan virus.

Semenjak metode plasma darah digagaskan, Ratri bersama ibu dan adiknya lalu dihubungi oleh pihak RSPD untuk menjadi donor plasma darah.

"Kami sekeluarga di hubungi RSPAD, jadi setelah 2 minggu sembuh dan keluar dari isolasi di RSPI Sulianti Saroso, pihak RSPD menghubungi kami apakah kami bersedia," terang Ratri dikutip dari Kompas TV, Rabu (22/4/2020).

Ratri mengaku mulanya ia dan keluarganya agak takut untuk menjadi donor.

Pasalnya, selain ia dan keluarganya mempunyai riwayat darah rendah dan tidak pernah donor darah, metode plasma darah sendiri masih asing baginya.

Cara Tetap Aman Bersepeda di Tengah Wabah Corona, Dokter Ingatkan untuk Selalu Kenakan Masker

Bahayakah Berpuasa di Bulan Ramadan saat Pandemi Virus Corona? Ini Penjelasan Ahli Penyakit Menular

Namun, atas penjelasan dari pihak RSPAD ia bersama adik dan ibunya kemudian berkenan untuk mencoba hal tersebut.

"Waktu itu kita sebenarnya agak merasa takut karena kita kan enggak biasa mendonorkan darah," ujar Ratri.

"Kok takut ya, enggak familiar dengan sistem penyaringan darah ini, cuma diambil plasmanya."

"Cuma RSPAD menjelaskan dengan baik dan kita dibuat mengerti tentang prosesnya, lalu akhirnya Sabtu minggu lalu kami ke RSPAD untuk diambil plasma darahnya," tambahnya.

Hal lain yang membuat Ratri akhirnya yakin adalah karena sejumlah negara yang kabarnya sukses dengan metode tersebut.

Di samping itu, ia juga melihat perkembangan penularan Virus Corona di Indonesia yang semakin meningkat.

Karena akan berdampak positif bagi penyembuhan atau setidaknya bagi penelitian vaksin Covid-19, Ratri dan keluarganya pun akhirnya yakin dan bersedia menjadi donor plasma darah.

"Tentang Covid-19 ini kan setiap hari selalu ada perkembangan baru, nah kemudian waktu kita mengatakan iya itu juga karena kita sama pihak RSPAD itu sudah semakin yakin bahwa ini bisa berguna," tutur Ratri.

"Dan di negara lain pun kita denger mereka sudah melakukan teknik ini dan bisa menyembuhkan."

"Lalu aku ya oke deh boleh, karena pasti ini dampaknya positif dan membantu penyembuhan dan penelitian vaksinnya kenapa tidak," tandasnya.

Beda Gejala Umum Virus Corona, Pilek Biasa, Influenza, hingga Alergi

Simak videonya mulai dari menit ke 05.40:

Berikut Penjelasan Metode Plasam Darah

Di kanal yang sama, Wakil Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Brigjen A Budi Sulistya, menjelaskan mekanisme terapi plasma darah sebagai satu metode penyembuhan pasien Covid-19.

Dalam uji klinis saat ini, Brigjen Budi menyebut RSPAD telah mengantongi izin penelitian dari komisi etika pelayanan penelitian kesehatan.

Wakil Kepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen A Budi Sulistya, menjelasakan mekanisme terapi plasma darah sebagai salah satau metode penyembuhan pasien Covid-19
Wakil Kepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen A Budi Sulistya, menjelasakan mekanisme terapi plasma darah sebagai salah satau metode penyembuhan pasien Covid-19 (Capture YouTube Kompas TV)

 Apakah Virus Corona yang Menempel Bisa Mati jika Terkena Sinar Matahari? Ini Penjelasan Dokter

Kini, RSPAD juga telah melakukan uji coba sampel kepada beberapa pasien Covid-19.

Namun, tahap tersebut baru sebagai uji klinis dan belum diketahui sejauh mana efektifitasnya terhadap  pasien Virus Corona.

"Kami sampaikan bahwa tim peneiliti sudah mengantongi izin etik untuk melakukan pelayanan dan penelitian," ujar Brigjen Budi dikutip dari kanal Kompas TV, Rabu (22/4/2020).

"Saat ini kami sudah melakukan beberapa proses pengambilan sampel dari beberapa donor sesuai protokol penelitian kami sudah memberikan kepada pasien," tambahnya.

Secara sederhana, metode dilakukan dengan mengambil plasama darah dari pasien sembuh Covid-19.

Plasma tersebut kemudian ditransfusikan kepada pasien yang masih terjangkit.

Brigjen A Budi Sulisty mengtakan, sejauh ini di RSPAD telah terdapat 4 pendonor mantan pasien Virus Corona yang siap diambil plasmanya.

"Saat ini sudah terkumpul 4 pendonor yang siap, dan saya menilai dari jatah yang ada yang masuk ke kami semakin banyak pasien-pasien yang sembuh dari Covid-19 ingin menjadi donor," terangnya.

"Tentu kami mempunyai kriteria inklusi, ada kriteria Donor tersebut bisa kita ambil atau tidak," tambahnya.

Meski begitu, tidak semua sampel plasma dari pasien sembuh bisa digunakan sebagai donor.

Sebelum diambil plasmanya, sampel darah tentu saja di screening telebih dahulu untuk memastikan aman dari pelbagai infeksi penyakit.

Setelah itu, barulah darah bisa diekstrak dan diambil plasmanya.

"Jadi prinsipnya hampir sama dengan donor sarah, pada awalnya kita ambil untuk dilakukan sreening untuk dilakukan pemeriksaan adanya infeksi melalui transfusi darah."

"Sehingga sapel ini benar-benar aman, nanti diperiksa untuk dipinggirkan dari HIV, HBsAG, HCV, kemudian termasuk Sifilis dan sebagainya supaya sampel ini aman."

"Setelah memenuhi kriteria baru kita melakukan pengambilan plasma, kita ambil sebanyak 200 cc plasma,"

Dijelaskan pula, plasma merupakan komponen dalam darah yang mengandung anti bodi.

Dengan mengekstrak plasmanya, maka akan diperoleh plasma yang mengandung antibodi untuk dilakukan imunisasi kepada pasien Covid-19.

"Kenapa plasma, di dalam darah itu ada banyak komponen, ada plasma, eritrosit, leukosit, nah ini di pisahkan, karena antibodi ini di plasma," terang Brigjen Budi.

"Sehingga dengan mengekstrak plasmanya itu kita memperoleh plasma yang mengandung antibodi,"  tandasnya.

(TribunWow.com/Rilo)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19RSPAD Gatot Soebroto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved